1. Treffen

1.8K 100 6
                                    

Pagi hari yang cerah ini dilalui oleh seseorang berambut pink yang memiliki paras begitu cantik. Bukan seorang gadis, melainkan seorang pemuda tampan dengan garis wajah yang begitu ayu dan juga rupawan. Bibir Semerah ceri nya terukir dalam sebuah senyuman manis, beserta tanganya yang terus menguleni sebuah adonan berserat dari tepung dan gandum. Gemeruh dari sebuah teko kecil yang mengeluarkan uap panas menandakan bahwa air yang tengah ia rebus telah mendidih.

Dengan wajah cerianya itu, ia segera mematikan kompor dan menuangkan air panas tersebut kedalam cangkir yang berisi teh dari bunga Camomile dan juga Rosemary.

Dering telepon genggam yang berada di ruang tengah mengganggu atensinya untuk sejenak. Dengan cekatan ia angkat panggilan tersebut.

"Hallo?" suara nyaringnya mewanti-wanti siapakah yang berada di sebrang sana.

"Ini kakak, Haru!"

Pemuda itu menempelkan telepon genggam itu di telinganya, tanganya masih kotor karena noda tepung.

"Kak Taehyun?!" sontak wajah itu menyala setelah mendengar suara yang ia rindukan.

"Ya. . . bagaimana kabar mu? maaf kakak baru sempat menghubungi mu lagi, kau tau pekerjaan kakak disini sangat banyak." Haru bisa mendengar suara kakak nya yang sedikit lelah itu.

"Tidak apa kak Tae, aku senang kau mau menghubungiku. Seperti biasa, aku selalu bermimpi sangat aneh setiap bangun tidur." kekeh nya ringan.

"Benarkah? jangan terlalu kau pikirkan, itu hanya mimpi Haru." ujar Taehyun.

"Hm. . . iya, aku juga sudah melupakannya." jawab Haru tanpa beban.

"Oh ya, bagaimana dengan tawaran yang kakak berikan minggu lalu?"

Taehyun menyinggung soal tawaran untuk membeli rumah yang lebih besar daripada tinggal dirumah sewa yang kecil seperti saat ini Haru tempati. Kak Taehyun bekerja sangat keras hingga mampu untuk membelikan rumah sang adik, tapi entah Haru sudah melakukanya atau belum ia ingin memastikan hal itu.

"Aku mau kak, tapi sayangnya aku belum menemukan rumah yang sesuai dengan ku. Akan ku coba untuk mencarinya lagi nanti." ujar Haru.

"Kalau begitu carilah rumah yang benar-benar nyaman untukmu tinggal ya, kakak merasa kasihan melihat adik ku ini harus tinggal di kontrakan yang begitu kecil dan kumuh seperti itu." ucap sang kakak membuat pemuda itu tersenyum haru.

"Terima kasih sudah mengkhawatirkan ku kak, aku sangat merindukan mu."

"Kapan kau akan menjenguk ku. . . ?" Haru melengkungkan bibirnya, meski hal itu tidak terlihat oleh sang kakak.

"Kakak juga merindukanmu mu Haru, sangat. Tunggu urusan kakak selesai dulu ya, nanti kakak akan kesana untuk melihat adik kecil kakak yang manis ini"

"Ish! Haru sudah besar tau!" seru Haru menggerutu sebal.

"Baiklah-baiklah. . . tapi tetap saja, kau masih adik kecil kakak yang sangat manja." tawa ringan mengudara dari tempat sang kakak.

"Terserah kau saja kak!" Haru menyentak kesal.

"Hahaha. kalau begitu kakak tutup dulu ya, ada yang harus kakak kerjakan."

"Mnn . . . baiklah, sampai jumpa kak!"

Sambungan pun terhentikan sampai disitu. Pemuda dengan nama panjang Na-Haru itu menghela nafas pelan sebelum kembali ke dapur.

Haru adalah seorang pemuda yang kini menjalani kehidupan remaja nya seorang diri. Ia memiliki satu kakak laki-laki yang saat ini tinggal di Jepang. Haru sendiri masih dalam masa pendidikanya yaitu kelas 12 akhir, di sekolahan ternama yaitu Seoul high school.

Bloody Diamond || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang