Pagi telah tiba, setelah malam penuh peluh antara Haru dan juga Jillian. Kedua orang itu masih tertidur, dengan Jillian yang memeluk tubuh telanjang Haru. Tak lama kedua kelopak mata yang terkulai itu akhirnya perlahan terbuka. Haru mengerjap pelan, ia melirik kan matanya ke atas untuk melihat wajah seseorang yang tertidur di sebelahnya.
Jillian yang terpejam dengan wajah damai, membuat Haru tak bisa menahan senyuman di bibirnya. Tangan lentik nya terulur untuk mengelus wajah tampan Jillian dengan sangat pelan karena ia tak mau mengganggunya. Namun, tetap saja sentuhan lembut itu membuat Jillian terbangun.
Pria itu membuka kedua matanya dan pandanganya langsung tertuju pada sosok cantik di depannya. Ia tersenyum tipis, lalu mendaratkan kecupan pelan di hidung si manis. Haru lantas memejamkan mata dan merasa hati nya berdebar sangat kencang.
"Apa kau sudah baik-baik saja?" Suara lembut Haru mengalun.
Jillian mengangguk sangat pelan, tangannya mengusap lembut surai merah muda Haru.
"Apa kau mencintai ku?" Tanya Haru kepada Jillian. Ia hanya ingin memastikan jika pria itu benar-benar mengatakan yang sebenarnya semalam.
"Aku sangat mencintai mu, Haru. . . " Suara parau nan berat milik Jillian berhasil membuat perut Haru tergelitik. Mendengar jawaban pria itu, Haru merasa sangat puas. Itu tanda nya Jillian benar-benar menyadari apa yang telah ia lakukan.
"Aku pun mencintai mu."
Kedua nya saling memandang dengan penuh cinta. Haru sama sekali tak melunturkan senyumannya begitu pula Jillian yang kini kekuatan sudah kembali pulih.
Disaat keduanya saling menyelami satu salam lain. Tiba-tiba raut wajah Haru berubah. Kedua alisnya nampak menyatu dan ekspresi wajah nya seperti tengah menahan sesuatu.
Entah kenapa rasanya tubuh nya sangat ingin bergerak. Haru tidak tahu apa yang terjadi padanya, ia tiba-tiba menjadi sangat agresif. Pemuda itu langsung beranjak dengan cepat menuju balkon. Memanjat pembatas dan melompat dengan gerakan secepat kilat menuju hutan. Membuat Jillian terkejut dan langsung terbangun, ia berlari menyusul Haru yang sayangnya sudah melesat terlebih dulu.
Seluruh organ dalam tubuh Haru kini rasanya bergerak tidak normal. Panas dan juga menyakitkan. Mungkin ini pertama kali ia berubah menjadi makhluk kegelapan. Seperti yang dikatakan Jillian semalam, jika Haru akan menjadi pengantinnya. Ini lah yang terjadi, tubuh manusia Haru perlahan berubah menjadi vampir seperti Jillian.
Haru berlari sangat cepat mengelilingi hutan bagaikan bayangan, jiwa liar nya seakan terbangun seperti seorang pemburu. Haru kembali lagi mendarat di balkon kamar milik Jillian. Ia memandangi kedua tangan dan tubuhnya bergantian. Tanpa malu jika sekarang ia hanya mengenakan celana dalam yang super ketat. Jillian lantas mendekat.
"Apa yang yang terjadi pada tubuh ku, Jill?" Tanya Haru dengan perasaan panik. Tubuhnya sungguh tidak nyaman.
"Jillian, aku rasanya sangat haus. . . "
"Aku ingin minum darah, Jill." Tukas Haru membuat Jillian tersentak.
Pria itu baru sadar jika semalam ia mendapat nutrisi dari darah Haru yang di hisapnya. Ia juga melakukan penyatuan dengan Haru yang dimana pemuda manis itu sekarang sudah menjadi pengantinya.
"Haru, kau sekarang sudah menjadi Slave ku." Ujar Jillian sembari tersenyum teduh.
Haru mengernyitkan kening karena tidak mengerti. Entah otak nya masih belum sadar sepenuhnya atau memang dia lupa, tapi Haru benar-benar tidak tahu.
"Kau sudah menjadi pengantin ku, dan kau di sebut sebagai Vampir Slave." Lanjut pria tampan itu.
"Ini adalah proses dimana organ tubuh mu perlahan berhenti, dan eliksir didalam tubuh mu mulai bekerja untuk mengumpulkan kekuatan mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Diamond || NOMIN
FanfictionTatanan dunia sejatinya tidak ada yang tahu. Bagaimana kita hidup dan berkembang menyesuaikan tempatnya. Bagaimana jika yang sebenarnya terjadi adalah bukan hanya manusia yang menempati planet ini? bagaimana jadinya jika kita hidup berdampingan deng...