"Kita pisah"?

488 50 4
                                    

Sesampainya dikantor, Ken langsung menuju ruangan Seokjin dengan terburu-buru.

Brakkk

Pintu dibuka dengan sedikit kasar oleh Ken, dia masuk dan menemukan Seokjin sedang sibuk dengan dokumen-dokumennya.

"Seokjin, kau apakan gadis tadi? Dia minta ganti rugi dan tanggung jawab padamu". Kata Ken dengan suara sedikit tinggi.

"Nanti". Kata Seokjin.

Ken mendelikkan matanya, bisa-bisanya Seokjin hanya merespon dengan satu kata saja.

"Kapan"? Tanya Ken.

"Kapan-kapan". Balas Seokjin.

Ken geram dengan Seokjin dan akhirnya dia pergi meninggalkan ruangan Seokjin.

Setelah kepergian Ken, Seokjin meletakkan pulpen yang dia pakai, dia berdiri dan berjalan mendekati jendela ruangannya hingga pemandangan perkotaan dapat dilihat olehnya.

Sekilas, wajah gadis yang bertabrakan dengannya terbayang dikepalanya. Entah apa yang dipikirkannya, niat baik atau jahat.

Hari terus berjalan hingga satu Minggu setelah Seokjin meminta jika putri tuan Jack jadi istrinya, hanya sementara.

"Papa, kita mau kemana? Kenapa aku pakai gaun seperti ini?.....dan... OMG! Kenapa kita kegereja, papa"? Sejak tadi, gadis itu terus bertanya, namun sang papa tidak menjawab salah satu dari pertanyaan itu.

Tuan Jack dan putrinya sudah berada didalam gereja dan mereka melihat seorang pria sedang berdiri membelakanginya dan seorang pendeta yang sibuk dengan kitab-kitabnya.

"Tuan". Sapa tuan Jack.

Laki-laki itu membalikkan tubuhnya hingga menghadap keduanya.

Seketika, kedua mata gadis itu menjadi membulat sempurna, namun beda dengan pria dihadapannya ini.

"Kau"?!! Pekik gadis itu dan berjalan mendekati pria yang sedang menatapnya.

Tuan Jack bingung terhadap reaksi putrinya, seakan-akan sudah saling kenal saja.

"Kenapa kau disini? Oh ya, kau harus ganti rugi dan tanggung jawab atas perbuatanmu kemarin". Cercanya.

Pria itu tidak menggubrisnya, dia menghadap pendeta.

"Lakukan sekarang pendeta, dan Ken, tolong vidio call nenek, agar dia dapat melihatnya". Titahnya.

"Baiklah". Kata Ken.

Gadis itu bingung dengan situasi ini, dia menatap sang papa yang berdiri dibelakangnya.

"Papa"? Tanyanya.

"Kau akan menikah dengan tuan Kim Seokjin". Kata tuan Jack membuat putrinya terkejut.

"APA"??!!! Teriaknya hingga membuat orang-orang menutup telinganya termasuk Seokjin yang berdiri di sampingnya.

"Tidak pa! Aku tidak mau menikah! Aku ingin bekerja setelah lulus kuliah, aku ingin mengejar cita-cita ku, pa"! Elaknya.

"Tolong, lakukan saja, ini demi kebaikanmu". Kata tuan Jack.

"Tidak! Ini pasti untuk keuntungan papa kan? Aku tau, perusahaan papa sedang tidak baik-baik saja kan"?

"Iya, dan tolong bantu papa". Kata tuan Jack.

"Tidak pa! Aku ti...".

"Jeon kuky"!

Gadis yang bernama kuky itu terdiam, jika papanya sudah memanggilny dengan marga keluarga, maka perintahnya tidak bisa dilawan.

"Tolong". Kata sang papa.

Akhirnya, kuky menuruti keinginan papanya untuk menikah dengan orang yang tidak dia kenal, bahkan dihari pertama mereka bertemu saja sudah berantam, apalagi sekarang, menjadi suami istri.

Keduanya menghadap kearah pendeta, kuky sesekali melirik Seokjin dengan memincingkan sebelah matanya.

"Tidak buruk juga, dia tampan dan kaya, tapi yang lebih beruntung adalah, aku akan balas dendam padanya". Pikirnya.

"Apa yang kau rencanakan? Aku melakukan ini hanya untuk membuat nenek bahagia, setelah dia sudah tiada, kita akan pisah". Kata Seokjin dengan pelan.

"Pisah? Kenapa? Aku ini cantik dan imut, apa kau tidak mau merawatku, ham"? Tanyanya.

"Tidak". Kata Seokjin tanpa menoleh pada kuky.

"Oh, okeh, terserah, aku juga tidak menyukaimu". Kata kuky dengan entengnya, itulah kenyataannya, dia tidak mencintai Seokjin, saat ini.

Ritual pernikahan sudah selesai, keduanya sudah sah menjadi suami istri. Pernikahan ini hanya dihadiri oleh tuan Jack, Ken. Ken mendatangi keduanya dan memberikan ponselnya pada Seokjin.

"Seokjin, cucuku".

Seokjin tidak menjawabnya, bahkan wajahnya seperti kurang suka. Melihat itu, kuky berinisiatif untuk menyapa wanita paruh baya itu dari saluran ponsel.

"Hallo nenek". Sapanya.

Seokjin melirik kuky yang sedang berjinjit agar bisa melihat layar ponsel Seokjin.

"Yakk, suami bisakah kau turunkan sedikit ponselnya? Aku tidak sampai". Keluh kuky.

Seokjin mengerutkan keningnya karena panggilan kuky padanya, namun dia segera menurunkan ponselnya agar gadis itu bisa melihat neneknya.

"Hallo nenek". Sapa kuky lagi.

"Ya tuhan, istri cucuku ini cantik sekali ya, nenek menyukainya".

"Ah, nenek bisa saja, nenek juga cantik".

"Mana ada, nenek sudah tua, sudah mau mati". Kata sang nenek sembari terkekeh.

"Nenek jangan bicara seperti itu, nenek pasti sembuh". Kata kuky yang terlihat sedih.

"Baiklah-baiklah, untuk cucuku yang cantik ini". Kata sang nenek.

Ken mendekati Seokjin dan berbisik.

"Sepertinya, nenek Kim sangat menyukainya, kau akan tersingkirkan olehnya". Kata Ken berbisik.

Seokjin tidak merespon, dia masih memeperhatikan kuky yang asik berbicara dengan neneknya lewat saluran ponsel.

Tuan Jack melihat putrinya yang langsung akrab dengan nenek Kim merasa bahagia. Sebenarnya, dia melakukan ini bukan hanya untuk perusahaannya saja, tapi demi kebaikan putrinya juga.

Menurutnya, Seokjin adalah pria yang bisa melindungi putrinya.

Setelah selesai, tuan Jack pamit untuk pergi, Ken kembali kekantornya sedangkan Seokjin dan kuky pulang kerumah.

Kuky tidak terkejut melihat rumah yang mewah dan mahal itu, karena dia juga mempunyainya.

"Ini kamarmu". Kata Seokjin sembari membuka pintu kamar.

Kuky berjalan memasuki kamar itu dan melihat sekelilingnya.

"Kamarmu"? Tanya kuky.

"Dilantai 2". Kata Seokjin.

"Kita pisah"?

"Kau mau tidur denganku"?

"Tidak, aku tidak mau". Tolak kuky.

"Bagus". Kata Seokjin lalu pergi.

Setelah kepergian Seokjin, kuky mulai membereskan pakaiannya dan membersihkan dirinya, kemudian istirahat.

"Ck, tidur". Gumam Seokjin ketika dia membuka pintu kamar kuky.

Seokjin masuk kedalam kamar kuky, dan tak disengaja dia melihat kuky yang tidur hanya mengunakan jubah mandi dan tanpa selimut.

Sebagian tubuhnya terekspos dengan jelas di mata Seokjin. Kulit kuky yang putih seperti susu dan jari-jari yang lentik dan berwarna pink. Sungguh indah, apalagi bagian lehernya yang jenjang dan bersih dengan rambut yang panjang tergerai.

Seokjin terpesona, namun dengan cepat dia menyadarkan kembali pikirannya dan keluar dari kamar kuky.

"Sh*t". Umpatnya.






Terima kasih.....
Papaiiiiii .......

My little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang