"Aku sudah mengingat semuanya"

370 44 2
                                    

Hari semakin larut, dan kuky masih setia menemani suaminya yang belum sadarkan diri.

"Yeobo, kapan kau akan bangun? Aku merindukanmu". Lirih kuky.

Waktu sudah menunjukkan 12 malam, dan kuky sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya. Dia tertidur di samping brankar Seokjin dengan posisi duduk dan tangan menggenggam tangan Seokjin.

"Eumgg".

Lengguhan Seokjin tidak dapat membangunkan kuky dari tidurnya yang nyenyak.

Perlahan Seokjin membuka kedua matanya dan membiasakan cahaya lampu masuk kedalam retina matanya.

Seokjin melihat kearah seseorang yang tertidur dan menggenggam tangannya. Seulas senyum terbit dari bibirnya namun sedetik kemudian...

"Arrkkkk". Erangnya dan itu membuat kuky terbangun dan terkejut.

"Yeobo! Yeobo! Kau kenapa"? Panik kuky dan dengan cepat tangannya memencet tombol merah untuk memanggil dokter.

"Arrkkkk sakitt". Erang Seokjin lagi.

Tak lama dokter masuk dan langsung memeriksa Seokjin, karen memberontak, dokter pun memberikan suntik penenang bagi Seokjin.

"Bagaimana dokter"? Tanya kuky dengan wajah khawatirnya.

"Keadaannya sudah mulai membaik dan sebentar lagi akan sadar. Tadi kami memberikan obat penenang". Jelas sang dokter.

"Terima kasih Dok". Ucap kuky.

"Sama-sama, kalau begitu saya pamit dulu". Pamit dokter lalu pergi.

Setelah peninggalan dokter, kuky kembali lagi duduk di kursi samping Seokjin. Di pandangannya wajah pucat suaminya itu dengan raut wajah sedihnya.

Beberapa menit berlalu, Seokjin mulai menunjukkan tanda-tanda kesadarannya. Kuky segera memanggil dokter agar di periksa.

"Tuan, apa yang ada rasakan"? Tanya dokter.

"Kepala saya sedikit pusing". Keluh Seokjin dengan lirih.

"Selain itu"? Tanya dokter lagi.

"Tidak ada". Jawab Seokjin.

"Baiklah jika tidak ada lagi, pusing itu karena efek dari obatnya dan sebentar lagi akan hilang". Kata sang dokter lalu pamit dari keduanya.

Seokjin bergerak hendak duduk dan kuky langsung membantunya dengan baik.

"Apa kau tidak tidur"? Tanya Seokjin kala melihat lingkaran hitam di kedua mata istrinya.

"Bagaimana aku bisa tidur, kau saja sedang sakit dan tak sadarkan diri". Jawab kuky sedikit cemberut.

"Maafkan aku". Lirih Seokjin.

"Tidak...akulah yang salah, seandainya aku tidak meminta padamu waktu itu, kau tidak akan mengalami kecelakaan". Kata kuky.

"Sudahlah, maaf, aku tidak bisa memberikan makanan yang kau pesan. Lain kali aku akan membelikannya untukmu". Kata Seokjin.

Greb

Kuky langsung memeluk Seokjin dengan nyaman namun tidak menyakiti Seokjin.

"Kenapa kau begitu baik padaku Seokjin"? Lirihnya di barengi dengan isakan kecil.

"Heyy apa yang kau katakan? Kau adalah istriku, sumber kebahagiaanku, jiwaku, jantungku, dan nafasku. Aku akan melakukan apapun itu untukmu". Kata Seokjin dengan lembut.

Kuky semakin mengeratkan pelukannya pada suaminya.

"Terima kasih, aku mencintaimu". Ujar kuky.

"Aku lebih mencintaimu". Balas Seokjin.

My little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang