"Merasa iri"

299 39 1
                                    

Tak terasa, kini usia kehamilan kuky sudah memasuki 8 bulan, dan Seokjin selalu berada di sampingnya selalu. Bahkan, dia sudah mengambil cuti demi menemani sang istri yang sebentar lagi akan melahirkan.

"Hai baby, segeralah keluar, Daddy dan mama sudah menunggumu tidak sabar". Ujar Seokjin sembari mengusap perut besar istrinya.

"Baiklah Daddy, baby akan cepat keluar dan bertemu dengan kalian". Kuky menanggapi ucapan Seokjin dengan menirukan seperti suara bayi.

Seokjin menatap wajah istrinya yang selalu tersenyum manis dengan terus menatap perutnya yang dia elus.

Seokjin tersenyum melihatnya, dia bahagia dengan menikahi gadis mungil seperti istrinya dan akan menjadi seorang Daddy sebentar lagi. Setelah dia kehilangan anak pertamanya, Seokjin tidak mau kehilangan lagi.

"Baiklah, sekarang tidur saja, hari sudah larut". Titah Seokjin.

"Yeobo"?

"Aku akan mengecek beberapa pekerjaan dulu, lalu menyusul tidur". Jawabnya.

"Baiklah, jangan terlalu lama, baby tidak mau jauh dari Daddy nya". Ujar kuky.

"Baiklah". Sahutnya.

Kuky merebahkan dirinya miring kanan, dan Seokjin membenarkan selimutnya agar sang istri tidak kedinginan.

"Apa suhunya terlalu dingin"? Tanya Seokjin.

"Tidak. Ini sudah pas". Jawab kuky.

"Baiklah, tidurlah, aku akan menyusul". Ujar Seokjin lalu pergi ke arah meja kerjanya.

Meja kerja Seokjin berada di kamarnya, semenjak usia kehamilan kuky memasuki 6 bulan, Seokjin memindahkan meja kerjanya di dalam kamar.

Seokjin mulai berkutat dengan dokumen-dokumennya dengan serius. Dan kuky, menatap suaminya yang serius dalam bekerja.

"Baby, lihatlah Daddy mu, dia serius sekali dalam bekerja. Nanti, baby harus membantu Daddy". Gumamnya lalu tak lama, kedua matanya terpejam.

Seokjin yang melihat itu hanya tersenyum manis dan dalam hatinya dia sangat bersyukur.

Satu jam sudah Seokjin berkutat dengan dokumen-dokumennya. Seokjin merenggangkan otot-ototnya kemudian membereskan meja kerjanya.

Seokjin masuk kedalam kamar mandi untuk sekedar mencuci muka. Setelahnya, dia merebahkan tubuhnya di samping sang istri dan memeluknya.

*

Pagi harinya, seperti biasa, kuky bangun lebih dulu. Hal yang pertama dia lihat adalah wajah tampan suaminya yang masih terlelap dengan damai.

Kuky selalu menganggumi ketampanan yang di miliki oleh suaminya ini. Bagaimana bisa, suaminya selalu terlihat muda saat usianya di atas 30 an.

Tangannya terulur untuk menyentuh ujung hidung suaminya. Mancung dan kokoh, itu yang dia rasakan.

"Kenapa kau sangat tampan yeobo"? Gumam kuky menganggumi ketampanan suaminya.

"Aku adalah vampir, tidak akan menua sampai kapan pun". Sahut Seokjin pelan.

Seokjin membuka kedua matanya perlahan dan melihat wajah istrinya yang sepertinya sedikit kesal.

"Kau narsis sekali". Cibir kuky.

Cup

Seokjin mencium bibir istrinya sebentar lalu menatap lagi wajah istrinya ini.

"Kenapa? Bukankah itu fakta? Aku selalu terlihat muda dan fresh. Jadi, aku tidak akan minder jika berjalan denganmu". Ujar Seokjin.

My little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang