"Aku membencimu, Seokjin"!

316 52 7
                                    

Sudah 3 hari, Kuky belum juga sadarkan diri dari komanya. Tapi itu semua tidak membuat Seokjin terpuruk, jika dia terus terpuruk maka musuhnya di luaran sana akan bahagia karena keterpurukannya.

"Tuan, ini". Menyerahkan hasil penyelidikannya kepada Seokjin.

Seokjin menerimanya dan membacanya dengan teliti tidak terlewatkan sedikit pun. Seokjin mengepalkan tangan yang bebas dari map dengan kuat, bahkan sampai terlihat kuku-kuku putihnya.

"Wanita bajing*n"!! Geram Seokjin sangat amat kesal dengan nama yang tertera di map tersebut.

"Cari dan bawa dia ke markas"!! Titah Seokjin dengan aura gelapnya. Membuat bawahannya bergidik ngeri, mereka melihat seperti tuannya sebelum kenal nyonyanya.

"Cepat"!!! Teriak Seokjin, bahkan dia tidak sadar jika di rumah sakit.

"Baik tuan, kami permisi".

Setelah kepergian anak bawahannya, Seokjin mengusap wajahnya dengan kasar dan kesal.

"Aku tak percaya kau melakukan perbuatan serendah ini! Hanya karena cinta, kau tega melakukannya. Kau telah melukai orang yang aku cintai, bahkan kau membunuh anakku yang belum lahir"!!! Ucapnya, bahkan menekan di setiap katanya.

Seokjin melihat kearah istrinya yang masih belum sadarkan diri sejak tiga hari yang lalu. Seokjin mendekatinya dan menatapnya dengan penuh kasih sayang.

"Maafkan aku. Aku akan membalaskan semuanya, tapi untuk kematiannya, aku serahkan kepadamu setelah sadar". Lirihnya.

Ceklek

Pintu terbuka dan hal pertama yang Seokjin lihat adalah tuan Jeon.

"Seokjin". Panggil tuan Jeon menghampiri menantunya dan mengusap punggungnya dengan lembut.

"Papi, aku sudah tau siapa dalang dari semua yang aku dan kuky alami". Ujar Seokjin.

"Papi juga sudah tau". Tanggap tuan Jeon.

Seokjin menatap penuh ke arah papi mertuanya dengan tatapan seakan bertanya 'kapan?'.

"Barusan, ternyata anak buah papi bekerja sama dengan anak buahmu". Ujar tuan Jeon.

"Tidak anak buahmu saja, tapi anak buah putrimu juga ". Seokjin menimpali membuat tuan Jeon terkejut tak mengerti.

"Maksudnya"?

"Putrimu sama halnya seperti ku, tentunya papai tau siapa aku. Aku baru mengetahuinya setelah anak buahku membuntutinya". Jelas Seokjin dengan tenang.

"Stt anak ini"! Kesal tuan Jeon pada putrinya karena dia tidak tau akan hal itu.

"Sejak kapan dia seperti itu? Apa dia sudah banyak membunuh orang"? Lanjut tuan Jeon.

"Sepertinya sejak dia masuk kuliah karena di bully oleh teman-temannya. Kayanya hanya satu saja yang dia bunuh". Ujar Seokjin.

"Siapa? Apa kau tau"? Tanya tuan Jeon penasaran.

"Perawat pribadi nenek Kim, dia mati karena kuky yang memutilasinya". Jawab Seokjin.

Tuan Jeon hanya menghela nafas beratnya, dia tidak percaya jika putrinya yang terlihat baik itu menjadi orang yang menyeramkan.

"Papi sudah menyuruh anak buah papi untuk menemukan wanita itu". Tuan Jeon.

"Biarkan anak buah ku saja pi, dia adalah wanita yang dulu mengejar Seokjin. Ini pasti karena urusan pribadi, biarkan aku saja". Pinta Seokjin.

"Em baiklah".

*

"Bos, sepertinya mereka tidak curiga terhadap kita".

"Bagus! Dan kalian jangan sampai ada jejak sedikit pun". Ujar Shin Hye dengan pedenya.

My little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang