"Apapun untukmu".

295 46 1
                                    

Pagi ini, kuky ikut dengan suaminya ke kantor karena dia merasa bosan dan tidak mau terus larut dalam kesedihannya.

Semua karyawan menundukkan kepalanya hormat kepada Seokjin dan kuky. Dan tentunya di balas dengan anggukan oleh Seokjin tapi tidak dengan istrinya, kuky tersenyum manis pada karyawan yang menyapanya.

Walaupun dia pernah di perlakukan buruk, tapi kuky tidak melakukannya kepada orang lain, kecuali orang itu benar-benar menganggu hidupnya.

Seokjin dan kuky menaiki lift khusus CEO dan pejabat tinggi lainnya. Seokjin merengkuh pinggang istrinya agar mendekat pada tubuhnya.

"Kenapa"? Tanya kuky.

"Tidak apa. Hanya ingin memeluk saja, apa itu tidak boleh"? Seokjin dengan sedikit merajuk.

Kuky tersenyum dan mengulurkan tangan kanannya untuk membingkai wajah Seokjin sebelah. Kuky mengusapnya dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Aku adalah milikmu, jadi kau bebas melakukan apapun terhadapku. Hanya saja, jika kau sudah bosan denganku, tolong lepaskan aku tanpa ada luka fisik. Biar hanya luka batin yang aku terima, jangan luka fisik walaupun luka batin sangat menyesakkan dan sakit". Ujar kuky dengan lembut.

Seokjin menggenggam tangan istrinya yang ada di sebelah wajahnya. Tersenyum manis dan perhatian.

"Dan aku katakan, aku...Kim Seokjin...tidak akan melepaskan mu dan tidak akan bosan denganmu. Dalam keadaan apapun dirimu, aku akan menerimanya dengan cinta yang besar. Aku tidak akan melukai batin maupun fisikmu. Justru, aku akan menjadi pelindungmu. Apa kau paham, nyonya Kim"? Ujar Seokjin dengan manis dan lembut.

"Aku tidak berharap kau akan menepati janjimu, karena semua akan berubah karena keadaan. Tapi yang aku mau, tindakkanmu dan perilaku mu terhadap diriku. Aku ingin, kau mengingat perkataan kita ini". Ujar kuky.

"Apapun tentang dirimu, akan selalu melekat di hatiku dan pikiranku".

Seokjin mendekatkan wajahnya pada wajah istrinya. Menatap bibir yang selalu menjadi candunya. Perlahan namun-

Ting

"Kita harus-".

Ucapannya terhenti ketika melihat dua sejoli sedang berciuman di dalam lift, yang pastinya mereka tau siapa orang itu.

Tiga orang di depan lift hanya diam mematung tak bergerak karena terkejut.

Seokjin melepaskan ciumannya dan membawa istrinya dalam pelukannya.

"Ayok". Ajaknya.

Namun, langkahnya terhenti ketika melihat tiga orang mematung di depan lift. Kuky malu dan bersembunyi di belakang bahu lebar suaminya.

"Kalian membuat istriku malu". Kata Seokjin dan mampu mengembalikan kesadaran ketiga orang di depannya.

"Maaf tuan, maafkan kami. Kami tidak sengaja tuan". Ujar salah satu dari mereka dengan membungkuk 180⁰ derajat.

Seokjin menarik tangan istrinya lembut dan membawanya keruangannya. Seokjin meninggalkan ketiganya yang masih membungkukkan tubuhnya.

Setelah kepergian keduanya, mereka bertiga menegapkan kembali badanya dan bernafas lega.

Hufff

"Hampir saja".

"Tapi tadi...tuan Kim dan istrinya....waw! Sangat menikmati sekali ya? Begitupun dengan kita".

Plak

"Kenapa kau memukulku"?! Sewotnya marah.

"Kalian berdua ini, jika tuan Kim dengar bagaimana? Mau di pecat"! Sewot orang yang mengeplak itu lalu pergi dan di ikuti oleh dua temannya.

*

"Duduklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Kita makan siang bersama". Titah Seokjin.

"Baru saja sampai, kau sudah berfikiran makan siang". Cibir kuky.

"Itu penting sayang. Buatlah dirimu senyaman mungkin". Ujarnya lalu duduk di kursi kebesarannya.

Kuky berdiri dari duduknya di sofa dan berjalan mendekati suaminya yang mulai sibuk  dengan laptopnya.

Kuky menundukkan badanya dan langsung menyelip masuk kedalam pangkuan sang suami, untungnya Seokjin langsung memeluk pinggang istrinya agar tidak jatuh.

Seokjin mengerutkan keningnya dengan tingkah sang istri. Menyadari kebingungan sang suami, kuky pun berkata..

"Kau bilang 'buatlah dirimu senyaman mungkin' jadi, aku duduk di pangkuanmu. Karenanya, aku nyaman". Dengan senyum manisnya.

Seokjin menganga tak percaya dengan jawaban istrinya. Kuky terkiki geli melihat ekspresi suaminya yang mangap. Kuky memasukkan sesuatu kedalam mulut suaminya.

Seokjin langsung menutup mulutnya dan hendak mengeluarkannya, namun mulutnya di bungkam oleh tangan mungil istrinya.

"Jangan di buang, itu hanya jelly. Bukankah kau suka"? Ujar kuky. Seokjin mengangguk dan lega karena istrinya tidak berbuat yang tidak-tidak.

Kuky memeluk Seokjin dan di biarkan oleh sang empu. Seokjin mulai sibuk dengan pekerjaannya dengan kuky di pangkuannya.

"Seokjin-".

Ken tak jadi melanjutkan ucapannya ketika matanya melihat adegan di depannya, bukan adegan panas namun mampu membuat hatinya panas.

"Ada apa? Kenapa tidak mengetuk pintu"? Tanya Seokjin kesal.

Ken hanya tertawa kecil dan berjalan mendekati keduanya. Kuky hendak turun, namun Seokjin menahannya agar tetap di tempat.

"Apa kau tidak mau menyuruhku untuk duduk"? Tanya Ken.

"Cepat katakan". Titah Seokjin tanpa menjawab pertanyaan Ken.

Ken mendengus kesal, namun dia tetap mengatakan apa yang mau di sampaikannya.

"Pemasaran di perusahaan cabang semakin meningkat. Kita tidak salah pilih model, dia sangat perfect". Lapor Ken.

Kuky menolehkan kepalanya menatap Ken yang berbicara dengan riang. Ken yang mendapat tatapan itu langsung tidak enak hati dan teringat perkataanya waktu itu.

"Emm nona, saya...saya ingin meminta maaf terhadap anda, karena sudah meragukan insting nona". Ujarnya.

"Jangan bicara formal, jika masih, aku tidak akan memaafkanmu". Ujarnya.

"Siapa model yang kau maksud"? Lanjutnya.

"Oh, itu. Kim Taehyung". Jawab Ken dengan riang.

"Wahh! Dia memang sangat perfect. Aku ingin bertemu dengannya". Ujar kuky tak kalah riang.

"Tapi dia sudah pergi ke cina. Karena ada pekerjaan lain". Sahut Ken karena dia sudah mendapatkan tatapan tajam dari Seokjin.

"Yahh". Kecewanya.

"Sudahlah, aku lebih perfect darinya. Ken, jika tidak ada yang ingin kau sampaikan lagi, pergilah". Usir Seokjin.

"Hah baiklah". Ujar Ken lalu pergi tanpa berdebat.

Setelah kepergian Ken, suasana cukup hening dan kuky sedang meikirkan sesuatu.

"Yeobo, siapa dalang di balik kecelakaan ku"? Tanya kuky tiba-tiba membuat Seokjin menghentikan tangannya dari keyboard komputernya.

"Kenapa"? Tanya Seokjin.

"Aku ingin memburunya". Jawab kuky.

Seokjin menundukkan kepalanya guna melihat wajah sang istri. Walaupun terbenam dadanya, dapat dia pastika jika wajah istrinya sangat marah.

"Kau mau tau"? Tanya Seokjin.

"Ya".

"Baiklah, ikut aku nanti setelah makan siang bersama". Ujar Seokjin.

"Kau tau"?

"Menemuinya. Aku sudah menangkapnya untukmu". Jawab Seokjin.

"Terima kasih". Kata kuky.

"Apapun untukmu". Seokjin.



Terima kasih.
Papaiiiiii....
💬❤️

My little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang