"Rekan kerjanya"

409 48 1
                                    

"Kenapa lama sekali berjalannya"?

Kuky menghentikan langkahnya dan menatap Seokjin dengan sinis.

"Kau bisa lihat tidak? Kakiku terkilir dan itu sakit"!

Malas mendengarkan, Seokjin memilih untuk pergi namun tak lama, dia kembali lagi dengan sebuah kursi roda.

"Naik". Pinta Seokjin.

"Ya ampun, aku tidak separah itu. Aku bisa berjalan hanya saja harus pelan-pelan". Kata kuky.

"Sudahlah, saya tidak mau terlambat kekantor. Naik atau saya tinggal"? Ancam Seokjin.

"Tinggal bilang ne...yakkk! Kutub selatan utaraaa! Pelankannn"! Teriak kuky sepanjang jalan menuju ruang nenek Kim.

Ya, Seokjin langsung mendudukkan kuky dikursi roda tanpa aba-aba dan mendorongnya kencang.

Kuky terus saja berteriak sehingga membuat beberapa orang terfokus kepada mereka. Sesampainya didepan ruang rawat nenek Kim, Seokjin menghentikannya dan kuky turun dengan nafas tersengal-sengal.

"Kau mau membunuhku ya"? Tuduh kuky.

"Belum saatnya". Kata Seokjin lalu berlalu meninggalkan kuky yang masih mematung karena perkataan Seokjin.

"Apa maksudnya"? Gumamnya.

Merasa tidak ada orang yang berjalan dibelakangnya, Seokjin pun kembali berjalan kearah kuky yang masih mematung.

"Eh, patung, cepat masuk". Kata Seokjin.

"Hah? Oh, iya". Kata kuky.

Keduanya pun berjalan berdampingan menuju beadrest nenek Kim.

"Kenapa dengan nenek"? Tanya Seokjin.

"Maaf tuan, tadi nenek Kim sempat mengalami kejang-kejang sebelum anda kemari, tuan". Kata sang suster khusus untuk merawat nenek Kim.

"Lalu bagaimana sekarang keadaannya"? Tanya Seokjin lagi.

"Tuan tenang saja, keadaannya sudah membaik, beberapa menit lagi akan sadar". Kata sang suster.

Suster itu terus memperhatikan kuky yang berdiri disamping Seokjin.

"Siapa gadis yang berdiri disamping tuan Seokjin"? Gumamnya pelan.

"Kau mengatakan sesuatu"?

"Ah, tidak tuan, hanya saja, saya penasaran dengan gadis yang disamping tuan Seokjin". Kata sang suster.

Seokjin melirik kuky yang tengah meliriknya juga.

"Dia is...".

"Rekan kerjanya". Potong kuky.

Seokjin mengernyitkan keningnya karena heran, kenapa kuky berkata seperti itu.

"Kebetulan saya sedang menjenguk saudara saya dan bertemu dengan tuan Kim, karena tuan Kim ingin menjenguk neneknya, maka saya ikut untuk menjenguknya". Jelas kuky.

"Oh seperti itu, maaf jika lancang bertanya". Kata sang suster merasa tidak enak hati.

"Tidak masalah, siapa namamu"? Tanya kuky.

"Na-ni". Katanya.

"Jeon kuky". Balas kuky.

Cukup hening sejenak, Seokjin melirik Na-ni yang masih berdiri disampingnya, apa dia tidak mau pergi? Itu pikirnya.

"Kau tidak keluar"? Tanya Seokjin dan membuat 2 wanita itu menatap Seokjin.

Kuky yang melihat Na-ni tidak ada pergerakan, dia pun berinisiatif untuk keluar. Dia pikir, Seokjin menyuruhnya keluar karena Seokjin tidak melihat salah satu dari mereka.

My little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang