8. Her Ideal Type

770 106 6
                                    

Julian sudah selesai membaca ringkasan skenario film yang berjudul Fiksi. Ya, film ini tentang seorang detektif yang berdedikasi tinggi dan penyelidikannya adalah tentang pembunuhan berantai 8 siswi SMA. Di negara fiktif tersebut, pelakunya diduga adalah anak presiden. Sang detektif ditemani oleh seorang polwan yang merupakan asistennya. Bersama mereka berusaha menguak kasus ini, mencari bukti-bukti, dan mencari cara agar si anak presiden bisa dihukum secara tegas.

"Keren banget ini ceritanya, Bey. Aku mau banget main film ini."

"Ya udah, bilang agency lo kalo lo mau main film ini. Bilang Hartoyo Entertainment siap biayain, nanti kita kirim surat resmi ke agency lo."

"Beneran ini, Bey?"

"Tolong dipahami, ya, keluarga Hartoyo nggak pernah ingkar janji. Buat kita, harga diri itu yang paling penting. Kalau kata-kata kita nggak bisa dipegang, dari dulu usaha kita pasti banyak halangan."

"Iya, iya, duh, galaknya."

"Kalo sukanya cewek menye-menye jangan deket-deket sama gue, Yan."

"Nggak pernah bilang suka cewek menye-menye."

"Hem," kata Bianca tak fokus, dia sedang me-whatsapp direktur Hartoyo Entertainment untuk mengirim surat ke Supersonic Agency, terkait film Fiksi tersebut, dan meminta Julian untuk membintangi film itu, serta janji bahwa perusahaan mereka yang akan memproduksinya. 

"Cewek lain tuh biasanya bakal langsung nanya tipe cewekku kayak gimana, Bey."

Bianca meletakkan hpnya di meja, lalu menaikkan alisnya, "Narsis lo itu, Yan, kurang-kurangin, tolong."

"Ya udah, aku aja yang nanya, tipe cowok idaman kamu itu kayak gimana, sih, Bey? Kayaknya mantan-mantan kamu orangnya beda-beda tipe semua."

Bianca memiringkan kepalanya, bingung dengan pertanyaan Julian. 

"Emangnya buat apa lo pengen tahu, Yan?"

"Aku penasaran."

Bianca terdiam, mengetuk-ngetukkan kukunya yang dimanicure cantik di atas meja. 

"Gue suka cowok yang punya passion atas kerjaannya. He has to be good in what he does, and pursues it tirelessly. Felix itu model terkenal. Andrew itu makelar real estate yang sukses (Andrew itu mantannya Bianca waktu di NYU,) dan William itu......"

"Pemain biola yang jago?"

William itu pacar pertama Bianca di SMA dulu.

"Iya."

Orang yang passionate sama kerjanya. Oke, Bey, aku bakal kerja lebih giat lagi, biar kamu sadar sama keberadaanku, kata Julian dalam hati.

"Oke. Lo kan udah baca ringkasan filmnya, udah makan juga. Sekarang lo pulang aja, ya? Gue ada meeting pagi besok."

"Yah, diusir dong, sama tunangan sendiri."

"Nggak usah sok mesra. Lo juga pasti syuting kan, besok? Mending kita istirahat sekarang."

"Kalo kita nanti udah tinggal serumah, kamu nggak bisa ngusir aku lagi lho, Bey."

"Nggak apa-apa. Ada teknologi yang namanya kunci pintu kamar," respon Bianca dengan senyum manisnya yang dibarengi dengan tatapan tajam.

Walau katanya benci dengan Julian, Bianca tetap berjalan bersama Julian sampai pintu depan mansionnya yang luas itu. Lagi-lagi, ini masalah etika.

"Kamu apa bisa, tinggal di apartemen itu, Bey?"

"Emangnya kenapa?"

"Ya....apartemen itu luas banget buat orang biasa. Tapi buat kamu yang biasa tinggal di mansion segede Jakarta ini, takutnya kamu berasa sempit."

The Idol's Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang