22. A Language That She Likes

690 105 10
                                    

Sebelum tidur, Bianca mengirim whatsapp ke Bunda:

Bianca: Bun, besok aku ke mansion ya? Mau ngomong. Penting.
Bunda: gak bisa. Bunda lagi di Papua.
Bianca: hah? Ngapain???
Bunda: baksos di desa tertinggal.
Bianca: baliknya kapan?
Bunda: dua minggu lagi.
Bianca: buset, gak sekalian dua tahun lagi, Bun?
Bunda: oh ya udah, dua tahun lagi. Sekalian bunda manage kontraktor bangun aspal, buka toko serba ada, sewain mesin pertanian, apa lagi ya?
Bianca: ditunggu dua minggu lagi.
Bunda: kenapa? Kalo urgent bilang aja langsung di sini.
Bianca: nggak. Butuh ngomong langsung sama Bunda.
Bunda: ada masalah?
Bianca: ada.
Bunda: kenapa? Kalo urgent Bunda panggil jet pribadi terus balik besok.
Bianca: bukan situasi darurat.
Bunda: Julian jahat sama kamu?
Bianca: dia terlalu baik. Aku jadi pusing.
Bunda: hehehe
Bianca: nggak usah ngetawain aku!
Bunda: punya suami baik itu dinikmatiiii! Kasih Bunda cucu, dong!

Bianca tak membalas lagi.

**********************************

Julian sarapan sambil senyum-senyum, karena dibelikan bubur ayam oleh Bey.

"Makasih ya, es teh manisnya enak."

"Dibikinin es teh manis kayak dibikinin tumpeng, kamu, tuh."

"Aku emang seneng. Masa nggak boleh seneng?"

"Terserah."

Julian tersenyum sambil mengulum sendok.

"Ini lunch kamu. Dimakan, ya."

Bianca menunjuk lunch bag yang sudah dia siapkan. Ada dua. Satu buat dirinya, satu untuk Julian.

"Chef Benny masak apa?"

"Opor ayam sama sayur bayem."

"Nice. Wah, jadi menu lunch box kita sama ya?"

Bianca mengangguk.

"Awww, serasa pacaran di SMA."

Tak menjawab hal itu, Bianca lalu meletakkan satu tiket "Telling Secrets" yang diberikan Julian di pesawat.

"Kamu katanya mau cerita. Ayo cerita tentang kamu dan Julia."

"Tentang Julia terakhir aja, ya?"

"Nggak, sekarang. Aku maunya denger sekarang."

"Aku yang males. Bahas dia selalu bikin moodku jelek. Kamu mau hariku jadi jelek?"

Bianca menghela napas.

"Kalo bukan tentang Julia, kamu bikin kayak gini buat apa?"

"Aku punya banyak rahasia."

Mata Bianca menyipit dengan penuh perhitungan, "Ini tentang semua mantan kamu, ya? Kamu mau cerita siapa aja, gitu?"

Julian terkekeh.

"Bukan."

"Jadi apa? Cepetan, aku pengen denger! Nggak cerita, nggak boleh pergi ke luar rumah!"

".........kamu pikir dikurung sama kamu itu hukuman buat aku? Itu sih anugerah, Bey, namanya."

Bey merasa wajahnya memanas lagi. 

Shit, this guy really has a way with words. 

"Stop. Cerita. Sekarang."

"Oke."

"Apaan sih, Julian, aku nungguin ini!"

"Aku......kursus Bahasa Inggris. Biar bisa ngobrol sama kamu pakai bahasa Inggris."

Mata Bianca melebar.

"Hah? Kamu belajar bahasa Inggris buat ngobrol sama aku???"

"Iya."

The Idol's Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang