16. Hello, NYU

710 89 12
                                    

Mereka berdiam diri di mobil, mendadak awkward lagi karena tadi berciuman.

Kembali ke apartemen, Julian tak tahan lagi lalu berkata, "Maaf ya, Bey, kalo udah bikin kamu nggak nyaman. Tadi aku nyium kamu gitu aja."

"Nggak apa-apa. Tadi banyak yang nyorakin, kan? Pasti kamu tadi pengen cepet beres aja, makanya nyium aku."

Bianca langsung berjalan ke kamarnya untuk ganti baju.

"I didn't kiss you because people cheered for us. I'd kiss you everyday if you let me."

Ada banyak momen sejak menikah dengan Julian di mana Bianca ingin lari. Saat itu jelas salah satunya.

"Kamu boleh marah sama aku, Bey, aku tiba-tiba nyium kamu di tempat umum."

"Yan. Calm down, it's just a kiss."

Julian terdiam.

"Udah ya? We're ok. See you tomorrow at breakfast."

Bianca berbalik lagi.

"It wasn't just a kiss for me. It was huge."

Duh, Tuhan. Boleh nggak sih majuin aja momen ini? Aku rasanya nggak sanggup, pikir Bianca.

Lalu, seperti suara ibunya, di kepalanya bergaung, "Keluarga Hartoyo pantang lari dari masalah."

Bianca meringis, lalu berbalik.

Apapun yang Julian bilang, dia tidak akan mati hanya karena kata-kata, Bianca meyakinkan dirinya.

"Kamu cantik, Bey. Kamu sexy. Dan tinggal serumah sama kamu bikin aku pengen menyentuh kamu."

Napas, Bianca bilang pada dirinya sendiri. Napas. Ini bukan saatnya untuk kumat asma kamu.

Masalahnya Julian berjalan menghampirinya dan rasanya Bianca ingin bilang "Timeout, aku nggak kuat!!!"

Tapi Bianca diam saja, memegang tas Hermes Kellynya keras-keras, sampai dia takut pegangannya lepas.

"Aku..... Cuma butuh sedikit jujur, soalnya kadang--kadang Bey, jantungku rasanya mau meledak di dekat kamu."

Tatapan Julian membuat Bianca merasa jantungnya juga berdetak lebih cepat.

Julian meraih satu tangan Bianca yang terkepal kencang di satu sisi tubuhnya.

Tangan Julian menggenggam tangan Bianca dengan teramat lembut, seolah dia takut Bianca akan pecah berantakan kalau tangannya diremas.

"Kamu marah?"

Percuma Bey, piala lomba debat sama pidato kamu, sekarang aja nggak ngomong!!!

Bianca benci betapa dirinya hanya sanggup menggeleng.

"Aku sebetulnya nggak mau minta maaf," Julian mengaku. "It was the best kiss I ever had."

Sumpah, Bianca merasa sulit bernapas.

"Because it was with you."

WTF JULIAN LO BELAJAR NGOMONG KAYAK GINI DI MANA SIH???

"I'm ok. Udah ya? Calm down."

"Please, Bey, don't let it be our last kiss."

"Nggak kok. Tapi jangan sekarang ya? I need more time."

Julian berkedip.

"Oh. Ok."

Bianca langsung buru-buru masuk ke kamarnya.

Dia bersandar di pintu karena merasa kakinya lemas.

Julian astagaaaa, bahaya banget lo jadi orang!

Wait.

The Idol's Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang