9. The Wedding Day

821 94 5
                                    

Akhirnya wedding day mereka tiba. Bianca merasa hidupnya mirip sinetron, tak masuk akal dan lucu. Bahkan setelah memakai gaun pengantin dengan semua pernak-perniknya, dia malah jadi berkaca dan menertawai nasibnya sendiri.

"Bey, ini lo serius? Lo beneran mau nikah sama Julian demi warisan lo?"

Antara ingin marah, menangis dan tertawa terbahak-bahak campur jadi satu.

Bunda masuk ke kamar Bianca dan memandangi anaknya yang sudah cantik selayaknya pengantin. Sayangnya, yang terpancar di wajah Bianca adalah amarah.

"Bunda bener, aku harus nikah sama Julian? Nggak ada jalan lain, Bun?"

"Nggak ada."

Jadilah Bianca tertawa sambil meneteskan air mata. Sungguh lawak hidupnya. Menikah paksa tak pernah ada dalam bayangannya.

"Kamu harus tahu, Bey, Bunda kayak gini karena yakin Julian laki-laki yang tepat buat kamu. Dia baik, dia kaya karena kerja kerasnya sendiri, dan dia hidupnya bersih."

"Bersih, bersih apa sih Bun? Bunda gak tahu apa dia playboy?"

"Nggak semua yang diberitain di internet itu benar, Sayang."

"Bun, Julian itu beda sama karakternya di sinetron!"

"Kamu tahu dari mana?"

"Aku tahu!"

"Menurut Bunda, kamu itu udah punya prasangka jelek sama Julian. Coba kenali dia dengan objektif, Bey. Dia gak seburuk bayangan kamu."

"Bunda kenapa sih, yakin banget dia baik?"

"Karena Bunda percaya kata-kata Julian."

"Emang Bunda pernah ngobrol sama Julian?"

"Iya. Sebelum Bunda putusin nikahin kalian, Bunda beberapa kali ngobrol serius sama Julian."

"Bun, dia cuma mau uangnya Bianca!"

"Uang nggak bisa dibawa mati, Bey. Kalo bisa buat meningkatkan derajat suami kamu, ya kenapa nggak?"

"Bunda nggak mikir kalo aku menderita gimana?"

"Hidupnya Bianca Mahadewi Hartoyo gak mungkin berantakan. Kalau memang Bunda salah, cerai aja dua tahun lagi. Bunda yakin kamu pasti bangkit dengan cepat."

"Bunda sadar gak sih, Bunda taruhan sama hidup anak Bunda sendiri?"

"Sadar. Dan Bunda belum pernah kalah waktu spekulasi. Kenapa? Karena Bunda udah riset dulu. Selalu."

Bianca sudah kehabisan kata-kata.

"Bunda kasih kamu waktu setengah jam. Setelah itu, kamu harus muncul di taman belakang. Julian dan orangtuanya nungguin kamu. Kamu sendiri ya, yang milih mau tetep dapat warisan keluarga dengan nikah sama Julian selama setidaknya dua tahun. Turun dan penuhi janji kamu. Inget--"

"Keluarga Hartoyo nggak pernah ingkar janji. Iya Bun, aku tahu. Sekarang Bunda pergi aja. Aku butuh waktu sendiri."

**********************************

Bianca menghabiskan 10 menit untuk menangis. 10 menit berdoa pada Tuhan minta kekuatan menghadapi cobaan. Dan 10 menit merapikan makeup dibantu MUA.

Ketika dia turun ke taman belakang mansionnya yang seindah halaman istana di Eropa, semua yang hadir terkagum-kagum dengan aura ratu semilyar dollarnya.

Bukannya melebih-lebihkan, tapi Bianca memang seanggun itu.

Yang hadir hanya orangtua Julian dan Bianca, kakak Julian yang bernama Jessica, Markus dan Cecilia, lawyer mereka, Bu Zahra dan Pak James, sang penghulu, dan juga tim fotografer yang hanya lima orang.

The Idol's Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang