21. Sweet Treatment

803 99 12
                                    

Perjalanan pulang ke Jakarta kali ini berlangsung dengan aman. Julian merekam video saat dia makan, katanya mau membuat video "everything I ate on the way to Jakarta."

"Aku biasa upload konten di sosmedku seminggu sekali, biar fansku nggak lupa sama aku."

"Nggak mungkin lupa lah, kan ada sinetron kamu yang masih tayang lima hari seminggu."

"Tetep aja, upload konten rutin itu perlu."

Penerbangan ke Jakarta dari New York butuh 21,5 jam, belum lagi transitnya. 

Julian makan steak untuk lunch, sementara Bianca beef teriyaki bento. 

Malamnya, Julian makan spaghetti, dan Bianca makan fetuccini. 

Ada juga snacks yang mereka makan, puding dan keripik kentang. 

Mereka transit di Tokyo, dan makan sushi sambil menunggu boarding lagi.

Bianca melihat-lihat beberapa toko di Narita Airport. 

Kembali di pesawat, Julian makan mie instan dan Bey memandang dengan sangat ingin. 

"Kamu nggak boleh, nanti asmanya kumat."

Bianca memang harus menjauhi MSG.

"Kok tahu aku nggak bisa MSG?"

Julian tersenyum. 

"Aku tahu banyak tentang kamu."

"Aku nggak tahu apa-apa tentang kamu."

"Iya, nanti pulang aku kasih tahu pelan-pelan."

"Apa yang musti dikasih tahu pelan-pelan?"

"Banyak, Sayang."

Mata Bianca melebar. 

"Kenapa, aku masih nggak boleh manggil Sayang?"

"Nggak usahlah Sayang-Sayang. Aneh."

Lebih tepatnya jantung gue yang nggak kuat, Yan.

"Terus aku manggil Sayang ke siapa, kalo bukan ke kamu?"

"Ya nggak usah ada yang dipanggil Sayang."

Julian sudah selesai makan mie instannya, lalu menoleh ke Bianca yang sedang agak cemberut.

"Tahu nggak, Bey?"

"Apaan?"

"Kamu kalo marah gemesin deh."

"Julian! Flirty banget sih, buat apa?"

"Biar kamu suka juga sama aku dong, apa lagi?"

"Emang kenapa, kamu suka sama aku?"

"Iya. Aku suka sama kamu dari jaman Majapahit."

Bianca terdiam. "Ini bercanda apa serius, sih?"

Julian mengambil sebuah amplop dari tasnya. 

"Aku udah print ini dari sebelum berangkat. Tapi kayaknya baru pas momennya sekarang buat kasih kamu."

Dia menyerahkan amplopnya ke Bianca.

"Apa ini?" tanya Bianca sambil membukanya. 

Isinya 10 lembar kertas seukuran tiket konser. Tulisannya, "Telling Secrets Ticket."

"Kamu kukasih 10 tiket, Bey, buat tahu 10 rahasiaku."

"........maksudnya kamu pengen cerita tentang diri kamu?"

"100 buat Kakak Bianca," Julian lantas mengambil tiketnya satu.

"Hari ini aku kasih tahu satu." 

Bianca menunggu. 

The Idol's Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang