17. His Image

690 100 17
                                    

Cobaan emang selalu ada, ya, Bey? Misalnya, ketemu mantan pas lagi jalan sama suami.

Bianca kesal, tapi tak tahu harus marah pada siapa. 

"Yeah, I'm here. Hi, Andrew. This is Julian, my husband."

"Hi, I'm Julian."

"Wait, what? You got married? Why is this my first time hearing this?"

"It's a private event."

"Wow, that's so unlike you."

"Is it?" Bianca bertanya, malas. 

"So, been two years. You've never dropped a line. How's life?"

"Life's been great."

"Yeah? What are you up to?"

"I'm running an agency."

"What kind of agency?"

"Agency of artists."

"I see. Thought you'd continue the family's holding."

"That's still a few years away."

"Nice. Look, I'm holding a party at a club tonight. Would you like to drop by?"

"I don't think so. We have other plans."

"Pity. Guess I'll see you when I see you?"

"Yup. Ok, bye!"

Mereka lalu melambai pada staf administrasi NYU yang sedari tadi menonton percakapan mereka, sebelum berjalan ke luar gedung. 

Dengan jengkel, Bianca berjalan cepat, tak bicara dengan Julian. Namun tiba-tiba pinggangnya ditarik, lalu dia bertabrakan dengan tubuh Julian yang padat. 

"Lihat-lihat, dong, Bey. Hampir kamu ketabrak orang yang lagi dorong kios mereka."

Bianca menengok. Benar saja. Tanpa sadar, dia berjalan ke area di mana ada banyak food truck, dan dia tidak melihat kalau dia hampir saja menabrak satu di antaranya.

"Se bad mood itu ketemu lagi sama Andrew?"

"Iya. Kesel banget, aku jadi inget lagi sama dia!"

"Putusnya pasti nggak baik-baik."

"Emang ada, Yan, putus baik-baik?"

"Katanya sih ada, tapi aku belom pernah ngalamin."

"Tuh kan."

"Mau ngapain, to make you feel better?"

Bianca memandang ke sekitar.

"Kok ditanya malah diem?"

"...........mau nonton film nggak, Yan?"

"Mau."

"Lunchnya sekalian di bioskop aja sebelum nonton, gimana?"

"Oke."

Bianca terkekeh.

"Kok jadi ketawa?"

"Kamu ini, mau-an banget. Sekali-sekali ngebantah aku, kek."

"Lho, aku ngapain aja boleh, asal bareng kamu."

Berdiri di tengah jalanan Manhattan yang sibuk, di depan Julian, sang aktor tampan yang katanya pacar idaman nasional, Bianca agak merasa ini semua seperti tak nyata. 

Apalagi bahwa Julian ini seolah hari-harinya hanya berisi tentang menyenangkan dirinya. Beda sekali dengan mantan-mantannya yang self-oriented. 

Dulu, Bianca yang selalu beradaptasi dengan mantannya. 

The Idol's Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang