28. His Codes

830 120 12
                                    

Author's Note:

Yang sabar ya baca chapter ini 🤣🤣🤣

Mainin emosi lagi soalnya.

Kalo kalian aja capek terharu, apalagi Bianca?

Bianca, yang kuat yaaa.

**********************************

Karena kemarinnya Julian memberitahu 3 rahasia sekaligus, jadi tiket Telling Secrets tinggal tersisa dua.

Dia bertanya, Bianca memilih break tiga hari, atau lanjut terus.

Karena Bianca tahu dia pasti dibuat emosional dan mellow lagi, dia minta break tiga hari.

Tiga hari mereka manis, dengan Julian yang selalu menjemputnya sepulang kantor, nonton film yang diperankannya di malam hari, bahkan Bianca sempat diajari masak nasi dan nasi goreng oleh Julian.

Malamnya, mereka tidur bersama di kamar Bianca. Sebetulnya lantai dua apartemen penthouse mereka sangat sia-sia. Harga boleh selangit, tapi Julian lebih banyak menghabiskan waktu di lantai satu sejak awal.

Bianca sendiri belajar untuk berdamai dengan rasa jatuh cinta yang sedang menyelimutinya. Mengakui perasaannya sendiri, dan berusaha untuk tidak mengingkari lagi, kalau Julian memang orang yang pantas untuk dikasihi.

**********************************

Setelah lewat tiga hari, Bianca memberi satu lagi tiket Telling Secrets. Saat itu sedang weekend, yaitu hari Sabtu. Bianca tak ada jadwal kerja, begitupun Julian, yang seminggu belakangan sibuk latihan fisik untuk film barunya dan sempat melakukan beberapa wawancara dengan media.

"Kamu mau ngagetin aku dengan cara apalagi hari ini?"

"Siap-siap."

"Apa, Yan?"

"Aku ngasih banyak kode di wawancara aku tentang kamu. Aku berharap suatu hari kita bisa bersama, dan aku pengen kamu nonton video wawancara aku yang lama."

"Kode?"

"Iya. Aku udah siapin youtube playlistnya. Mau nonton, nggak?"

"Mau."

Mereka sama-sama duduk di ruang TV lantai satu penthouse mereka, menonton playlist Julian.

Yang pertama adalah wawancaranya di filmnya yang pertama, saat masih berumur sembilan belas tahun. Kala itu, filmnya adalah tentang persaingan dua gadis cantik untuk jadi Best Actress, di mana Julian berperan jadi tokoh yang merupakan penggemar berat tokoh antagonis.

Pewawancara bertanya, "Gimana nih, Julian? Di dunia nyata, tipe kamu itu Clarissa yang baik hati dan pemaaf, atau Anastasia yang ambisius dan menghalalkan segala cara?"

"Hm.....tipeku itu kayak Anastasia yang ambisius. Karena cewek yang punya cita-cita pasti itu menurutku keren banget."

"Tapi Anastasia kan jahat?"

"Nggak semua cewek ambisius itu jahat, kok. Tipeku yang ambisius tapi baik, hehe."

Bianca melirik Julian. 

"Emangnya itu tentang aku?"

"Iyalah, siapa lagi?"

"Aku ambisius tapi baik?"

"Iya. Kurang ambisius apalagi, kamu? Ketua kelas di SMA tiga tahun. Ketua OSIS. Ketua Debate Club. Bahkan Ketua Cheerleaders juga. Udah gitu, ranking satu terus."

"Keluarga Hartoyo nggak bisa lebih rendah dari ranking satu," kata Bianca datar.

"Kamu itu tidur nggak sih, Bey, waktu SMA? Kayaknya kamu sambil makan juga dulu ada aja yang dikerjain. Bikin PR lah, bikin proposal OSIS lah, periksa laporan keuangannya Baksos. Pokoknya nggak pernah santai kamu tuh dulu."

The Idol's Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang