◑ ━━━━━ Selamat Membaca ━━━━━ ◐ »»-----------¤-----------««
Saat malam mulai menyelimuti kota, keheningan menyelimuti apartemen. Di kamarnya, Taeyong duduk di tempat tidurnya sambil memeluk boneka kecil di dadanya. Air mata mengalir di wajahnya, membasahi kain lembut mainan itu. Dia berharap malam ini akan membuat mereka lebih dekat, bahwa Jaehyun akan membalas perasaannya dan mereka bisa memulai babak baru bersama. Sebaliknya, kenyataan penolakan Jaehyun sangat membebani hatinya.
Ruangan itu remang-remang, cahaya lembut lampu samping tempat tidur menimbulkan bayangan panjang di dinding. Pikiran Taeyong mengulang percakapan mereka berulang kali, setiap kata dari Jaehyun menusuk lebih dalam dari yang terakhir. Dia menginginkan lebih dari sekedar hubungan asmara biasa. Dia menginginkan cinta.
"Kenapa aku tidak cukup?"Taeyong berbisik pada dirinya sendiri sambil memegangi boneka itu lebih erat. Dadanya terasa sakit karena cinta tak berbalas, dan dia membenamkan wajahnya ke dalam boneka itu, berusaha meredam suara isak tangisnya.
Untuk saat ini, yang bisa dia lakukan hanyalah membiarkan air matanya jatuh dan mempertahankan kenyamanan kecil yang dia miliki, berharap hari esok akan membawa lebih banyak kejelasan dan sedikit mengurangi sakit hati.
Taeyong duduk di pojok kamarnya, memandangi langit-langit dengan tatapan kosong. Kesedihan dari penolakan Jaehyun masih membekas di hatinya, namun pikirannya kini mulai mengembara ke seseorang lain-Mingyu. Ia teringat saat Mingyu mengungkapkan perasaannya beberapa bulan lalu.
Dia memikirkan Mingyu dan semua yang telah terjadi di antara mereka. Rasa bersalah mulai menguasai hatinya.
"Apa yang sedang kamu lakukan sekarang, Mingyu? Apakah kamu sakit hati karena aku tidak bisa membalas cintamu seperti yang kamu harapkan?"
Oscar bergerak di sampingnya, menggosokkan kepala ke tangan Taeyong seakan memberikan dukungan. Taeyong mengelus bulu Oscar dengan lembut, mencoba menemukan sedikit ketenangan dalam kehangatan kucingnya.
"Besok, aku harus berbicara dengan Mingyu. Aku tidak ingin dia terus terluka karena kebingunganku."
Keesokan harinya, Taeyong bangun dengan perasaan campur aduk. Setelah bersiap-siap, dia duduk sebentar di meja makan, memandangi teleponnya.
"Aku harus melakukannya. Aku harus berbicara dengan Mingyu."
Dengan tekad itu, dia mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Mingyu.
𝐘𝐨𝐮
Hai, Mingyu.
Bisakah kita bertemu hari ini?
Aku ingin bicara denganmu.Tidak butuh waktu lama bagi Mingyu untuk membalas.
𝐌𝐢𝐧𝐠𝐲𝐮🐣
Pagi cantik.
Tentu, kapan dan di mana?"𝐘𝐨𝐮
Baimana kalau kita bertemu di kafe SN jam 2 siang?"𝐌𝐢𝐧𝐠𝐲𝐮🐣
Baik, sampai nanti.Setelah mengirim pesan, Taeyong merasa sedikit lega tapi juga gugup. Dia tahu percakapan ini tidak akan mudah.
Pukul 2 siang, Taeyong tiba di kafe SN. Dia melihat Mingyu sudah duduk di salah satu meja, menunggu dengan senyum ramah seperti biasanya. Taeyong menghampirinya dan duduk di hadapannya.
"Hai"
"Hai, Mingyu"
"Kamu bilang ada yang ingin kamu bicarakan?"
Taeyong menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya.
"Iya, Mingyu. Aku ingin berbicara jujur denganmu tentang perasaan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
the boy is mine🔞
Fanfiction"Kamu tahu, Ten, aku sepertinya menyukai Jaehyun, aku jatuh cinta padanya" "Taeyong, sejujurnya, aku juga menyukainya. Aku tidak pernah berpikir ini akan terjadi, tapi aku merasa tertarik padanya." ! Mature content! ! Adult content! ! Jaedo! ! JaeT...