Love on the floor

163 17 0
                                    

Hari-hari berlalu, rutinitas pekerjaan kembali menyita waktu dan perhatian mereka. Meskipun mereka berusaha untuk tetap terhubung, kesibukan masing-masing membuat mereka sering merasa berjarak. Jaehyun sibuk dengan proyek arsitekturnya, sementara Taeyong tenggelam dalam dunia sastra, mengejar tenggat waktu penulisan dan menghadiri berbagai acara literasi.

Suatu hari, Taeyong menerima email yang membuatnya terdiam sejenak. Itu adalah tawaran kerja di luar negeri—sebuah kesempatan emas yang sulit ditolak. Tawaran tersebut datang dari sebuah penerbit besar di Eropa yang tertarik untuk menerbitkan karyanya dan mengajaknya untuk bekerja sama dalam proyek-proyek besar lainnya.

Malam itu, Taeyong dan Jaehyun duduk bersama di ruang tamu. Taeyong mengambil napas dalam-dalam sebelum membuka percakapan.

"Jae, ada sesuatu yang perlu kita bicarakan," kata Taeyong dengan nada serius.

Jaehyun yang sedang membaca dokumen proyeknya, mengalihkan pandangan dari kertas-kertas di tangannya. "Apa itu, Yong? Kau terlihat serius."

Taeyong mengulurkan tangan, menunjukkan email di ponselnya. "Aku mendapatkan tawaran kerja di luar negeri. Ini kesempatan besar untuk karirku."

Jaehyun membaca email itu dengan seksama. Wajahnya berubah, tampak ada campuran perasaan antara bangga dan cemas.

"Ini...luar biasa, Yong. Ini kesempatan yang luar biasa untukmu."

Taeyong tersenyum lemah. "Tapi itu berarti kita harus berjauhan. Aku tidak tahu bagaimana kita akan mengatasi ini."

Jaehyun menarik napas panjang, mencoba menenangkan hatinya yang mulai gelisah. "Aku tahu ini penting untukmu. Ini impianmu, dan aku tidak ingin menjadi penghalang."

"Tapi bagaimana dengan kita?" tanya Taeyong, matanya penuh kekhawatiran. "Aku tidak ingin kita berjarak lebih jauh lagi."

Jaehyun meraih tangan Taeyong, menggenggamnya erat. "Kita sudah melalui banyak hal bersama. Aku yakin kita bisa melewati ini juga. Teknologi ada, kita bisa tetap terhubung. Dan aku bisa mengunjungimu, atau kau bisa pulang sesekali."

Taeyong menunduk, merasa sedikit lega tapi masih ada keraguan di hatinya. "Aku takut, Jae. Takut kehilanganmu."

Jaehyun mengangkat dagu Taeyong, menatap matanya dalam-dalam. "Kau tidak akan kehilangan aku. Cinta kita cukup kuat untuk melewati ini. Aku percaya pada kita, dan aku percaya padamu."

Mereka berdua berpelukan erat, merasakan kehangatan dan kenyamanan dari satu sama lain. Meski ada kekhawatiran dan ketidakpastian, mereka tahu bahwa cinta mereka akan selalu menjadi fondasi yang kuat.

"Jadi, kau akan menerima tawaran itu?" tanya Jaehyun, dengan senyum mendukung.

Taeyong mengangguk pelan. "Ya, aku akan menerimanya. Tapi aku janji, kita akan membuat ini berhasil."

Jaehyun mencium kening Taeyong dengan lembut. "Aku akan selalu mendukungmu, apa pun yang terjadi. Kau adalah cintaku, dan tidak ada yang bisa mengubah itu."

Dengan tekad dan keyakinan baru, mereka berdua memutuskan untuk menghadapi tantangan ini bersama-sama. Meskipun ada jarak fisik yang harus mereka hadapi, cinta dan komitmen mereka akan menjadi jembatan yang menghubungkan hati mereka. Hari-hari mendatang mungkin tidak akan mudah, tapi dengan saling mendukung dan mengasihi, mereka yakin bisa melewati semuanya.

Selama minggu-minggu berikutnya, mereka mempersiapkan diri untuk perpisahan sementara. Taeyong sibuk mengurus segala kebutuhan untuk keberangkatannya, sementara Jaehyun membantu dengan cara apa pun yang bisa. Mereka menghabiskan waktu bersama sebanyak mungkin, mengisi setiap momen dengan kenangan indah yang akan menjadi bekal saat mereka berjauhan nanti.

the boy is mine🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang