Obat Perangsang

133 0 0
                                    

Acara resepsi sudah dimulai sejak pukul sepuluh pagi dan kini Ben hanya duduk diam tanpa senyuman diwajahnya.

Semenjak Ben resmi menjadi suami dari wanita pilihan kedua orang tuanya yaitu Amelia. Ben menjadi sosok yang dingin tak tersentuh oleh siapapun bahkan kedua orang tuanya sekalipun.

Ben berharap bisa bertemu Claudia karena setelah acara kelulusan Claudia Ben tak lagi bertemu gadis itu.

"Ody kamu dimana? Tidakkah kamu merindukanku?" Ucapnya dalam hati

Ben menundukan kepalanya seraya mengusap pelan wajahnya, rasa Ben ingin lari dari acara pernikahannya ini.

Amelia yang berada disamping Ben pun menatap suaminya yang terlihat gelisah.

"Mas kamu baik-baik aja kan?" Tanya Amelia lembut.

Ben hanya membalas deheman pada Amelia. Hingga tak lama Amelia berdiri menyabut tamu yang ingin bersalaman.

"Selamat ya nak atas pernikahanmu"

Ben menolehkan kepalanya pada sumber suara tersebut melihat Ben seperti orang terkejut tentu Mira hanya membalas keterkejutn Ben dengan senyuman.

"Mama.." Ben perlahan berdiri lalu menyambut salam Mira tepat dibelakang Mira terdapat Wiran Claudia dan Mario.

Ben menatap sendu kearah Claudia, dirinya senang sekaligus sedih melihat kondisi gadis yang dicintainya.

Claudia tidak terlihat berantakan gadis itu sangat cantik dimata Ben mengenakan dress selutut dengan rambut panjangnya yang diikal serta riasan natural diwajahnya namun kecantikan itu terlihat gelap karena pancaran mata yang penuh luka menatap mata Ben.

Setelah Wiran menjabatakan tangannya pada Ben dan mengucapkan selamat kini gantian Claudia yang berjabatan tangan dengan Ben.

Ben mengeratkan gengaman mereka, Claudia sedikit merasakan sakit namun ditahan.

"Selamat atas pernikahanmu mas, bisa lepaskan" ucap Claudia lembut seraya melepaskan genggaman tangan Ben.

Ben tersadar lalu perlahan tangan melepaskan tangan Claudia. Belum sempat Ben mengucapkan terimakasih Mario sedikit mendorong tubuh Claudia agar tidak menghalanginya untuk bersalaman.

Sementar Amelia yang melihat tingkah suaminya pun mulai menaruh curiga namun tidak ditunjukan.

"Woseh udah jadi laki orang aja lo, selamat ya bro!!"

"Thanks Mario" hanya itu yang diucapkan Ben seraya tersenyum, Ben sungguh sangat gelisah melihat wajah Claudia dari dekat tadi mata gadis itu ternyata bengkak Ben tau pasti Claudia tak henti-hentinya menangis.

Ben melihat kepergian Keluarga Wiran kearah hidangan untuk para tamu.

Sedangkan Claudia kini memilih duduk di pinggir kolam renang hotel untuk menenangkan hatinya.

"Gak baik melamun terus"

Claudia menolekan kepalanya kesumber suara.

"Pak Sean"

"Kenapa disini?" Tanya Sean seraya duduk disamping Claudia.

"Hanya ingin" jawab Claudia singkat.

"Mau lanjut kuliah dimana kamu?"

Sean mengambil rokok yang berada disaku celananya lalu mengeluarkannya sebatang rokok tersebut kemudian dibakar dan dihisap hingga mengeluarkan asap.

Claudia yang melihat Sean merokok pun membecik dan berkata.

"Bapa kepo, ck gak boleh kebanyakan ngerokok nanti penyakitan!"

Claudia tanpa takut mengambil rokok yang berada dibibir Sean lalu melemparnya kelantai dan menginjak rokok tersebut hingga mati.

Guruku Suamiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang