ibu mertua ?

20 0 0
                                    

Karina menatap foto seorang gadis yang dikirim oleh asisten pribadinya. Karina mendengarkan setiap ucapan Danu asistennya itu.

"Saat ini Claudia tinggal di Bandung Nyonya, Tuan sudah mengetahuinya tapi Tuan tidak menganggu aktivitas Claudia melainkan hanya memantau saja"

Karina menganggukan kepalanya, karina berdiri lalu jalan menuju rak buku. Karina mengambil sebuah album keluarga Hartono setiap foto berisi tentang kejadian hari itu dan larangannya.

"Danu, kamu tau kan dikeluargaku terdapat larangan menikah untuk calon suami dan istri yang beda khasta juga usia"

"Ya Nyonya saya tau"

"Maka dari itu musnahkan mereka yang menganggu keluargaku!!"

"Tapi Nyonya.. Claudia dia.. tidak.."

Karina mengepalkan tangannya lalu menatap tajam kearah Danu.

"Jangan membantahku Danu, semenjak kematian suamiku kini semua tanggung jawab ada ditanganku maka turuti semua perkataanku!!!" Bentak Karina pada Danu.

"Baik, maafkan saya nyonya" tunduk Danu pada Karina.

"Pergilah lakukan tugasmu, musnahkan dia secara perlahan."

"Baik Nyonya saya permisi"

Karina tersenyum puas setelah kepergian Danu, Karina tau putra kesayangannya ini tengah menyukai wanita rendahan. Demi melindungi keluarga Karina akan melakukan segala cara.

**

Claudia kini menatap bunga mawar biru yang tepat berada didepannya. Sangat cantik dan jangan sekali ditemuinya.

"Kamu suka?" Tanya Revan yang kini mendekat pada Claudia seraya membawa bunga lili putih untuk ibundanya.

"Gak!"

Revan tersenyum melihat wajah gengsi Claudia.

"Mang bungkus yang mawar biru juga ya!!" Teriak Revan

"Siapp A !!!"

Abang bunga pun segera mengambil bunga mawar biru didepan Claudia dan membawanya masuk kedalam toko untuk dibungkus.

Sedangkan Claudia terdiam karena tak percaya bahwa Revan begitu peka padanya.

"Gak salah aku bawa kamu ke toko bunga selain tau makna bunga kamu juga memiliki selera yang bagus"

Claudia tak menjawab dirinya memilih diam dan menunggu dimotor matic kesayangan Revan.

Ingatan Claudia kembali pada ucapan Revan yang lebih menyukai motor matic ketimbang motor sport.

Revan berkata jika dirinya naik motor sport lalu pergi kepasar akan sulit membawa barangnya bahkan ibunda tercintanya juga akan kesulitan menaiki motornya.

Namun jika naik motor matic Revan lebih leluasa membantu dan menjaga ibudanya.

"Udah nih, yuk ikut aku kerumah dulu baru anter kamu pulang"

Revan memberikan bunga lili dan mawar birunya pada Claudia.

"Van.." ya tidak ada embel-embel kakak setiap Claudia memanggil Revan baginya mereka hanya selisih usia dua tahun jadi tidak perlu berlebihan.

"Apa sayang"

Plak

Dengan gemas Claudia memukul pelan pundak Revan.

"Kita mampir ke toko kue, gak enak kalo gue kerumah lo gak bawa apa-apa"

"Cuma nganter bunga gak usah beli apa-apa" tolak Revan

Guruku Suamiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang