Pertemuan yang tak terduga

17 0 0
                                    

Naumi menatap anaknya yang kini terbaring disofa, tak biasanya Revan masuk rumah langsung tiduran disofa biasanya Revan akan teriak memanggil namanya.

Naumi memegang dahi anaknya memastikan bahwa Revan baik-baik saja namun yang dia rasakan kini justru suhu tubuh Revan yang begitu panas.

"Van... sayang anak bunda bangun" dengan lembut Naumi terus membangunkan Revan.

Suara rintihan Revan membuat Naumi sedikit panik. Naumi terus berusaha membangunkan Revan hingga akhirnya Revan terbangun dan duduk memandang wajah khawatir bundanya.

"Kamu sakit, udah minum obat nak?"

"Revan gak papa ma cuma sedikit kecapean aja"

Naumi tau Revan berbohong, jika Revan sakit pasti tak ingin merepotkan siapapun.

"Ya sudah kamu mandi gih"

Dengan tubuh lemasnya Revan menganggukan kepalanya lalu berdiri dan jalan pelan menuju kamarnya.

Mata Naumi tertuju pada punggung Revan yang terlihat basah. Naumi ikir Revan keringatan namin nyatanya tidak saat Naumi berdiri dan tangannya menyentuh sofa yang ditiduri Revan, mata Naumi melotot sempurna melihat darah yang berada ditangannya.

"Da..darah?"

Naumi menatap kearah lantai dan benar saja tetes demi tetes darah berjatuhan hingga kamar Revan.

Naumi jalan cepat menuju kamar Revan dan membuka pintu kamar anaknya disammena Revan sudah jatuh pingsang.

"Revan!!!" Teriak Naumi seraya lari menghampiri Revan.

"Gio!!!" Dengan sekuat tenaga Naumi teriak memanggil anak keduanya.

Dan tak lama Gio lari menghampiri bundanya kamar Gio dan Revan yang tidak terlalu jauh tentu membuat Gio dimana keberadaan bundanya.

Dilihat kini Naumi tengah menangis berusaha membangunkan Revan.

"Gio, tolong bunda telpon ayah suruh pulang! Tubuh kakakmu keluar darah!"

"Iya tapi apa yang sebenarnya terjadi bunda?"

"Bunda juga gak tau, tadi badan kakakmu panas lalu bunda lihat darah bertetesan dilantai saat bunda cek kekamar kakakmu sudah pingsan"

"Baiklah tunggu bentar bunda Gio telpon ayah"

Mereka yang tidak memiliki kendaraan roda empat tentu kesusahaan. Tapi beruntungnya kerjaan ayah Revan adalah sopir pribadi keluarga terkaya di Bandung.

Hingga sedikit memudahkan mereka jika terjadi sesuatu yang mendesak bahkan bos ayah Revan begitu baik terkadang membiarkan ayah Revan membawa mobil miliknya.

"Bunda, ayah sudah jalan kesini sebaiknya kita bawa A Revan ke sofa depan"

Naumi menganggukan kepalanya lalu ikut membantu Gio mengangkat tubuh Revan.

"Revan anak bunda sebenernya apa yang terjadi? Apa ada yang membullymu dikampus" tangis Naumi tak kunjung berhenti.

Gio terus berusaha menenangkan sang bunda hingga tiga puluh menit menunggu akhirnya suara klakson mobil terdengar Gio menghampiri ayahnya lalu membimbing sang ayah menuju ruang tamu.

"Apa yang terjadi pada Revan?" Tanya Gibran pada Naumi.

"Aku gak tau mas, kita tunggu Revan sadar sekarang kita bawa dulu kerumah sakit. Aku takut Revan kehabisan darah" jawab Naumi yang dibalas anggukan oleh Gibran

"Gio bantu ayah angkat kakakmu"

"Iya ayah"

Mereka pun membawa Revan kerumah sakit terdekat, tak lupa Naumi mengunci pintu rumah.

Guruku Suamiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang