Mulai Menerima

28 0 0
                                    

Seminggu berlalu dan Claudia sudah lepas dari masa ospeknya, Claudia pikir setelah tiga hari menjalani ospek hidupnya akan tenang tanpa gangguan Revan namun nyatanya tidak.

Revan terus mendekati Claudia begitupun dengan Abian yang diam-diam memperhatikan Claudia tanpa disadari gadis itu.

"Didi... ayolahh ikut aku ya ketoko bunga" paksa Revan pada Claudia yang kini sudah meninggalkan kelas karena jam pelajaran telah usai.

"Ck bisa sendirikan gak usah ganggu deh, gue mau pulang" tolak Claudia.

"Gak! Aku gak bisa milih bunga sendiri"

"Lo kan ada temen cewek mintalah mereka nemenin lo ngapa ngajak-ngajak gue si!"

"Mereka sibuk Didi cuma kamu yang bisa nemenin aku"

Claudia menghentikan langkahnya kini matanya menatap tajam kearah Revan yang berada disamping kirinya.

"Bisa gak si sehari aja lo gak ganggu gue!!"

"Gak bisa! Aku suka sama kamu"

Claudia memejamkan matanya ya memang Revan tak malu untuk terus menyatakan perasaannya pada Claudia. Tapi tentu saja Claudia juga risih jika terus diganggu.

"Tapi gak mesti tiap hari juga Van dan satu lagi jangan panggil gue Didi!!" Entah kenapa Claudia sangat kesal di panggil Didi walaupun Revan orang pertama yang memanggilnya seperti itu bukannya senang justru Claudia sebal bukan main.

"Gak bisa - gak bisa, aku gak bisa kalo gak liat kamu sehari aja dan aku juga gk bisa ganti panggilan itu karena aku suka!"

"Terserah lo ajalah belut capek gue ngomong ama lo!"

Claudia melongos meninggalkan Revan, bukan Revan namanya kalo gak terus membujuk Claudia.

"Habis dari toko bunga kita makan gimana?"

"Gak!!"

"Kita makan dulu deh baru ke toko bunga"

"Gak mau!"

"Ya udah aku anter pulang terus minta izin ke mama kamu buat anterin aku ke toko bunga!"

"Gila lo ya!!"

"Emang! Makanya temenin Didiku sayang atau aku bakalan ikutin kamu sampe rumah"

Claudia menghela nafasnya dan menghentikan langkanya lagi.

"Fine, gue tunggu disini lo ambil motor lo" pintah Claudia.

"Yes, tapi mohon maaf ya Didi yang cantik kamu harus ikut ke parkiran dong takut-takut lari kan namanya aku di phpin. Dah ayo!" Revan menarik tangan Claudia hingga gadis itu mau gak mau pasrah mengikuti Revan.

"Lembut dikit bisakan?!"

Revan terkekeh mendengar gerutu Claudia kini dirinya mulai melambatkan langkahnya bahkan langkahnya dibuat-buat dengan gaya slow motion ala chaplin.

Revan tak malu menujukan sisi konyolnya pada Claudia karena Revan ingin sekali melihat senyum atau tawa dari Claudia. Yang selalu Revan lihat dari wajah Claudia adalah ekspresi marah dan datar saja.

"Gak gitu juga kali Revan!!!"

"Hahaha tadi minta dilembutin ini dah diturutin malah dimarahin, maunya apa si"

"Au ah gue jalan duluan aja kalo gitu, gak usah gandengan kayak truk gandeng!"

Revan tertawa mendengar celotehan Claudia, Revan pikir Claudia tidak memiliki selera humor. Namun nyatanya gadis itu bisa juga menunjukannya pada Revan.

"Yaa truk aja gandengan masa kita gak si Didi, kalah saing dong kita sama truk"

"Lo tuh orang mau aja disamain ama truk, mau gedein badan emang?"

Guruku Suamiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang