Mulai diganggu kembali

11 0 0
                                    

Revan menggenggam tangan Claudia dilorong parkiran kampus, Revan tak kuasa menahan senyum bahagianya.

Hari-hari puasanya akan ditemanin oleh Claudia, tak hanya itu Revan berharap bisa bersama Claudia sampai mereka tua.

"Kamu gila ya?"

"Gaklah"

"Terus kenapa senyum-senyum gak jelas gitu?"

Revan yang gemas dengan Claudia pun mencubit gemas pipi chubby Claudia.

"Aku tuh seneng jadi pacar kamu"

"Elehh kirain apaan"

"Emang kamu gak seneng?"

"Ngga hahaha"

"Ohh gitu ya untung lagi puasa"

"Emang kalo gak mau ngapain?"

Revan mendekatkan bibirnya kekuping Claudia lalu membisikan sesuatu hingga membuat Claudia membulatkan matanya sempurna.

"Ihh mesum"

Claudia buru-buru melepaskan genggaman tangan Revan lalu jalan mendahului Revan.

"Sayang!! Jangan cepet-cepet nanti jatuh"

Claudia tak memperdulikan ucapan Revan, dirinya lebih memilih masuk kelas sedangkan Revan hanya bisa tersenyum senang melihat Claudia.

****

Ben kini tengah menatap surat pengunduran dirinya, email dari Sean tempo lalu membuat memilih untuk kerja dengan Sean.

"Mas... kamu yakin mau ke Landon?"

"Hmm Sean memintaku jadi sekretarisnya, kamu mau kan ikut denganku Mel?"

Amelia terdiam, ada banyak hal yang tak ingin Amelia tinggalkan Indonesia.

"Kamu ragu Mel?"

"Mas kalo aku gak ikut trus aku tinggal sendiri gitu dirumah ini?"

Ben meletakan surat-suratnya di meja, lalu menyuruh Amelia duduk disampingnya. Kini kedua saling tatap, selepas emosi mereka tempo hari. Tanpa kata maaf kini semua kembali seperti biasa.

Ben mengusap rambut pendek milik istrinya, ditatap wajah Amelia yang kini sah menjadi istrinya.

Ben memang tak nyaman dengan Amelia namun ketika menatap wajah Amelia sedekat ini terlebih ada anak didalam perut Amelia tentu membuat Ben merasa iba entah ketika marah atau meninggalkan istrinya barang sebentar.

"Jika kamu tetap ingin disini aku tak masalah, aku akan izin pada Sean untuk mengunjungimu tiga kali seminggu. Sean pasti akan mengerti dan pasti aku akan mencari pembantu yang bisa menginap tapi kalo bibi disini mau juga gak masalah"

Ben membawa tubuh Amelia dalam pelukannya, kini Ben mulai menyadari jika mungkin Amelia memanglah jodohnya.

"Kamu beneran gak mau ikut mas sayang?"

Amelia melotot sempurna mendengar kata sayang dari Ben, ini pertama kalinya sang suami bersifat manis padanya. Ada rasa harus dan sesal entah apa, tapi yang jelas semua ini begitu membahagiakan.

"Mas.."

"Hmm.."

Ben melepaskan pelukannya lalu menatap wajah istrinya yang kini sudah basah karena air matanya.

"Kok nangis?" Tanya Ben seraya mengusap wajah istrinya.

"Gak tau, aku gak mau ditinggalin kamu. Tapi aku juga gak mungkin pergi sejauh itu mas kehamilanku cukup besar, aku gak yakin kuat perjalanan jauh"

Guruku Suamiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang