Kebahagian

12 0 0
                                    

Wiran pamitan pada Mira, Lisa, Mario dan juga Claudia. Kali ini dia memilih berangkat sendiri saat sudah tau siapa yang telah sabotase pabriknya.

"Papa yakin mau sendiri?" Tanya Mario yang kini menatap papanya tengah bersiap masuk dalam mobil.

"Iya papa yakin, tolong jaga keluarga kita disini dulu ya Mario. Kamu dan Lisa tidurlah dikamar manapun yang kalian mau tapi ingat jangan lepas dari mama dan Claudia ya. Musuh papa bukan orang sembarangan"

Mario menatap khawatir pada papanya takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Kenapa papa tidak memberitahuku tetang siapa musuh kita pa?"

Wiran mendekat pada Mario juga Mira yang kini berada disamping Mario.

"Papa akan memberitahumu tapi tidak sekarang, dia.." Wiran terdiam seraya menatap istrinya.

Ada ketakutan dalam diri Wiran tapi bagaimanapun nanti Wiran harus bisa mengamankan kondisinya kini.

"Sayang jangan lepas doamu untukku, kamu tau siapa yang aku lawan. Dia mungkin masih marah dan tidak terima dengan pilihanku tiga puluh tahun yang lalu"

Mario mengerutkan keningnya sedangkan Mira tak kuasa menahan tangisnya lalu memeluk tubuh Wiran begitu erat.

"Bicaralah dengan hati tenang dia wanita baik hanya karena aku menyakitinya dulu makanya dia membenciku"

"Ya tenanglah aku akan memperbaiki apa yang telah menjadi bubur baginya, aku juga akan memberi beberapa hidangan untuk melezatkan cita rasa demi kebaikan kita semua"

"Ett bubur ayam dibawa-bawa si papa mah!" Mario dengan kesal pun mudur dan berdiri tepat disamping istrinya juga Claudia.

Sedangkan Wiran dan Mira justru tertawa melihat kelakuan kesal anaknya.

"Sudah sekarang papa mau jalan dulu, oh ya Claudia.."

"Ya pa.."

Claudia mendekat pada Wiran menatap wajah papanya yang sudah mulai menua namun ketampanan diwajahnya tak pernah pudar.

"Jangan terlalu bucin dengan Revan"

"Eh.."

Melihat keterkejutan diwajah Claudia tentu membuat Wiran maupun Mira tersenyum.

"Mama dan papa tau kamu pacaran sama Revan, papa hanya minta jangan terlalu mencintainya sebelum kalian menikah papa tak ingin kamu sakit hati seperti dulu sayang"

Claudia memeluk Wiran hatinya menghangat atas apa yang diucapkan papanya.

"Pa.. jaga dirimu baik-baik ya"

"Tenang papa pasti akan baik-baik saja asal doa kalian untuk papa tidak pudar"

"Kami pasti akan mendoakan keselamatanmu papa" balas Lisa yang kini berada dipelukan Mario.

Posisi kelimanya tak terlalu jauh hingga memudahkan Wiran untuk mengusap kepala Lisa memandakan kasih sayangnya pada memantunya itu.

Wiran bersyukur Mario mendapatkan Lisa yang memiliki sifat setara dengan keluarga kecilnya hingga apapun yang dibicarakan Lisa bisa mengimbanginya.

Wiran pun akhirnya berangkat menuju Jakarta. Bersamaan dengan itu Revan datang dengan senyum bahagianya.

Revan mengklakson motornya saat melihat mobil Wiran keluar dan dibalas klakson oleh ayahnya.

"Tuh dek pangeranmu datang!"

"Apa si kak!!"

Claudia terlihat kesal pada Mario yang meledekinya sementara Mira dan Lisa memilih masuk.

Guruku Suamiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang