Karina kini tengah berada diantara tiga pria muda dan satu orang pria tua, mereka kini fokus pada Karina yang sedang menikmati makan siangnya.
"Kalian ingin terus menatapku atau makanan kalian akan ku kembalikan pada pelayan?" Ucap Karina yang masih melanjutkan makanannya.
Karina yang sejak tadi menikmatimakannya lalu tiba-tiba bicara tentu membuat keempat pria tersebut buru-buru makan-makanan mereka.
Selama kurang lebih lima belas menit mereka menikmati makan siang kini selesai juga. Karina menolehkan kepalanya pada Danu yang duduk tepat dibelakangnya.
Danu yang juga selesai makan pun berdiri menghampiri Karina.
"Makanku telah selesai, Danu antarlah mereka keruangan meeting khusus petinggi aku tak ingin membahas disini"
"Baik Bu"
Setelah mendengar jawaban Danu, Karina berdiri meninggalkan keempat pria didepannya tanpa mengucapkan apapun lagi.
"Mari tuan-tuan saya antar"
Keempatnya pun menuruti Danu menuju ruangan khusus yang Karina katakan tadi.
Kini Karina tengah menunggu keempatnya didalam ruangan tersebut, tak lama mereka pun tiba.
"Ibu Karina mereka telah sampai saya mohon izin kembali keruangan saya"
"Tetap disini Danu, saya ingin kamu jadi saksi"
Danu menurut, kini keempat pria termasuk Danu duduk tempat disofa besar sedangkan Karina duduk disofa single.
"Jadi apa tujuanmu kemari Wiran? Aku sudah mendengar semua dari Danu"
Wiran menatap Karina dalam sahabatnya dulu kini sangat berbeda, Karina yang dikenalnya kala itu wanita yang sangat lembut dan mudah menebarkan senyumnya pada siapapun entah dikenal atau tidak.
Kini Karina sangatlah dingin bahkan Wiran takut untuk berkata banyak hal, aura alpha yang Karina tunjukan sangat kuat.
"Emm itu..Karina.."
"Ck lama banget si pa ngomong doang!" Kesal Mario melihat Wiran yang seperti orang ketakutan.
"Tenang bang.." ucap Revan yang berusah menenangkan Mario.
"Kalo gitu aku aja pa yang ngomong"
"Mario tenang biar papa yang bicara ini urusan papa dengan Karina"
Danu yang mendengar Wiran hanya memanggil nama pada Karina ingin sekali memukul pria tua yang tidak sopan pada bosnya, walaupun seumuran bosnya tetap sang penguasa.
"Jadi?" Tanya Karina kembali.
"Karina, apa tujuanmu sebenernya meledakkan pabrikku?"
Karina tersenyum lalu mengambil minum didepannya Karina memainkan minuman tersebut dengan menggoyang-goyangkannya.
"Anak gadismu"
Keempat pria disana mengerutkan kening mereka binging dengan ucapan yang dimaksud Karina.
"Anak gadisku, maksudmu Claudia? Memang apa yang anakku lakukan?"
"Anakmu menghancurkan anakku sama seperti dirimu dan Mira dimasa lalu"
Deg
Jantung Wiran seakan berhenti berdegub saat mengingat kejadian masa lalu.
"Karina kita harus bicara ini berdua"
"Untuk apa? Biar anak laki-lakimu tau Wiran bagaimana dulu kamu menyakitiku"
Mario yang kebingungkan pun menatap Karina dan Wiran bergantian, pikirnya apakah sang papa dan wanita didepannya itu pernah menjadi hubungan sebagai sepasang kekasih lalu mamanya merebut sang papa dari Karina atau malah sebaliknya Mario sungguh bingung saat ini.
"Pa.. sebenernya apa yang terjadi?"
Wiran menghela nafasnya lalu menatap Mario tajam.
"Mario dengar jika kamu tak ingin ada kesalah pahaman disini maka diam dan dengarkan pembicaraan papa dengan tante Karina"
Akhirny Mario memilih diam walaupun hatinya panas setengah mati tapi mau tak mau dari pada dia salah paham lebih baik dia diam dan menyimak dengan baik.
"Karina.. tolong jelaskan dulu apa yang terjadi padamu selama ini, kenapa kamu pergi setelah hari kemenanganku kala itu"
Karina berdecih lalu menatap Wiran tajam
"Bukannya kamu sudah tau dari Mira kenapa masih tanya padaku?!"
Yang Wiran tau Karina memang mencintainya tapi kepergian Karina kala itu tentu membuat Wiran bertanya-tanya terlebih istrinya juga tak mengatakan apapun selain Karina mencintainya dan dirinya menghianati persahabatan mereka.
"Karina kumohon maafkan aku jika aku menyakitimu terlalu dalam, jelaskan padaku agar tak terjadi salah paham disini"
"Lupakan, aku akan mengganti rugi atas apa yang aku lakukan pada pabrimu"
"Aku tak perduli lagi perihal pabrik yang kamu ledakan Karina, aku masih punya aset lain untuk mendirikan perusahaanku lagi. Aku hanya ingin berdamai tentang masalalu dan kesalahan anakku Claudia" tegas Wiran pada Karina bahkan kini Wiran mencoba menghampiri Karina tapi ditahan oleh Danu.
"Jangan buat aku terus merasa bersalah Karina, jika dulu kamu jujur padaku mungkin aku tak akan menyakiti perasaanmu. Kumohon maafkan aku"
Wiran bahkan tak malu untuk berlutut bahkan Danu yang masih menahan Wiran pun syok melihat Wiran merendahkan dirinya.
"Papa!!" Ucap Revan dan Mario bersamaan.
"Tante.." Kevin yang sedari tadi memperhatikan Wiran dan Karina pun akhirnya angkat bicara.
"Apa Kevin?"
Mario, Revan , dan Wiran mengerutkan keningnya saat Karina memanggil nama Kevin.
"Kevin butuh bicara empat mata dengan tante dan setelah ini Kevin akan minta pengertian om Wiran jika tante merasa terganggu dengan keluarga om Wiran"
Karina menatap Kevin sesaat, anak sahabat suaminya ini memang selalu berhasil meluluhkan hati Karina beda ketika Kevin meluluhkan hati Sean. Bahkan mereka yang dekat dirumah saling menjatuhkan diluar terlebih perihal bisnis.
"Ikut tante keruangan tante setelahnyaa beritahulah pada Wiran, tante tak ingin melihatnya lagi ini yang terakhir"
Wiran mendengar itu tiba-tiba merasa sesak didadanya, sahabat yang sangat disayanginya itu bahkan kini sangat membencinya.
Apa Wiran salah memilih Mira kala itu, Mira dan Wiran kala itu saling mencintai dan tak ingin berpisah. Lalu sekarang apa yang harus Wiran lakukan untuk kembali memperbaiki persahabatan mereka.
**
Diruangan Karina kini Kevin menyimak setiap ucapan yang Karina lontarkan, wanita tua itu tak menangis melainkan menahan sesak seorang diri tentu tidaklah mudah.
"Jadi karena tante tak ingin Sean mengalami hal yang tante alami dimasa lalu makanya tante beralasan pada Sean bahwa tante tak menerima Claudia karena usia padahal kenyataannya buka seperti itu"
"Iya, Kevin kamu kan tau Sean anak tante satu-satunya tak juga sudah lama tak ingin berhubungan dengan Wiran dan keluarganya lagi"
"Tante berdamai dengan masa lalu itu lebih baik ketimbang tante terus-terusan dendam sendiri seperti ini, oh atau jangan bilang tante juga mencelakai Claudia selama ini?" Pancing Kevin agar Karina mau jujur padanya
"Tidak, selepas tante menyuruh orang meledakkan pabrik Wiran tante memang menyuruh orang menyelakai Claudia tapi setelah diancam Sean tante tak menyakiti gadis itu lagi dengan permintaan Sean pindah ke London sampai cabang disana berkembang"
"Lalu jika bukan tante siapa yang menyakiti Claudia, semua dataku menjerumus ketante"
"Kamu memata-matai tante?!"
"Iya, aku hanya ingin tau dalang dari masalh-masalah kecil yang Claudia hadapi"
"Yang jelas bukan tante Kev, sekarang semua sudah jelas kamu boleh pergi dan menjelaskan pada Wiran juga Mira selepas ini bilang pada mereka berapa kerugian atas ledakan pabriknya"
"Baiklah tante, kalo gitu aku pamit ya"
Setelahnya Kevin keluar dari ruangannya Karina lalu menatap jendela ruangan dirinya menghela nafas berkali-kali untuk menetralkan sesak didadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Suamiku (END)
Romance⚠️⚠️🔞🔞 cerita ini dewasa ya guys 18+ Ceritanya ini tentang seorang gadis yang patah hati 2 kali namun tak menyangka menemukan cinta sejatinya. 🦋Cerita ini sudah tamat di fizzo🦋