Sahabat tersayang

2 0 0
                                    

Claudia berusaha melepaskan jambakan serta pukulan dirambut dan tubuhnya namun kekuatan Claudia tak mampu melepaskan mereka.

Hingga sekali tarikan dari seseorang membuat Claudia akhirnya terlepas.

"Jangan ganggu Ody gue!! Bangsat!!"

Mata Claudia menatap pria disampingnya, matanya seketika berkaca-kaca melihat siapa yang datang menolongnya.

"Ke..kevin"

Kevin menatap kearah Claudia lalu tersenyum pada gadis yang dirindukannya ini.

"Jangan ikut campur lo!!"

Mata Kevin kini beralih pada Siska dan menatap tajam wanita itu.

"Heh!! Tete tepos diem lo!! Sekali lagi gue liat lo ganggu Ody di Club ini gue gak akan segan-segan ngehancurin lo berempat!!"

Siska mengepalkan tangannya matanya kini tertuju pada Abian yang tepat berada di belakang Claudia. Abian memang membebaskannya melakukan apapun pada Claudia karena lelaki itu telah membayarnya.

"Siapa lo ikut campur urusan gue!! Mending lo yang pergi deh!!"

Kevin menunjukan senyum miringnya, wanita didepannya ini benar-benar keras kepala.

"Gue pemilik club ini!"

"Hahahah!!" Keempat wanita didepannya tertawa mendengar ucapan Kevin.

"Mimpi lo ketinggian bocah!"

Kevin tak memperdulikan ucapan Siska dirinya memilih mengambil ponselnya lalu menelpon seseorang.

"Ketempatku sekarang!!" Tegas Kevin juga penuh amarah. Ini pertama kalinya juga bagi Claudia melihat Kevin semarah ini.

Tak lama seorang pria tua datang bersama delapan orang bodygruad berbadan besar.

Abian seketika terdiam melihat itu semua, tak menyangka pria tua yang dibayarnya mahal itu ternyata bawahan pria yang masih memeluk Claudia.

"Tuan maaf atas ketidak nyamanan anda"

"Pak Robi anda dibayar berapa memangnya sampai mau membiarkan orang terluka dalam club saya?"

Robi menundukan kepalanya tak berani menatap anak dari bosnya.

"Jawab saya!!!"

"Saya dibayar seratu juta tuan"

"Hahaha dasar bodoh! Kenapa anda menerimanya pak Robi apa gaji yang saya berikan kurang!? Apa anda sangat membutuhkan uang itu hah!!"

Memang setelah lulus SMA Kevin menghilang tanpa kabar, Claudia sempat berfikir Kevin melanjutkan kuliah keluar negri namun sepertinya dugaan Claudia salah.

"Tidak tuan, saya hanya memberikan kepuasan pada klien"

"Kepuasan anda bilang?! Apa membully juga menghajar seseorang termasuk kepuasan?!! Aku membangun club ini di Bandung agar mereka bisa menghilangkan stres mereka juga menikmati musik dalam club"

"Oh apa anda juga yang membiarkan orang-orang melakukan sex bebas seperti yang saya lihat diujung ruangan sana pak Robi?"

Kevin menatap tajam pria tua yang kini juga menatapnya takut-takut, Kevin memang sudah membuat peraturan dalam club ini tapi Robi yang gila akan kepuasanpun akhirnya membiarkan orang-orang melakukan apapun asal mereka membayar lebih.

"Maafkan saya tuan"

Kevin mengusap wajahnya kasar, club yang harusnya menjadi tempat elit seperti punyanya yang di Jakarta justru sangat ancur di Bandung.

"Temui saya dikantor besok pagi Pak Robi dan untuk kali ini saya maafkan anda, bawalah keempat perempuan yang sudah menyelakai gadisku untuk kesenangan bodygruadmu Pak Robi!"

Guruku Suamiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang