Claudia menatap wajah Revan yang kini telah dipindahkan ke ruang VIP, Claudia masih tak percaya dengan apa yang terjadi pasalnya pagi tadi mereka masih berbincang bahkan Revan menanyakan keadaannya.
Tapi lihatlah sekarang Revanlah yang justru tidak baik-baik saja.
"Lo orang paling nyebelin yang pernah gue kenal Van" ucap Claudia pelan.
Diruangan ini hanya tinggal Claudia dan Gio sementara kedua orang mereka pergi entah kemana.
"Kak ayo makan nih masa aku sendiri si" ajak Gio yang melihat Claudia terus disamping Revan.
Claudia enggan bangun dari duduknya namun dirinya juga gak bisa pungkiri kalo sedang lapar.
"Bangun Van, lama banget lo tidurnya udah tiga jam nih gue nungguin"
"Udahlah kak entar juga bangun dia, ayo makan sini"
"Ya udah deh"
Claudia menghampiri Gio yang kini sedang membukakan makanan untuk Claudia.
"Makasih Gi"
"Sama-sama"
Claudia tak langsung makan namun tatapannya kini tertuju pada Gio, pria yang memiliki tinggi tak jauh dari Revan juga paras yang tenang seperti Revan itu membuat Claudia terdiam.
"Kenapa kak liatin aku? Naksir? Aku udah punya cewek"
Mendengar ucapan Gio tentunya membuat Claudia merasa geli, dipikirnya Gio berbeda dengan Revan namun nyatanya sama.
"Gak ade gak abang sama aja!"
Gio terkekeh mendengar dumbelan Claudia, kini Gio tau apa yang membuat kakaknya senyum terus menerus tanpa henti.
Gadis yang disukai Revan begitu cantik dan lucu saat sedang kesal terlebih ketika tadi tersenyum pada bundanya senyuman manis Claudia sempat membuat Gio terpanah, kalau tidak ingat gadis didepannya adalah gadis yang dicintai kakaknya sudah pasti Gio merebut Claudia.
"Dii... Didi.." suara pelan Revan menghentikan makan Gio dan Claudia.
"Revan, Gio tolong pencet tombol yang didekat pintu" ucap Claudia yang kini sudah didekat Revan.
Perlahan Revan mulai membuka matanya, kini matanya melihat sempurna Claudia yang berada disampingnya dengan raut wajah khawatir.
"Van bentar ya dokter lagi kesini"
Revan mengambil tangan Claudia lalu mengeratkan genggamannya.
"Jangan kemana-mana"
"Iya.."
Tak lama dokter dan seorang suster datang memeriksa keadaan Revan, Claudia ingin melepaskan genggaman tangan Revan namun Revan trus menggenggam tangannya hingga mau tak mau dokter membiarkan mereka saling berpegangan.
"Pasien sudah membaik, kita tunggu untuk dua hari kedepan baru pasien boleh pulang"
"Baik dok, terimakasih"
Dokter tersebut tersenyum sebagai balasan terimakasihnya pada Claudia.
"Didi.."
"Apa?"
"Laper..."
Claudia menatap Gio begitu pun dengan Gio, makanan yang mereka punya saat ini makanan pedas dan mereka takut dokter tidak mengizinkan mereka memberi makan pada Revan yang pedas-pedas bodohnya Claudia juga tak menanyakan pantangan makan untuk Revan.
"Makan buah mau A, adanya itu yang lain pedes" ucap Gio
"Boleh, tapi Aa mau minum dulu"
Claudia melepaskan genggaman tangan Revan lalu mengambil minum yang tersedia disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Suamiku (END)
Romance⚠️⚠️🔞🔞 cerita ini dewasa ya guys 18+ Ceritanya ini tentang seorang gadis yang patah hati 2 kali namun tak menyangka menemukan cinta sejatinya. 🦋Cerita ini sudah tamat di fizzo🦋