Kebenaran masalalu

17 0 0
                                    

Mira menatap layar televisi menunggu hasil sidang isbat yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim di Indonesia.

"Jadi jatuh besok ma?" Tanya Mario yang kini datang dengan segelas jus mangga yang diberikan istrinya.

Sementara Lisa jalan menuju Mira untuk memberikan segelas jus juga pada ibu mertuanya.

"Belum ada penjelasin masih ceramah"

"Ini buat mama"

Mira tersenyum lalu menerima jus mangga bikinan mantunya.

"Terimakasih sayang"

Lisa menganggukan kepalanya lalu duduk disamping Mira ikut menonton.

"Papa ada chat mama gak?" Tanya Mario yang kini merebahkan kepalanya dipaha sang istri.

"Kenapa memang?"

"Gak enak aja ma, masa saur pertama kita cuma berempat. Kasian nih Lisa ngerep-ngarepin saur bareng"

"Loh kok jadi aku! Perasaan aku gak ngomong apa-apa ya sama kamu! Jangan percaya ma"

Sewot Lisa pada Mario sedangkan Mario sudah tertawa puas meledek istrinya.

"Hahaha kalo bener juga gak papa sayang, tenang aja papa lagi perjalanan pulang kok"

"Yes!! Akhirnya ada momen yang kita tunggu-tunggu"

Mira tersenyum, dirinya juga ingin saur pertama dengan keutuhan keluarga terlebih ada Lisa yang sudah menjadi menantunya.

***

Danu kini tengah menunggu Karina yang kini sedang bicara dengan rekan bisnisnya.

"Danu!" Panggil Karina yang tentu membuat Danu langsung mendekat.

"Ya bu Karina ada yang bisa saya bantu?"

"Majukan kerja sama saya dengan Pak Bram, kami akan melakukan meeting bersama seluruh karyawan bulan depan"

"Baik bu, ada lagi?"

"Sudah cukup"

Danu menganggukan kepalanya lalu kembali ketempatnya sedangkan Karina kembali fokus dengan kliennya.

Suara pesan masuk membuat Danu segera memeriksa ponselnya. Dan membalas pesan tersebut dengan ragu.

"Danu!"

Buru-buru Danu menaruh ponselnya kedalam sakit dan menatap kearah Karina yang kini tengah mendekat kearahnya.

"Ayo, antar saya pulang"

"Nyonya tak ingin ke kantor?"

Jika hanya berdua Danu akan memanggil nyonya namun jika sudah bersama klien maka Danu harus bicara seperti atasan dan bawahan.

"Tidak, saya ingin istirahat. Oh ya kudengar Wiran ke kantor?" Tanya Karina seraya jalan lebih dulu meninggalkan restoran bersamaan dengan Danu yang mengikutinya dibelakang

"Iya nyonya, saya sudah kirim email rekaman kami. Nyonya bisa mendengarkannya nanti"

"Tanpa mendengarkannya aku sudah tau ini akan terjadi, kau punya nomor ponselnya Danu?"

"Punya nyonya, nanti saya kirim juga ke email"

"Ok, Danu... bagaimana kondisi Sean?"

"Tuan Sean baik-baik saja nyonya"

Karina menghela nafasnya lalu masuk kedalam mobil saat Danu membukakan pintu untuknya.

Karina langsung membuka email yang Danu berikan, dia mendengarkan dengan baik setiap perkataan yang dilontarkan Wiran.

Guruku Suamiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang