Dasar penganten baru

32 0 0
                                    

Mendengar teriakan Mario tentu saja mengejutkan Revan dan Claudia bahkan kini kedua menjauh juga memalingkan wajah. Sementara Lisa dan Mira lari kearah dapur melihat wajah Mario yang tak terbaca.

"Apa si sayang teriak-teriak gitu?"

Mario tak menjawab melainkan maju menuju Revan lalu menjewer kuping Revan dan membawanya keruang tamu.

Baik Lisa, Mira dan Claudia pun melotot sempurna melihat Mario yang menjewer kuping Revan. Buru-buru mereka mengikuti langkah Mario menuju ruang tamu.

"Kak kasian itu Revan"

"Diem kamu!! Kalian nih belum sah udah ciuman aja!!"

Lisa yang mendengar ucapan suaminya pun tersenyum mengejek padahal Mario juga sama saja seperti Revan, sedangkan Mira kini menatap Claudia yang salah tingkah karena kepergok ciuman.

"Lo tuh ya gue baek-baekin malah ngelunjak, awas aja berani cium adek gue lagi sebelum sah!!"

"Aaa ampun bang! Tadi khilaf"

"Khilaf-khilaf yang ada keterusan!!"

"Aaaw iya maaf, habis adek abang tuh bikin aku hilang kontrol padahal dia diem aja tadi"

"Tuhkan!! Dek kamu tuh harusnya nolak loh dicium sama dia" ucap Mario pada Claudia

"Bang udah sakit kuping aku! Kan udah minta maaf"

Claudia mendekat pada Mario lalu menatap wajah kakaknya lembut seraya mengusap lengan Mario, pergerakan Claudia tak luput dari Revan.

"Kak udah ya dilepas jewerannya, maaf tadi aku sama Revan lewat batas" ucap Claudia lembut bahkan tanpa Mario sadari dirinya melepaskan jewerannya pada Revan hingga membuat Revan tersenyum senang.

Tangan Mario mengusap kepala Claudia dan menyibakkan rambut Claudia yang menutupi wajah cantik adiknya.

"Jangan diulangin lagi, kakak gak suka"

"Iyaa kak maaf ya"

Mario semenjak tau Ben menikah dan Claudia berubah banyak tentu akan langsung luluh kalau adiknya berkata lembut terlebih jika Claudia diam seharian terus tiba-tiba bicara tentu membuat Mario senang.

"Ekhm!! Cemburuan bener sama adeknya, ini istrinya dianggurin gini. Ma izin cari duda ya" goda Lisa pada Mario yang kini sudah menatapnya tajam.

"Teh aku dukung teteh, soalnya aku juga cemburu Didi aku direbut abangnya"

"Ohh kamu minta dihukum lagi ya sayang? Ini juga kalo bukan karena Claudia udah gue copot tuh bibir!"

"Udah si sayang, biarin aja mereka masih muda. Kamu aja suka nyium aku sebelum kita nikah"

"Wahh!! Abang nih suka ngehakimi ya padahal sendirinya lebih parah!"

Revan menarik Claudia untuk mendekat padanya kala Mario jalan mendekat Lisa karena gemes sekali dengan istrinya.

"Berisik Revan! Sayangg!! Jangan ngomong-ngomong dong, mereka sama kita Itu kan beda!!"

"Apa bedanya, sama aja sayang. Udah biarin mereka menikmati masa pacaran mereka, tapi ingat ya buat kalian berdua jangan sampai kelewatan batas kalian"

Baik Revan maupun Claudia tersenyum mendengar nasehat dari Lisa, sedangkan Mario mengerucutkan bibirnya.

Mira menggelengkan kepala melihat tingkah Mario yang posesif pada adiknya dari dulu Mario tak berubah.

"Mario, kamu udah beristri sekarang sudah sebaiknya kamu mengutamakan istrimu. Keluarga kandungmu adalah yang kedua, jika adikmu salah makan diingatkan saja jangan menujukan cemburumu terlalu besar nak"

"Siapa tau Revan menjadi adik iparmu nantinya kan kamu juga gak bisa mengekang adikmu lagi, Ody suatu saat akan menjadi istri orang dan dia akan menjadi tanggung jawab suaminya. Begitu pun kamu dan Lisa dan buat Claudia mama tak melarang kamu dengan Revan tapi ingat batasan ya kalian gak boleh berhubungan badan sebelum sah menjadi suami istri. Sudah sampai sini kalian paham kan?"

Baik Lisa, Mario, Claudia dan Revan tersenyum lalu menganggukan kepala mereka.

"Bagus, kalo gitu mama ke kamar dulu. Ody, Lisa tolong rapikan belanjaan ditempatnya ya"

"Iya ma" jawab Lisa dan Claudia bersamaan.

Mira sudah memasuki kamar sedangkan Lisa dan Claudia kini menuju dapur. Mario mendekat pada Revan.

"Kita adu jotos yuk di ps" ajak Mario pada Revan

"Ohh tentu tidak akan menolak, kalo aku menang dapet apa nih?"

"Anything you want!"

"Aseekkk, yuk abang tercinta kita main adu jotos!"

Mario tak kuasa menahan tawanya melihat Revan yang begitu senang, sebenernya Mario sangat menyukai sifat Revan sebelum mereka bertemu karena Mira ibunya menceritakan banyak tentang Revan dari Claudia langsung. Maka dari itu diawal pertemuan mereka Mario menyambut hangat Revan.

***

Pagi berganti siang, siang berganti sore dan sore berganti malam setiap harinya bagi Amelia tak ada perubahan dalam pernikahannya dengan Ben.

Kini Amelia tengah menatap punggung Ben, tiap malam Ben pasti akan selalu memunggunginya. Ben akan menghadap kearahnya jika tidur Amelia gelisah dan berakhir mengusik tidur Ben.

"Mas.."

Panggilan pelan dari Amelia tentu tak didengar oleh Ben, Amelia pikir Ben sudah tertidur pulas. Makanya dia memberanikan diri merapatkan tubuhnya pada Ben.

Sudah dua hari Ben mendiami Amelia, jika biasanya Ben pendiam namun masih mau bicara dengan Amelia. Kali ini pria itu benar-benar membisu sampai membuat Amelia gelisah dan khawatir.

Tangan Amelia kini perlahan melingkari perut Ben berusaha memeluk tubuh Ben.

"Aku minta maaf mas.. jangan mendiamiku terus" ucap Amelia lirih.

Sebenarnya Ben tak tidur karena merasa kegelisahan entah karena apa.

Ben merasakan setiap pergerakan yang Amelia lakukan namun tak ingin membalas atau pun bicafa dengan Amelia.

Ben sangat tidak mood untuk melakukan tugasnya sebagai suami. Beruntung dirinya sudah menemukan art yang cocok dalam waktu dekat kemarin. Jadi Ben bisa leluasa melakukan apapun tanpa harus menjeda dengan merapikan pekerjaan rumah.

Lama menunggu Amelia bicara kembali kini justru mendengar dengkuran halus dari Amelia.

Ben berusaha membalikan tubuhnya lalu meletakan kepala Amelia dilengannya, tangan Ben mengusap lembut pipi Amelia lalu mengecup kening Amelia.

"Maafkan aku juga Mel, aku terlalu ragu akan kehidupanmu. Kali ini bersabarlah sampai aku tau jika kamu memang benar-benar hamil anakku, aku akan tetap menjagamu sampai anak itu lahir"

Tangan Ben mengusap pelan perut Amelia yang masih datar.

"Aku gak bisa melepaskan Claudia dalam hatiku Mel, aku tak ingin menyakitimu tapi melihat wajahmu entah kenapa aku selalu tak suka maafkan aku. Aku akan berusaha memberikan yang terbaik untukmu"

Setelah mengucapkan itu Ben akhrinya ikut tertidur.

--TBC--

Halloo teman-temanku tercinta,

Marhaban Ya Ramadan! Semoga kita semua mendapat kesuksesan dan kemakmuran, serta rahmat dari Allah SWT. Aamiin.

Selain itu selama puasa kedepannya mungkin aku bakalan up diatas jam 9 ya soalnya aku terawih dulu. 

Terselip khilaf pada canda, ada luka tergores pada tawa, terbelit pilu pada tingkah, tersinggung rasa dalam bicara. Marilah kita saling memaafkan selama bulan suci Ramadan ini. Mohon maaf lahir dan batin. Selamat menunaikan ibadah puasa. Thank you buat semuanya ❤️❤️❤️

Guruku Suamiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang