Butuh kejelasan

16 0 0
                                    

Wiran menatap gedung besar milik Hartono Grub. Dirinya menghela nafasnya, pikirannya benar-benar kacau saat ini. Wiran masih tak menyangka bahwa Karina akan mengusik keluarganya. Setelah sekian lama tak ada hubungan lagi diantara mereka

"Padahal kejadian sudah lama berlalu kenapa kamu baru mengusik keluargaku" gumam Wiran.

"Tunggu saya sebentar"

"Ya pak, anda harus tetap hati-hati"

Wiran hanya ditemani oleh Gibran, sekretarisnya kini tengah menghandel cabang di Bandung sedangkan sekretaris Mario menghendel di Jakarta.

Kini Wiran turun dari mobil lalu jalan menuju lobby, disana terdapat repsesionis yang menyambut tamu.

"Ada yang bisa dibantu pak?"

"Saya ingin bertemu dengan ibu Karina"

"Apa sudah memiliki janji?"

"Belum"

"Baik tunggu sebentar saya tanyakan pada sekretarisnya dulu, maaf sebelumnya dengan bapak siapa?"

"Wiran dari WM Grup bilang saja saya teman kuliahnya dulu"

"Baik, apa ada lagi?"

"Tidak itu saja"

"Baik, bapa boleh duduk dulu nanti saya panggil dan antar jika pak Danu sudah bisa dihubungi"

Wiran pun menganggukan kepalanya lalu duduk di sebuah sofa yang menghadap kearah halaman kantor.

View kantor Karina begitu indah tak heran bagi Wiran melihat ini karena memang dirinya tau Karina pintar sekali mendesain lingkungan yang hidup.

"Pak Wiran" panggil seorang repsesionis tadi.

"Ya..."

"Mari saya antar keruangan pak Danu biar beliau yang mengantar bapak ke ruangan ibu Karina"

"Terimakasih"

Gadis itu menganggukan kepalanya lalu dengan sopan mengantar Wiran ke lantai delapan belas.

Sepuluh menit berlalu akhirnya Wiran sampai diruangan Danu.

Tok

Tok

Tok

"Masuk!!"

Resepsionis itu membuka pintu ruangan Danu dan lagi dengan sopan resepsionis itu memberitahu kehadiran Wiran.

"Pemisi pak, ini saya bersama pak Wiran yang tadi mencari ibu Karina"

"Ya biarkan dia masuk, kamu boleh kembali bekerja. Terimakasih Nita"

"Sama-sama pak"

Setelah resepsionis itu pergi, dalam hati Wiran terus berdecak kagum pada kesopanan karyawan serta sistem kerja Karina.

Pantas Wiran tak bisa sekaya Karina, Karina menjujung tinggi kesopanan pada tamu hingga pada klien menyukai kerjasama dengan Karina.

"Pak Wiran silahkan duduk saya Danu" sambut hangat Danu pada Wiran.

"Terimakasih"

"Iya, saya dengar bapak ingin bertemu dengan bu Karina benar?"

"Iya benar, apa beliau ada disini?"

Danu tersenyum lalu tak lama suara ketukan pintu kembali terdengar, seorang OB datang membawa segalas minuman untuk Wiran.

"Terimakasih Mang" ucap Danu dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.

Sungguh Wiran mengagumi kerja karyawan Karina dan sepertinya memang Wiran harus mengubah peraturan dikantornya.

"Sama-sama pak Danu"

Guruku Suamiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang