13

130 14 2
                                    

" bagaimana? Apa ada hasil? " tanya seungmin pada keenam saudaranya yang baru saja tiba.

" tidak ada... tidak ketemu... " jawab hyunjin menghela napas lelah.

" jisung hyung sejak dulu pintar bersembunyi... " keluh jeongin yang sedang di pijat oleh jeonghwa.

" apa jisung hyung tau dirinya diikuti? " ujar jeonghwa bertanya-tanya.

" sepertinya begitu... transaksi terakhir, jisung mengambil sejumlah uang cash dalam jumlah besar... lalu tidak ada transaksi lainnya..  " ujar gaeun yang tidak kunjung mendapat laporan dari temannya.

" dia pasti sengaja melakukannya... dia tau jika dirinya bisa dilacak jika menggunakan kartunya terus menerus... itulah kenapa ia mengambil cash untuk ia berbelanja... cash tidak bisa dilacak... " gerutu changbin.

" setakut itukah dia diluar sana hingga menyembunyikan diri seketat itu? " gumam felix sedih.

" aku mau istirahat...bin, maaf merepotkanmu... tapi tolong antar nunna mu pulang ya .. " ujar lino beranjak ke kamarnya, meninggalkan mereka semua yang menatapnya iba.

" maafin lino hyung ya nunna... dia pasti lagi frustasi karena lagi-lagi kehilangan jejak jisung... "

" tidak apa... ayo, antar nunna pulang... ayah dan ibu akan mencari jika aku tidak segera pulang... aku pamit ya semuanya... jangan berkelahi... " pamit gaeun menarik tangan changbin untuk membawanya pulang ke rumah.

" hati-hati nunna~ " ujar jeonghwa.

" jangan ngebut bawa mobilnya hyung!! " ujar felix mengingatkan.

" pastikan nunna pulang dengan selamat!! "  ujar jeongin.

" gue juga mau istirahat... pegel... " pamit hyunjin beranjak ke kamarnya, disusul oleh felix dan juga kakak beradik keluarga Yang.

" hyung baik-baik saja? " tanya seungmin, menghampiri hyung tertua yang hanya diam sedari tadi.

Seungmin duduk di samping hyungnya itu, membawa bangchan ke dalam pelukkannya, mengelus lembut punggung yang rapuh itu.

" tidak apa hyung... semua akan baik-baik saja... bersikaplah seperti biasa... minta maaflah pada mereka besok... "

" aku adalah hyung yang buruk ya min... " ujar bangchan sedih.

" ya! Kau adalah hyung yang buruk dan bodoh! Seharusnya kau bisa menahan diri untuk tidak asal berbicara... " omel seungmin membuat bangchan semakin ciut.

" hyung ingat saat kita berkelahi dulu karena hilangnya changbin hyung dan jisung? " tanya seungmin yang dibalas anggukan oleh bangchan.

" bukankah kita berbaikan sekarang? " tanya seungmin yang lagi-lagi dibalas anggukan oleh bangchan.

" begitupun dengan yang lain... mungkin sekarang mereka masih kesal dengan mu hyung, tapi percayalah itu hanya sementara... hyung hanya perlu bersikap seperti biasa pada mereka... jangan menjauh... minta maaf lah... terutama pada lino hyung... "

" dia hanya memiliki mu sebagai hyung tertua... jika bukan kau tempatnya menangis, dia mau menangis kemana? Kau sendiri tau dia tak akan semudah itu menangis di hadapan ayah dan ibunya karena didikan mereka mengajarkan lino hyung bersikap mandiri, jangan cengeng sejak kecil... "

" membuat lino hyung memiliki pribadi tsundere... tidak bisa mengutarakan perasaannya dengan jelas, memendam banyak hal sendiri...  bersikap keras, namun lembut dan rapuh di dalam... dia butuh kau hyung... "

" begitupun denganmu... kau sudah terbiasa menjadi yang tertua dan tidak biasa membagi beban beratmu pada siapapun... termasuk kami, adik-adikmu... tapi dengan lino hyung, kau bisa membagi bebanmu padanya... "

" lino hyung selalu siap menjadi tempatmu mengeluh meski kau enggan... yah bukan hanya lino hyung sih, kami semua juga siap jadi tempatmu mengeluh... "

" tapi hanya lino hyung yang membuatmu bisa merasakan perasaan ingin berbagi beban... karena kau tau lino hyung dewasa dibalik kekanakannya... "

" kau mau kemana hyung?!! " tahan seungmin ketika bangchan bangkit dari duduknya.

" aku mau mencari si tupai itu... "

" ini sudah malam! Kau mau mencarinya kemana?!! Lebih baik kau tidur! Lalu cari besok pagi! " omel seungmin.

" tap... "

" gak ada tapi-tapian! Masuk kamar sana! " titah seungmin mendorong bangchan untuk istirahat.

.
.
.
.
.

" nunna... jangan ceritakan soal jisung pada siapapun ya... pada ayah maupun ibu... " ujar changbin was-was.

" apa kau pikir aku sejahat itu? " ujar gaeun tersinggung.

" aku hanya mengingatkan nunna... nunna tau sendiri... jisung bukan manusia seutuhnya, jika ayah tau... dia pasti akan menangkap jisung dan membunuhnya sesuai peraturan... meskipun dia tidak mau melakukan itu... tapi ayah sangat taat pada aturan... "

" aku tidak mungkin membiarkan adik kesayangannya calon suamiku mati begitu saja... dia bisa seperti robot sepanjang hidupnya entar... " ujar gaeun membuat changbin tersenyum tipis.

" si gila itu memang terlalu sayang sama jisung... kami semua menyayanginya, tapi lino hyung sayangnya di atas rata-rata... "

" nunna tau? Saingan nunna itu bukanlah cewek-cewek cantik diluaran sana... tapi jisung... hahahaha lucu sekali nunna ku ini harus bersaing dengan si kecil itu... "  ujar changbin menggoda nunnanya itu.

" sialan kau memang! " gerutu gaeun.

" dek, kamu harus menjaga jisung ketika dia ketemu... jangan sampai ia ditangan para pihak berwajib... terutama pemerintah... kim bum gila itu, dia tidak akan peduli siapapun yang ia bunuh... "

" tanpa nunna suruh pun, aku pasti akan menjaganya... " ujar changbin mantap.

.
.
.
.
.

" apa tidak apa mendiamkan bangchan hyung seperti itu? " tanya jeonghwa merasa bersalah.

" tidak apa, biar dia belajar mengendalikan diri untuk tidak berkata tajam... " jawab jeongin.

" kata-katanya yang mengatakan jika jisung sudah sepantasnya musnah karena dirinya zombie, itu sangat keterlaluan.... " ujar felix sedih.

" bangchan hyung tidak salah, ucapannya benar... hanya saja menyakitkan... dan dia sangat bodoh karena mengatakan hal seperti itu di depan lino hyung... aish!! Padahal dia tau sendiri seperti apa lino hyung jika berkaitan soal jisung... " gerutu hyunjin.

" tidur saja yuk, besok kita masih harus mencari jisung hyung... " ujar jeongin menghentikan obrolan malam mereka.

" udah sana balik ke kamar masing-masing, syuh!! Kalian membuat sesak kamar mungilku!  " usir felix.

" ye, kamar burik aja! " ujar hyunjin menoyor kepala felix, membuat si empunya berteriak kesal.

" awas! Ada ayam ngamuk! Lari!! " canda jeonghwa beranjak keluar dari kamar felix dengan langkah seribu, disusul oleh jeongin dan hyunjin.

AWAS KALIAN YA!!

.......

" jisung, kau bersembunyi dimana sih... " keluh lino menatap langit malam yang sepi tanpa bintang dan bulan.

Seperti keadaannya saat ini.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Waktunya dimulai~

Eternal Corp, 2 ( SKZ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang