38

45 7 3
                                    

Sudah sebulan yeji mencari keberadaan ryujin, tapi tidak sedikitpun ia menemukan jejak, membuatnya frustasi bukan main.

Menghabiskan banyak sekali alkohol sebagai pelarian. Meski begitu tidak perlu khawatir, wanita itu memilki adaptasi kadar alkohol yang tinggi.

" Ibu... Ryujin... Kalian dimana... " Gumam yejin menatap foto adik dia ibunya.

~Adik dan ibumu bersamaku~

" Sialan! Berengsek!! Eternal Corp! Untuk apa kau menculik mereka sialan! " Gerutunya berusaha berpikir jernih.

" apa yang kau inginkan dari dua orang itu... " keluhnya mengacak-acak rambutnya sendiri frustasi hingga terlihat seperti sarang burung.

Deg!

" Jangan bilang... Benar.. Itu benar... Dia menculik ibu untuk membuat kekacauan.. Dia tau tentang virus zombie itu dan membawa ryujin untuk mendapatkan vaksinnya... Menyelamatkan dirinya sendiri... " Gumam yejin tersadar.

" Sebulan, ini sudah sebulan setelah kepergian mereka... Jika benar mereka akan melepaskan ibu ke dunia luar... Menyebar virus zombie buatanku... Sialan!! " Ujarnya segera ke meja Lab untuk bergegas membuat vaksin.

" Aku harus segera membuat vaksin! Semoga saja ryujin tidak terlalu pintar untuk segera mendapatkannya... "

.
.
.
.
.
.

" Kau masih belum mendapatkan vaksinnya 00? " Tanya seungmin pada ryujin yang sibuk berkutat dengan cairan-cairan tidak jelas di hadapannya.

" Belum tuan... Mungkin, sedikit lagi.. " Jawab ryujin membuat seungmin menghela napas lelah.

" Cepatlah, jangan lupa kau juga harus membuat virus yang lain bersama vaksinnya...  "

( karena jika hanya mengandalkan virus yang ada pada ibumu, kakakmu itu pasti bisa menemukan vaksinnya... Tapi tidak jika aku membuat virus zombie yang berbeda.. Menyebarkan keduanya... Pasti menyenangkan.. ) inner seungmin licik.

" Tenang tuan, jika saya berhasil mendapatkan vaksin ini... Saya akan dengan mudah membuat virus baru dan vaksinnya sekaligus... "

" Bagus, aku mengandalkan mu... Panggil aku saat kau butuh.. Aku mau keruangan ku terlebih dulu... " Pamit seungmin mengelus lembut surai ryujin sebelum pergi.

Sungguh, ia sangat senang dengan keberhasilan alatnya yang mampu mengobrak-abrik ingatan seseorang.

Hipnotis? Santet? Apa itu... Dia tidak perlu belajar hal seperti itu untuk mengatur hidup seseorang...

....

" Huft... Aku merindukan ruangan ini... " Gumam seungmin merilekskan punggungnya pada sofa kesayangan.

" Mufasa.. " Panggil seungmin pada anak buah baru yang ia rekrut.

Iya pak..

" bagaimana perkembangan dohyun? " tanya seungmin penasaran.

" tuan dohyun semakin hari semakin meningkat... ilmu bela dirinya bisa dikatakan sangat baik... "

" bagus... kau pergilah, bawa anggota yang lain.. kumpulkan orang-orang jalanan, bawa mereka kemari... semampu kalian saja... " titah seungmin membuat mufasa bingung.

" kenapa diam? Tidak bergerak? "

" maaf jika saya lancang pak, tapi untuk apa mengumpulka  orang-orang jalanan? " tanya mufasa kepo.

" apa anak buah harus tau urusan bosnya hingga rinci? Lakukan saja apa yang kuperintahkan... " ujar seungmin dingin, dimana mampu membuat mufasa diam membisu.

" pergi... "

Baik pak!

" sebelum membuat kerusakan, aku harus menyelamatkan beberapa nyawa yang mudah di bawa... mereka pasti akan berguna kapan saja... "

.
.
.
.
.

" apa ada dari kalian yang bisa menghubungi seungmin? " tanya bangchan frustasi.

" masih mencari kabarnya hyung? " tanya changbin.

" hm... aku takut dia lupa jika batas waktu libur hanya tinggal dua bulan lagi... " ujar bangchan khawatir.

" tenang saja, anak itu terorganisir... dia tidak mungkin lupa... " ujar lino memberikan air jus pada bangchan.

" apes gak ada yang tau... terkadang dia juga sering salah... " ujar bangchan.

" kenapa tidak kau samperin saja kerumahnya hyung? " tanya hyunjin.

" kami udah kesana, tapi rumahnya kosong... kata tetangga sih seungmin pergi, gak tau kemana... dan gak balik lagi... gak tau kalo sekarang.. " jawab felix.

" mungkin saja dia sibuk dengan keluarga besarnya, jangan terlalu khawatir... dia bukan anak kecil... " ujar jisung.

" seungmin hyung pasti baik-baik saja... jangan khawatir chan hyung... " ujar jeongin menenangkan hyung tertua itu.

" kau ini lucu hyung, saat anaknya ada kau cueki... tidak pernah kau pedulikan... salah sedikit kau marahi sangat tegas... giliran hilang dicari... " julid changbin.

" aku leader, wajar jika aku khawatir saat anggota ku hilang satu..  " jawab bangchan tidak mau kalah.

" manager hyung aja santai... pasti seungmin mengabari manager jika ada apa-apa... selagi semua santai... maka santai saja.. " ujar lino.

" jika kau begitu khawatir, ayo kita kesana sekarang... kuantar... " ujar hyunjin.

" tidak perlu... " ujar bangchan beranjak ke ruang kerjanya.

" hyung, cari apa? " tanya jeongin pada jisung yang sibuk mengobrak-abrik tasnya.

" obatku... tidak ada... " jawab jisung panik.

" kau ini selalu saja, teledor.... cari lebih teliti, paling ketinggalan... " ujar felix tidak membantu.

" yah semoga saja ketinggalan... aku cari dulu di tempat lain... " ujarnya beranjak dari ruang latihan.

.
.
.
.
.
.
.

Mufasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mufasa...

Eternal Corp, 2 ( SKZ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang