" Sialan! Berengsek!! Eternal Corp! Untuk apa kau menculik mereka sialan! " Gerutunya berusaha berpikir jernih.
" apa yang kau inginkan dari dua orang itu... " keluhnya mengacak-acak rambutnya sendiri frustasi hingga terlihat seperti sarang burung.
Deg!
" Jangan bilang... Benar.. Itu benar... Dia menculik ibu untuk membuat kekacauan.. Dia tau tentang virus zombie itu dan membawa ryujin untuk mendapatkan vaksinnya... Menyelamatkan dirinya sendiri... " Gumam yejin tersadar.
" Sebulan, ini sudah sebulan setelah kepergian mereka... Jika benar mereka akan melepaskan ibu ke dunia luar... Menyebar virus zombie buatanku... Sialan!! " Ujarnya segera ke meja Lab untuk bergegas membuat vaksin.
" Aku harus segera membuat vaksin! Semoga saja ryujin tidak terlalu pintar untuk segera mendapatkannya... "
. . . . . .
" Kau masih belum mendapatkan vaksinnya 00? " Tanya seungmin pada ryujin yang sibuk berkutat dengan cairan-cairan tidak jelas di hadapannya.
" Belum tuan... Mungkin, sedikit lagi.. " Jawab ryujin membuat seungmin menghela napas lelah.
" Cepatlah, jangan lupa kau juga harus membuat virus yang lain bersama vaksinnya... "
( karena jika hanya mengandalkan virus yang ada pada ibumu, kakakmu itu pasti bisa menemukan vaksinnya... Tapi tidak jika aku membuat virus zombie yang berbeda.. Menyebarkan keduanya... Pasti menyenangkan.. ) inner seungmin licik.
" Tenang tuan, jika saya berhasil mendapatkan vaksin ini... Saya akan dengan mudah membuat virus baru dan vaksinnya sekaligus... "
" Bagus, aku mengandalkan mu... Panggil aku saat kau butuh.. Aku mau keruangan ku terlebih dulu... " Pamit seungmin mengelus lembut surai ryujin sebelum pergi.
Sungguh, ia sangat senang dengan keberhasilan alatnya yang mampu mengobrak-abrik ingatan seseorang.
Hipnotis? Santet? Apa itu... Dia tidak perlu belajar hal seperti itu untuk mengatur hidup seseorang...
....
" Huft... Aku merindukan ruangan ini... " Gumam seungmin merilekskan punggungnya pada sofa kesayangan.
" Mufasa.. " Panggil seungmin pada anak buah baru yang ia rekrut.
Iya pak..
" bagaimana perkembangan dohyun? " tanya seungmin penasaran.
" tuan dohyun semakin hari semakin meningkat... ilmu bela dirinya bisa dikatakan sangat baik... "
" bagus... kau pergilah, bawa anggota yang lain.. kumpulkan orang-orang jalanan, bawa mereka kemari... semampu kalian saja... " titah seungmin membuat mufasa bingung.
" kenapa diam? Tidak bergerak? "
" maaf jika saya lancang pak, tapi untuk apa mengumpulka orang-orang jalanan? " tanya mufasa kepo.
" apa anak buah harus tau urusan bosnya hingga rinci? Lakukan saja apa yang kuperintahkan... " ujar seungmin dingin, dimana mampu membuat mufasa diam membisu.
" pergi... "
Baik pak!
" sebelum membuat kerusakan, aku harus menyelamatkan beberapa nyawa yang mudah di bawa... mereka pasti akan berguna kapan saja... "
. . . . .
" apa ada dari kalian yang bisa menghubungi seungmin? " tanya bangchan frustasi.
" masih mencari kabarnya hyung? " tanya changbin.
" hm... aku takut dia lupa jika batas waktu libur hanya tinggal dua bulan lagi... " ujar bangchan khawatir.
" tenang saja, anak itu terorganisir... dia tidak mungkin lupa... " ujar lino memberikan air jus pada bangchan.
" apes gak ada yang tau... terkadang dia juga sering salah... " ujar bangchan.
" kenapa tidak kau samperin saja kerumahnya hyung? " tanya hyunjin.
" kami udah kesana, tapi rumahnya kosong... kata tetangga sih seungmin pergi, gak tau kemana... dan gak balik lagi... gak tau kalo sekarang.. " jawab felix.
" mungkin saja dia sibuk dengan keluarga besarnya, jangan terlalu khawatir... dia bukan anak kecil... " ujar jisung.
" kau ini lucu hyung, saat anaknya ada kau cueki... tidak pernah kau pedulikan... salah sedikit kau marahi sangat tegas... giliran hilang dicari... " julid changbin.
" aku leader, wajar jika aku khawatir saat anggota ku hilang satu.. " jawab bangchan tidak mau kalah.
" manager hyung aja santai... pasti seungmin mengabari manager jika ada apa-apa... selagi semua santai... maka santai saja.. " ujar lino.
" jika kau begitu khawatir, ayo kita kesana sekarang... kuantar... " ujar hyunjin.
" tidak perlu... " ujar bangchan beranjak ke ruang kerjanya.
" hyung, cari apa? " tanya jeongin pada jisung yang sibuk mengobrak-abrik tasnya.
" obatku... tidak ada... " jawab jisung panik.
" kau ini selalu saja, teledor.... cari lebih teliti, paling ketinggalan... " ujar felix tidak membantu.
" yah semoga saja ketinggalan... aku cari dulu di tempat lain... " ujarnya beranjak dari ruang latihan.
. . . . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.