46

97 13 0
                                        

HENTIKAN!!!

"  cukup! Sudah hentikan! " teriak yeji frustasi.

" kau! Apa salah kami padamu hingga melakukan semua ini! Apa mau mu sebenarnya! "

" tidak ada, aku hanya ingin bersenang-senang...  aku sudah mendapatkan apa yang aku mau... menyingkarkan segala hal yang mengganggu ku... hanya tersisa kalian saja yang belum ku singkirkan... " jawab seungmin.

" kecuali jika kalian ingin menurut padaku... maka nyawa kalian tidak akan ku lenyapkan... "

" Mati saja kau! Cuih! Jangan harap kami mau mrnjadi budakmu yang tidak punya hati dan pikiran sendiri! " ujar jisung susah payah karena tengah di cekik oleh yugyeom.

" kalo begitu kalian tidak ada pilihan selain mati... 00, 01 bunuh saja mereka sekarang... "

" tidak! Ayah! Bunda!! " teriak yesung merengek.

Yugyeom mencekik jisung semakin kuat setelah mendapat perintah, ryujin sendiri pun bersiap menarik pelatuk untuk melesatkan peluru pistolnya pada kepala yeji.

Yeji menatap ryujin dengan lembut dan dalam, tatapan sayang dan ikhlas dapat terlihat dari netra rubahnya.

" kakak menyayangimu ryujin... " ujar yeji dengan senyum manis.

Deg!

Ryujin yang melihat yeji yang bersiap akan kematiannya entah mengapa merasakan sakit di hatinya, rasa sakit yang tidak dapat ia pahami mengapa bisa terjadi.

Rasanya ingin sekali memeluk sosok di hadapannya, namun ketidaktahuan dirinya akan sosok yeji dan juga perintah dari seungmin membuat dirinya gelisah, bimbang.

Kebingungan menyerang hati dan pikirannya, berusaha mengingat dan merasakan hal apa yang telah hilang dari dirinya.

Namun ia tidak berhasil menemukannya.

" bunuh mereka sekarang! " teriak seungmin tidak sabaran melihat jisung dan yeji yang masih tidak merenggang nyawa.

" urgh! Uhuk! Yu... yug.. yeom.. hyung... " gumam jisung yang hampir kehabisan nafas.

Yugyeom tidak sedikitpun bergeming melihat jisung yang sebentar lagi merenggang nyawa karenanya, wajahnya datar menatap jisung, tidak sedikitpun memiliki emosi berarti yang membuat jisung benar-benar hilang harapan untuk tetap hidup.

Ia bahkan sudah memejamkan matanya, siap kapanpun itu.

" apa yang kau lakukan.... " ujar seungmin dingin.

" mufasa... "  ujarnya menatap tajam mufasa yang menodongkan pistol padanya.

" sudah cukup semuanya... "

" hentikan semua ini... " ujar mufasa membuat bosnya itu tersenyum miring.

" kau pengkhianat.... " ujar seungmin angkuh, dirinya bangkit dari sofa dengan cepat.

Memukul kuat lengan mufasa hingga pistol tersebut lepas dari tangannya, dan menyerang mufasa dengan cepat yang mudah dihindari.

Keduanya bertarung sengit, saling memojokkan satu sama lain tanpa belas kasihan.

Ryujin dan yugyeom yang melihat seungmin tampak kesulitan sontak saja maju membantu, meninggalkan yeji dan jisung yang belum mereka bunuh begitu saja.

Belum keduanya sampai pada pertarungan, mereka sudah tumbang dengan tembakan bius yang dilesatkan pada mereka.

" ryujin!! " teriak yeji panik, menghampiri sang adik yang pingsan.

" uhuk! Uhuk! Hah! " jisung berusaha menarik napas sebanyak mungkin sekaligus merilekskan dirinya yang kambuh atas rasa panik.

Dor!!

" argh!! " pekik seungmin karena tembakan pada kakinya.

Mufasa yang melihat kesempatan tersebut sontak saja memanfaatkan kesempatan untuk menjatuhkan dohyun.

Mufasa mengunci pergerakan seungmin di bawahnya, tangannya terulur ke wajah seungmin lalu menarik wajah palsu yang lelaki itu kenakan.

Melemparnya ke sembarang arah..

Hingga terlihatlah siapa sosok asli di balik wajah palsu tersebut.

" dohyun... kau mengecewakan... " ujar yuhan pelaku penerobosan yang melumpuhkan mereka semua, siapapun yang berada di ruangan bersama yuning dan beberapa anak buah.

" tck, sudah kuduga... kau rupanya... " ujar dohyun menatap sinis yuhan.

" aku mencari keberadaan kalian karena akan tahu hal seperti ini akan terjadi, tapi kalian sangat pintar bersembunyi... bahkan berhasil menyusupkan mata-mata ke dalam anggotaku.. mafia memang tidak bisa diremehkan... " ujar dohyun yang tidak dihiraukan.

Yuhan melirik sendu ke arah seungmin yang sudah tergeletak tak bernyawa. Merasa bersalah karena meninggalkan mantan bos sekaligus sahabatnya itu.

" kau benar-benar kelewatan dohyun... " ujar yuhan membuat dohyun tertawa kencang.

" kau tidak tau apa-apa! " bentak dohyun.

Yuhan berjalan mendekati seungmin, memberikan jaketnya padanya untuk menutupi wajah seungmin.

" istirahtlah dengan damai... " gumam yuhan sebelum beranjak mendekati dohyun.

Mufasa yang melihat yuhan mendekat, sontak saja menyingkir. Menjauh beberapa langkah dari dohyun.

Yuhan mencekik kuat dohyun sembari mengarahkan moncong pistol pada dahi dohyun yang tersenyum seperti psikopat yang tidak takut akan kematian.

" kau menjijikan! " ujar yuhan menatap marah dohyun.

" bukankah kita sama? Pembunuh mana yang tidak menjijikkan? Cepat... bunuh aku, dan akan kupastikan negara ini, bahkan dunia akan hancur... "

" mereka para mutan hanya menuruti perintahku, jika diriku mati... mereka akan menjadi liar, merusak apapun sesuka mereka... hahahahaha.. " 

" berengsek! " maki yuhan menjambak dohyun lalu membenturkan kepalanya ke ubin hingga dohyun merasakan benturan yang amat menyakitkan, bahkan kupingnya berbunyi nging yang cukup panjang.

" aku sudah merasa buruk saat meninggalkan seungmin saat itu, tapi aku tidak menyangka... meninggalkanmu sebentar saja, sudah sebesar ini kerusakan yang kau lakukan! "

" kau! Bagaimana bisa kau membunuhnya! Bagaimana bisa kau membunuh sahabatmu! " bentak yuhan tidak habis pikir.

" tentu saja karena keinginan kuat... " jawab dohyun menatap kosong pada langit-langit bangunan.

Eternal Corp, 2 ( SKZ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang