6

127 11 8
                                    

" untung saja blackcard nya masih berfungsi... jadi kita tidak perlu menggembel di luar... " ujar jisung berbaring di kasur, merilekskan punggungnya yang pegal.

" jika kita benar menggembel, aku akan membunuhmu..  " ujar yeji kesal.

" heh! Ada yesung, dia bisa mendengarmu.... " ujar jisung mengingatkan.

" dia fokus menonton kartun! Dia tidak akan peduli dengan sekitar... "

" oh ya, tadi... kenapa kau tiba-tiba menghindar ketika bertemu pekerja hotel? Tanganku sakit kau tarik sekuat itu... " dumel yeji duduk di kasur, menggeplak dahi sang suami geram.

" aduh... maafkan aku... mana coba lihat? " ujar jisung bangkit dari tidurannya, menarik tangan sang istri yang ia lukai.

Cup

" cepat sembuh... " ujar jisung mencium pergelangan tangan sang istri yang memerah. Membuat yeji kembali merona.

" hentikan aksi manismu itu! Kau mau aku cepat mati ya... " ujar yeji yang berdebar tidak karuan.

" hahaha... lucunya istriku... " ujar jisung gemas, memeluk yeji erat.

" jawab dulu pertanyaanku yang tadi... " ujar yeji melepaskan pelukan sang suami.

" aku mengenal pekerja itu... dia orang yang sempat ku tolong saat wabah zombie... dan dia tau jika aku bukan manusia, jika dia melihat wajahku tadi maka akan berbahaya untuk kita... aku tidak menyangka dia akan bekerja di hotel ini... " ujar jisung membuat yeji terkejut.

" untung saja kau bergerak cepat... "

" jisung gitu loh.... " ujar jisung bangga.

" kau sangat akrab dengannya? " tanya yeji penasaran.

" dia cinta pandangan pertamaku... " ujar jisung membuat yeji memanas, hatinya merasa sakit mendengar kejujuran sang suami. Dirinya cemburu.

Jisung yang paham jika sang istri cemburu, dengan cepat mengecup bibir sang istri lalu menempelkan dahi keduanya.

" jangan cemburu.... saat ini yang ada didalam hati dan pikiranku hanya kamu dan yesung... aku hanya mencintaimu... " ujar jisung membuat yeji sedikit menghangat, meski tidak dapat di pungkiri dirinya masih cemburu.

" siapa yang cemburu... aku tidak... " ujar yeji mendorong dada bidang sang suami untuk menjauh.

Cup

" kau tidak bisa membohongi suamimu sendiri... " goda jisung mencium hidung mancung sang istri.

" apaan sih! Sudah aku mau mandi! Gerah! " ujar yeji buru-buru bangkit, berlama-lama dengan suaminya yang selalu bertingkah manis tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

" ayo mandi bareng sayang... " goda jisung.

" TIDAK!! " teriak yeji dari kamar mandi, membuat jisung tertawa bahagia.

" lucunya.... " gumam jisung gemas.

* YEJI!! TUKARAN SAMA AUTHOR SEKARANG!! huaa.. mimin iri... IRI DENGKI!!

" tapi... sejeong jadi semakin cantik saja... " gumam jisung mengingat-ingat wajah sejeong yang ia lihat sekilas.

* BUAYA!! BUAYA!!

" ayah! " panggil yesung menatap sang ayah dengan mata bulat menggemaskannya.

" ada apa sayang? " tanya jisung berjalan mendekati sang anak.

" lihat! Ayah masuk tv! " ujar yesung menunjuk televisi yang sedang menampilkan salah satu performance bersama grupnya di salah satu acara.

" eeh? Kenapa mereka menayangkan ini?! " pekik jisung terkejut bukan main.

Ini sudah belasan tahun lamanya grup mereka bubar karena wabah zombie, namun kenapa mereka kembali menayangkannya?

" oh... untuk mengenang idol jaman dulu toh.... " ujar jisung ketika melihat tulisan di bawahnya.

" sudah seperti almarhum saja dibuat beginian... padahal kan masih hidup... aku jadi rindu para member... apa mereka semua baik-baik saja ya... dimana ya mereka sekarang... " gumam jisung sedih.

" ayah! Ayah! " panggil yesung menepuk pipi jisung yang melamun.

" maaf ayah mengacuhkanmu... " ujar jisung menggendong yesung, menciumi wajah imutnya.

" kenapa ayah ada di tv? " tanya yesung penasaran.

( aku lupa anak itu tidak tau apapun tentang orang tuanya pas muda... ) inner jisung tersadar.

" itu hanya video iseng ayah dan teman-teman ayah dulu... " 

" teman? " tanya yesung yang tidak tau apa itu arti teman. Karena dirinya yang memang hanya hidup bersama kedua orang tuanya dan beberapa hewan liar di hutan yang mereka pelihara.

" iya teman... yesung tidak punya teman kan? Tunggu ya, nanti ketika yesung sekolah... yesung akan mendapat banyak teman seperti ayah... "

" tapi teman itu apa ayah? "

" teman itu seseorang yang sangat baik pada yesung, dan juga sayang sama yesung... " ujar jisung menjelaskan seringan mungkin agar mudah di mengerti.

" seperti ayah dan bunda? "

" iya seperti itu... tapi berbeda... yesung akan mengerti kok suatu hari nanti... " ujar jisung mengelus lembut surai sang anak.

" yesung tidak butuh teman, ayah dan bunda sudah cukup... "

" tidak boleh begitu, yesung butuh teman... sangat butuh... " ujar jisung mencubi pipi gembil sang anak.

" kenapa? Ayah dan bunda baik, ayah dan bunda sayang yesung... jadi tidak perlu teman... "

" perlu sayang, kamu perlu... karena di dunia ini kita harus bersosialisasi... bayangkan jika ayah dan bunda tidak ada di samping yesung, terus yesung gak punya teman...yesung bakal sendirian...  yesung tidak takut? Tidak sedih? Tidak bosan? " ujar jisung membuat sang anak memeluknya erat.

" yesung gak mau sendiri ayah... jangan tinggalin yesung... " tangis yesung pecah.

" ayah dan bunda tidak akan meninggalkan yesung... tapi ketika hal itu tiba, yesung butuh teman... makanya yesung harus berteman oke... "  ujar jisung yang tidak di tanggapi oleh sang anak yang kini sibuk menangis.

" shtt, sudah jangan menangis... " ujar jisung menepuk lembut punggung sang anak untuk menenangkan.

" yesung kenapa ayah... " ujar yeji yang baru saja menyelesaikan mandinya, menatap bingung pada sang anak yang menangis di gendongan suaminya padahal sang anak sebelumnya tertawa riang dengan kartun tontonannya.

" aku salah bicara tadi... sulit juga menjelaskan suatu hal pada bocah... " ujar jisung menyerahkan yesung pada yeji.

Ibunya paling mengerti cara menenangkan sang buah hati yang rewel.

" kamu kebiasaan deh... shtt sudah jangan menangis... anak bunda gak boleh cengeng... " ujarnya menimang-nimang yesung agar tangisnya mereda.

" bunda... ayah... jangan tinggalin yesung sendiri... hiks.. hiks... "

" tidak sayang... tidak akan pernah... ayahmu ini nakal ya.. bunda pukul ayah nanti, sudah jangan nangis... " ujar yeji menenangkan.

" maaf.... " ujar jisung tidak tega melihat sang anak yang nangis sesegukan.

" sudah sana mandi... yesung biar aku yang nenangin... " ujar yeji yang dibalas anggukan oleh jisung.

" oh iya, kita membawa masker kan? "

" ada.. kenapa? " tanya yeji bingung.

" wajahku ada di tv... " ujar jisung yang sangat di pahami oleh yeji, membuat wanita itu menghela napas lelah.

Menikah dengan seorang artis itu susah...

Eternal Corp, 2 ( SKZ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang