48

70 9 4
                                    

" apa aku benar-benar sudah mati? Sangat gelap.... " gumam dohyun yang berada di tengah-tengah kegelapan.

Tak lama sebuah sinar menyilaukannya, memunculkan sosok yang sangat ia kenali.

" seungmin... " gumam dohyun menatap sendu seungmin yang berjalan menghampirinya.

" kau datang untuk membalas perbuatanku? Kau bahkan rela menunggu di alam kematian untuk membalas rasa kecewamu padaku? Baiklah.. lakukan... aku siap menerima kemarahanmu... " ujar dohyun menunduk tidak sanggup melihat seungmin yang berdiri dihadapannya.

Dohyun sangat terkejut dengan apa yang seungmin lakukan padanya, bukan sebuah pukulan yang ia dapatkan.

Melainkan sebuah pelukan hangat.

" tidak apa... tidak apa-apa... semua sudah berakhir... " ujar seungmin menepuk-nepuk punggung rapuh dohyun lembut.

Dohyun yang diperlakukan begitu manis oleh seungmin tidak dapat menahan tangisnya, rasa bersalah memenuhi hatinya. Membuatnya merasa sesak.

" maaf... maafkan aku... maafkan aku seungmin.. " ujar dohyun memeluk erat jiwa seungmin.

" ayo kita pulang ke tempat dimana seharusnya kita berada dohyun... "

* kurang baik apa seungmin samamu dohyun...

.
.
.
.
.
.

" kurasa aku punya ide... " ujar mufasa membuat semua orang yang ada diruangan menatapnya.

" jelaskan? " ujar yuning tegas.

Mufasa berjalan ke arah dimana wajah palsu berbentuk wajah seungmin tergeletak, menunjukkannya tinggi-tinggu pada yuning.

" kita bisa menggunakan wajah palsu ini untuk memerintah para mutan di luar sana agar mundur... " ujar mufasa membuat yuning bertepuk tangan meriah.

" kau memang sangat pintar mufasa!! Sangat pintar! Liu kecil, kau harus belajar banyak darinya... "

" aku tidak tertarik... " jawab yuhan malas.

" tapi siapa yang akan melakukannya? " ujar yuning menatap jisung yang tengah memeluk erat yesung dan menemani sang istri yang tengah bersedih atas nasib ryujin yang masih setia dalam tidurnya akibat obat bius.

" hei kau... " panggil yuning memanggil jisung.

" apa? "

" kau setengah zombie kan? " tanya yuning mendekati jisung dan keluarga kecilnya.

" apa maumu? " tanya jisung dingin, menatap tajam yuning.

" jangan menatapku seperti itu, kau tau sendiri aku bukanlah orang jahat... " ujarnya menunjukkan wajah palsu seungmin pada jisung.

" menyamarlah, jadilah seungmin untuk sementara... tarik mundur para mutan di luar sana..  "

" mengapa aku harus melakukannya? " ujar jisung tidak ingin ikut campur dalam masalah apapun.

" jika kau ingin hidup tenang di negara yang kau cintai ini, kau harus melakukannya... "

" terlebih lagi, kau lupa jika harus mengurus teman-temanmu yang kehilangan memori mereka itu? " ujar yuning membuat jisung menatap para member yang diam kebingungan di tangan anak buah yuning.

" mereka sudah hilang ingatan, tidak ada yang bisa dilakukan lagi pada mereka... " ujar jisung pasrah.

" setidaknya kau harus membimbing mereka dalam segala hal yang mereka lupakan... kau harus membawa mereka menemui orang tua mereka bukan? " ujar yuning membuat jisung semakin terpuruk.

" keluarga mereka belum tentu masih bernyawa, kalian tau sendiri mutan diluar sana sekuat apa... kecuali mereka berhasil menyembunyikan diri dengan baik... "

" aish, kenapa kau harus berkecil hati seperti itu sih? Ayo cepat.. kau mau menyamar atau tidak?!! Hanya kau yang bisa melakukannya disini, sesama mutan tidak akan menyerang... " bentak yuning kesal.

Dengan berat hati jisung menerima wajah palsu itu, menatap sekilas wajah palsu yang membuatnya membunuh seungmin dengan tangannya sendiri.

" ayah.. ayah mau pergi? " tanya yesung tidak rela jika harus berjauhan dengan ayahnya lagi.

" hanya sebentar, ayah harus menyelesaikan sesuatu di luar sana... tetaplah bersama bundamu... jangan jauh darinya sedikitpun... " ujar yesung mencium pipi sang anak sayang.

" apa yang akan kau lakukan? Kau akan membawa mereka kesini dan mengurung mereka? " tanya yeji penasaran dengan pergerakan yang akan jisung lakukan.

" tidak, untuk apa aku melakukan hal itu... manusia biasa sudah pada merenggang nyawa... hanya tersisa para mutan... meski begitu mereka juga manusia, mereka berhak hidup bebas..."

" kau akan membiarkan mereka hidup seperti saat mereka masih manusia biasa? " tanya yuning yang dibalas anggukan oleh jisung.

" yah, mereka berhak hidup seperti kehidupan lama mereka.. Mengurung mereka juga bukan hal baik... lebih baik memberikan mereka sedikit wejengan..." ujar jisung bersiap untuk berangkat.

" hati-hati.... " ujar yeji mendapat ciuman lembut di pucuk kepalanya oleh sang suami.

" terserah, lakukan apapun yang kau mau... yang penting para mutan itu tidak bertindak bar-bar yang merusak seperti sekarang... " ujar yuning acuh.

" mufasa, ikutlah bersamanya keluar... dia terluka cukup parah, dia tidak akan bertahan diluar sana... "

" baik... " jawab mufasa.

" kau terlalu meremehkanku... " ujar jisung.

" nyatanya kau dan istrimu hampir mati jika aku tidak datang... " julid yuning.

" sialnya, kau benar... " jawab jisung mengenakan wajah palsu seungmin.

" ayo berangkat... "

Eternal Corp, 2 ( SKZ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang