44 - 45

73 10 15
                                    

" membosankan, apa yang harus kita lakukan lagi? Tidak ada yang lainkah? " gumam haechan sembari mengacak-acak organ tubuh taecyeon yang sudah tak bernyawa karena bosan.

" kota sudah hancur, manusia untuk dibunuh sudah tidak ada... apa kita pulang saja? " tanya andy yang tengah memainkan balon gelembung.

" tunggu saja perintah selanjutnya... kita tidak mungkin kembali begitu saja tanpa aba-aba... " ujar mark memeriksa informasi yang mungkin saja terlewat olehnya.

" atau mau pergi ke wilayah lain saja? Aku penasaran dengan kerja teman-teman yang lain... " ujar renjun memberi saran.

" kita di perintahkan di wilayah ini, bagaimana jika kita pergi lalu ada perintah masuk? Kewalahan entar... " ujar jeno menolak saran renjun.

" sudahlah, menunggu disini tidak ada salahnya... " ujar jaemin menikmati es krimnya.

" duitku sangat banyak, tapi untuk apa.... " ujar chenle menatap uangnya uang menumpuk seperti gunung, hasil dari mencopet para korban.

" beli kekuasaan tuan? Bisa tidak? " canda haechan mencuci tangannya yang penuh darah.

" itu mustahil... kekuasaan tuan tidak bisa digantikan dengan apapun kecuali dengan kematiannya sendiri... " jawab mark.

" jika tuan mati, kira-kira siapa tuan kita yang baru? " ujar renjun membuat mereka jadi kepikiran.

" kalian mendoakan tuan mati? Jahat... tuan yang menolong kita loh.. " ujar andy.

" bukan begitu, hanya memikirkan sebuah perkiraan... " ujar jeno.

" hn, jangan salah paham... " sambung jaemin.

" sudahlah, aku lapar... ada yang mau ikut makan? " tawar mark yang diangguki oleh semuanya.

.
.
.
.

Yeji dan jisung kompak menghajar dohyun, bekerja sama untuk melumpuhkan laki-laki tampan itu tanpa ampun.

Tidak sedikitpun memberikannya celah untuk balas menyerang.

dohyun sendiri dapat menghindar dengan baik, namun perlahan kecepatannya berkurang karena kelelahan sesuai perkiraan yeji dan jisung yang dengan sengaja mengincar titik lemah tersebut dari dohyun yang hanya manusia biasa.

Dimana seperti apapun seorang ahli bela diri berlatih, mereka masih memiliki batas lelah.

Berbeda dengan diri mereka yang setengah zombie, dimana bergerak terus menerus dalam waktu yang cukup lama bukanlah masalah.

Seungmin yang paham arah main jisung dan yeji tersenyum tipis, menatap pertandingan mereka semakin fokus karena menarik di matanya.

" sangat licik... " gumam seungmin.
" apa saya tidak perlu membantu pak? " tanya mufasa.

" tidak perlu... dohyun hanya awalan, umpan utama belum keluar... "

Dohyun yang kelelahan mulai tidak fokus, membuat dirinya memiliki celah untuk dilukai. Dimana hal tersebut di manfaatkan oleh yeji untuk memukulnya.

Namun belum sempat yeji mengenai dohyun, lengannya sudah ditahan oleh jisung. Dirinya di tarik mundur, digantikan oleh jisung yang dengan cekatan mengunci dohyun.

Menjadikannya sandera.

" hentikan semuanya atau dia mati! " ancam jisung menodongkan pisau kecil pada nadi leher dohyun.

" bunuh saja, aku tidak peduli... " ujar seungmin membuat jisung dan yeji terbelalak kaget.

" kau pikir bisa mengancamku dengan dia? Dia bukan siapa-siapa... kematiannya bukan urusanku... "

Eternal Corp, 2 ( SKZ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang