28

143 12 15
                                        

" ryujin? Apa yang kau lakukan? Malah anteng disitu! Ayo cepat kita harus kerja lagi nih....vaksin kita belum selesai...  " omel yeji pada ryujin yang asik menonton kartun.

" malas.... aku capek, besok saja... " jawab ryujin membuat yeji kesal.

" apa maksudmu!! Malas?!! Kita tidak punya waktu untuk bersantai dek! Kita harus segera menemukan vaksin untuk ibu! "

" dia itu bukan ibu, ibu sudah mati dan tenang di atas sana... dia hanya mayat buatan kita saja! Daripada kita sibuk membuat vaksin, lenyapkan saja... bakar lalu kubur abunya... "  jawab ryujin membuat yeji murka.

" sialan kau ryujin! " bentak yeji menampar sang adik kuat, hingga pipinya berbercak merah.

" perkataanmu itu tidak pantas!! "

" sejak awal aku tidak setuju jika kau menghidupkan kembali mayat ibu!! Kita berdua memang kehilangan, tapi kita sudah berada di jalan yang salah kak!! Kita harus mematikan tubuh ibu, mengembalikannya menjadi mayat! Kita harus lenyapkan virus di dalam tubuhnya! Bukan membuat vaksin agar mayat ibu dapat hidup dengan parasit di dalamnya! Sadarlah kak! Jika ibu lepas dari pengawasan kita, dia kabur keluar! Maka negara kita akan habis! Semua manusia akan tertular virus buatan kita! Menjadi zombie! Itu bencana kak! " omel ryujin.

" dan sebelum itu terjadi, kita harus membuat parasit dalam virus buatan kita menjadi baik dan tidak agresif... dapat kita kendalikan... dengan begitu negara akan tetap aman, begitupun kita... jadi kita harus cepat buat vaksin untuk ibu... " ujar yeji tidak mau kalah.

" enggak kak! Yang harus kita lakukan itu melenyapkan virus di dalam ibu! Bukan vaksin!! " sanggah ryujin.

" jika kau tidak mau membantu ku tidak masalah, tapi ingat... jangan menyesal jika aku berhasil dan ibu hidup kembali... jangan harap aku akan membiarkanmu dekat dengan ibu satu senti pun... " ujar yeji meninggalkan ryujin yang frustasi.

.
.
.
.
.

" jadi ada tujuan apa kamu mengumpulkan kami disini... " ujar kim soohoo menatap malas sepupunya.

" kau tau? Kau membuang waktu ku... " ujar kim junhee ( sepupu kedua ) sibuk merapikan nail artnya.

" dimana kakek dan nenek? " tanya seungmin penasaran karena tidak melihat tetua.

" kakek dan nenek tentu saja sibuk, dia tidak ada waktu untuk mengurusimu hyung.... tapi berbeda denganku... aku selalu ada untukmu... " ujar chandra, adik tiri seungmin.

" yang selalu ada itu aku, bukan kau bocah... " sewot kaela, kakak tiri seungmin.

" lama tidak bertemu, anak tiri ibu ini baik-baik saja kan? " tanya ibu tiri, yang dibalas anggukan oleh seungmin.

" kamu semakin tampan... " puji ayah tirinya.

" apa benar kamu mengumpulkan kami untuk memilih pemegang semua keuanganmu? " tanya ibu kandung to the point, dimana membuat seungmin tersenyum tipis.

" kau bisa menitipkan itu pada ayah.... " ujar tuan kim cepat.

" tidak bisa begitu dong paman, biarkan minnie memilih..." protes soohoo.

" alasan kau mencari pemegang harta karena apa min? " tanya junhee penasaran.

Meski seungmin adalah anak yang baik dan mereka masih menjaga komunikasi satu sama lain ( ketika butuh ), namun anak itu telah dicoret dari keluarga besar kim jadi siapapun harus berhati-hati dengannya.

" pertanyaan yang bagus... alasan ku memilih pemegang saham sederhana saja, karena hartaku terlalu banyak... aku bingung mengatur keuanganku... jadi aku butuh seseorang untuk mengaturnya... "

" aku bisa melakukannya!! " ujar chandra membuat dirinya mendapat tatapan sinis dari semua yang ada disana.

" sayangnya, kamu terlalu muda untuk memegang keuangan... maaf ya dek.... " ujar seungmin sembari tersenyum manis, membuat keluarga kim manahan tawa.

" sialan kau seungmin! Tau begitu aku tidak ikut kesini! Sia-sia saja! " gerutu chandra.

" jaga ucapanmu pada hyungmu sayang... " ujar ibu tiri memperingatkan anaknya.

" kita akan rugi jika bukan kita yang terpilih karena prilaku burukmu... " bisik sang ibu tiri membuat chandra terkesiap.

" maafkan ketidak sopananku hyung... " ujar chandra memasang wajah penuh bersalah, yang nyatanya tidak.

" tidak apa.... "

" kalo begitu, aku saja....  umurku baik untuk menjaga keuanganmu... terlebih lagi ada ibu... " ujar kaela lembut.

" kaela benar sayang... kamu bisa menitipkan keuanganmu pada ibu dan kaela... " ujar ibu kandung cerah, secerah matahari.

" aku hanya akan memberikan wewenang pada laki-laki... maafkan aku bu, kaela nunna... " jawab seungmin membuat kaela dan ibunya menahan kesal.

" ayah akan sangat terhormat jika kamu memberikan wewenang itu pada ayah... " ujar ayah tiri lembut, menatap seungmin penuh harap.

" untuk apa ayah tiri jika ada ayah kandung... benar begitu bukan nak? " ujar tuan kim tidak mau mengalah.

" lebih baik kita pulang saja soohoo...  kita sudah tau siapa yang akan mendapat hak itu... "  ajak junhee malas.

" tunggu sebentar junhee, prediksi baru 50 : 50... seungmin pasti memilih secara teliti, siapa yang pantas mengatur keuangannya... " ujar soohoo menatap licik pada seungmin.

" kita akan bahas itu nanti, bagaimana jika kita makan terlebih dahulu.... sudah lama kita tidak berkumpul bersama... bukankah baik jika kita mengukir moment di saat seperti ini?... "

" aku sudah memesan semua makanan kesukaan kalian, dan kupastikan dari restoran berkelas dengan cita rasa yang high class... "

" setelah selesai makan, kita lanjutkan pembicaraan harta..."

" kau benar.... sebuah pembicaraan butuh tenaga... " ujar tuan kim membuat mereka yang ada disana menatap lelaki tua itu malas.

" meski tidak ada tetua kita disini... mari kita tetap nikmati makan malam hari ini.... " ujar seungmin.

" selamat menikmati~ "

( kena kalian! ) inner seungmin bahagia.

.
.
.
.
.
.
.
.

Ini ceritanya balik ke masa sebelum virus zombie nyebar ya... kan ada tuh tandanya " flashback "

Selamat menunggu chapter baru..

Eternal Corp, 2 ( SKZ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang