4

252 23 3
                                        

" jadi selama ini kau dimana? " tanya bangchan mengintrogasi seungmin.

Setelah mereka bertemu di restoran, dan menyelesaikan acara makan-makan saat itu. Bangchan selaku yang paling TUA di antara semuanya, menyeret seungmin untuk ikut kekediaman mereka saat ini.

" kenapa kau menghilang hari itu?! Apa kau tidak tau aku frustasi?!! " ujar lino marah.

" kau tau tidak kita semua khawatir?! " ujar changbin tidak mau kalah, dia kan juga ingin memarahi bokem satu itu.

" diamlah! Jika kalian semua marah bagaimana seungmin bercerita! " ujar felix kesal.

" kalian tidak sedikitpun membiarkannya mengucap sepatah kata pun sejak di restoran... diam, dan dengarkan dia bicara guys... " ujar hyunjin berusaha bijak.

Brakk!!

" sudah diam! Jangan ada yang bicara lagi! Hyung! Bicara! " ujar jeongin kesal pada para hyungnya yang terus saja mengoceh.

" gue minta maaf karena ngilang gitu aja... tapi gue punya alasan... hyung, waktu itu kau sibuk berteriak jika ada jisung kan pas kita meledakkan para zombie itu? " ujar seungmin yang dibalas anggukan oleh lino.

" gue juga ngelihat.... "

" terus! Itu beneran dia?! Dimana dia sekarang?!! " tanya lino cepat.

" gue belum selesai ngomong hyung... dengerin dulu... kebiasaan banget kalo soal jisung langsung gercep tanpa rem... " omel seungmin.

" maklum, remnya blong! Lanjut! " ujar bangchan penasaran.

" jadi gue waktu itu juga ngelihat jisung,  gue inisiatif ngejar... tapi gue kehilangan jejak... entah itu beneran jisung atau cuman imajinasi aja, gue gak ngerti... yang pasti pas gue mau balik ke mobil.. kalian semua udah ngilang... "

" jadi yah untuk bertahan hidup, gue tinggal di salah satu rumah disana... beda sama kalian yang ikut pemerintah... hidup nyaman di rumah ini... "

" tapi kenapa kami tidak kunjung menemukanmu? Kami mencarimu kemana-mana tapi kami gak dapat hasil... " ujar changbin bingung.

" mana gue tau kalo soal itu... gue cuman di rumah aja soalnya tuh rumah udah paket lengkap.. kalo gue gak kehabisan stock makan dirumah, pasti gue gak keluar sih... " jawab seungmin santai.

" bohong! Lu bohong kan! Gak mungkin kalo lu cuman di rumah daerah base changbin tapi kami gak bisa nemuin! Daerah sana tuh diperiksa! " ujar lino merasa janggal.

" udah gue bilang, gue kagak tau hyung! Ish ngeselin amat! Nyatanya gue emang di rumah kok! Ayok dah kalo lu pada kagak percaya, kita kerumah yang gue tempatin sekarang! " ujar seungmin kesal.

" udah jangan ribut! Mungkin aja ada rumah yang emang kelewat pas pemeriksaan... yang penting sekarang seungmin udah balik... gak usah mikirin masa lalu... " ujar bangchan menengahi.

" kau akan pindah ke sini kan min? " tanya hyunjin penasaran.

" tentu saja... kenapa aku harus ada disana jika disini ada kalian.... "

" aku merindukanmu min... " ujar felix memeluk erat seungmin.

" aku juga... sepi rasanya tidak ada kalian... " ujar seungmin membalas pelukan felix tidak kalah erat.

" apa ada barang yang perlu di kemas hyung? " tanya jeongin.

" tidak ada... semua yang kugunakan real milik orang yang punya rumah... tidak ada barang pribadiku... "

" baguslah, jadi kita tidak perlu repot...  " ujar hyunjin senang.

" lalu bagaimana dengan kalian? Apa yang terjadi setelah pengeboman itu? " tanya seungmin penasaran.

" tentu saja kami memperbaiki semua yang sudah rusak... Membantu sih... yang memperbaiki mah orang pemerintah dan juga ayah changbin dan ayah lino... " jawab bangchan.

" oh iya, dimana mereka? " tanya seungmin yang tidak melihat anggota keluarga changbin dan lino.

" mereka tinggal di rumah yang berbeda... anggota tentara tidak mungkin gabung dengan rakyat biasa... kecuali keluarga... " jawab changbin.

" kok agak sombong ya... apa maksudnya tidak mungkin bergabung dengan rakyat biasa? " ujar seungmin sedikit kesal.

" bukan gitu maksudnya... gimana ya jelasinnya... " ujar changbin bingung.

" maksudnya dalam hal rumah... gak mungkin kan komplek rumahnya mau di gabung... entar kalo ada tugas kan ribet karena rumah jauh... " jawab lino yang mudah di pahami.

" nah gitu kalo ngejawab... enak di dengar... " julid seungmin membuat changbin cemberut.

" sudah selesai berbincangnya? Ini aku membuatkan cemilan... " ujar jeonghwa membawakan puding.

" kau sudah bisa memasak? " ujar jeongin terkejut.

" puding doang mah bisa... diajarin felix hyung... " jawab jeonghwa membagikan puding buatannya.

" terima kasih... " ujar hyunjin gemas.

" sama-sama... "

" hyung! Berhenti menggoda adikku... " ujar jeongin menunjuk hyunjin dengan sendoknya.

" iya... iya.... dek ... hyung mu galak, hyung malas nengoknya... " ujar hyunjin memancing singa tidur.

" dek! Duduk sini! Jangan dekat-dekat memble! " ujar jeongin menarik tangan jeonghwa hingga anak itu terhuyung.

" drama baru? " ujar seungmin menikmati.

" yah.... begitulah... " jawab felix.

Mereka semua menikmati puding buatan jeonghwa sembari berbincang kecil, kecuali lino yang tenggelam dalam pikirannya.

Mendengar cerita seungmin, ia jadi kembali rindu dengan tupai kecilnya itu.

( dia masih hidup tidak ya... ) inner lino galau.

* MASIH NO! MASIH! STOP BUCIN!

.
.
.
.
.
.

" jisung! Kau benar-benar membuatku malu! " ujar yeji frustasi dengan kelakuan bodoh sang suami.

" ya mau gimana, tidak ada ATM disini! Mereka juga tidak menerima non cash! Hanya ini yang bisa dilakukan... " ujar jisung mencari sisa-sisa uang koin di vending machine maupun uang jatuh untuk mengisi bensin mereka yang habis tepat di pinggiran kota.

" aish! Aku tidak mengenalimu pokoknya! Yesung ayo pergi! Tinggalkan ayahmu! " ujar yeji menggendong yesung menjauh dari sang suami.

Anak itu kesenangan mencari koin bersama sang ayah, membuatnya frustasi.

" kejam sekali! Heh! Jangan pergi dong! " teriak jisung pada yeji dan anaknya yang memilih masuk mobil.

" wuaa!! Tidak!! Jangan pergi!! " teriak jisung pada koinnya yang jatuh menggelinding.

Tep

" eh? " gumam jisung terkejut melihat sosok laki-laki tinggi bermasker yang menginjak koin miliknya.

Ah bukan, koin temuannya.

" ini... " ucap laki-laki itu memberikan koin yang ia injak pada jisung.

" terima kasih..... "

" suaranya... tidak asing... " gumam jisung menatap laki-laki yang sudah berjalan agak jauh itu.

HAN JISUNG CEPAT!!

" IYA SEBENTAR!! " teriak jisung buru-buru membawa uang temuannya yang dirasa cukup untuk mengisi bensin.

Eternal Corp, 2 ( SKZ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang