3

170 15 14
                                    

"  bunda masakan bunda sangat lezat!! " puji yesung membuat yeji tersentuh.

" makan yang banyak anak kesayangan bunda... " ujar yeji mengelus surai sang anak lembut.

" makan yang banyak yesung karena kita akan melakukan perjalanan jauh.. " ucap jisung membuat yeji mengernyitkan dahi bingung.

" kita mau kemana ayah? " tanya yesung dengan bibir belepotan.

" kota... kita akan ke kota... keluar dari desa... " ujar jisung membuat yeji terkejut bukan main, berbeda dengan sang anak yang tampak bingung.

" kota itu apa ayah? " tanya yesung penasaran.

" kota itu sebuah tempat ramai.... pokoknya berbeda dengan tempat tinggal kita saat ini... "

" apa kau yakin? " tanya yeji memastikan, jujur saja ia takut untuk keluar desa.

Mereka adalah buronan, mereka seharusnya sudah tiada belasan tahun lalu... namun mereka beruntung karena dapat bersembunyi.

" tentu saja... yesung... dia harus tau dunia luar, dia juga sudah cukup besar.. tidak adil rasanya jika dia harus menjalani hidup terkucilkan karena ayah dan ibunya..."

" dia harus bertemu dengan teman sebayanya, bukan hanya hewan liar... dia juga sudah harus masuk sekolah... dia perlu tau banyak hal... "

" aku tau kau khawatir, tapi percayalah semua akan baik-baik saja... kita pasti sudah di anggap meninggal, data kita pasti sudah lenyap... tidak akan masalah jika kita pergi keluar... "

" kita terlalu lama bersembunyi... sudah seharusnya kita keluar kandang bukan? "

" tenanglah... semua akan baik-baik saja... " ujar jisung menyakinkan, mengelus lembut tangan sang istri di genggamannya.

( jisung benar... yesung harus bertemu dengan sebayanya... dia harus tau dunia luar... ) inner yeji menatap yesung dengan pikiran berkecamuk.

.
.
.
.
.

" semua sudah siap? Tidak ada yang tertinggal? " tanya jisung pada istri dan anaknya yang duduk di belakang.

" sudah ayah!! " ujar yesung girang, membuat jisung terkekeh.

" duduk yang manis ya dibelakang, jangan nakal... "

" iyap! Ayah!! " jawab yesung sembari memberi hormat.

" apa kau punya uang? " tanya yeji yang baru saja ingat jika mereka selama ini hidup terpenuhi oleh alam.

" kau meremehkan suamimu? " ujar jisung menunjukkan kartu blackcard miliknya, membuat yeji menganga lebar.

" darimana kau mendapatkannya?!! " pekik yeji tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

" kau lupa? Suami mu ini mantan artis terkenal... " ujar jisung menyombongkan diri, membuat yeji merotasikan matanya malas.

" bukan itu maksudku! " ujar yeji kesal.

" aku menyimpan blackcard ini bersamaku sejak wabah zombie... hanya saja tidak pernah menunjukkannya... apalagi kita hidup di desa selama ini, kepenuhan tercukupi oleh alam... jadi blackcard tidak dibutuhkan... sekarang lah saatnya ia harus di keluarkan... " ujar jisung kembali menyimpan blackcard miliknya.

" apa masih aktif? " tanya yeji penasaran.

" tentu saja kita harus mengurusnya dulu... "

" kalo begitu kita akan ketahuan jisung! " ujar yeji marah.

" lalu? " ujar jisung membuat yeji melongo tidak percaya.

" lalu? Lalu?! Jisung! Keradaan kita ini kesalahan! Jika kau mengurus blackcardmu maka kehadiran kita akan ketahuan dan kita akan di bunuh oleh pemerintah! " ujar yeji kesal, sangat kesal dengan kebodohan suaminya.

Eternal Corp, 2 ( SKZ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang