Prolog

1.1K 129 25
                                    

Inget, Plagiat tidak hanya sekedar tulisan yang sama, tapi juga ide yang di jiplak tanpa tanggung jawab yang jelas. Kawa tak akan segan mengambil jalur hukum jika ada yang ketahuan mencuri alur, ide, tokoh atau hasil tulisan Kawa tanpa pertanggungjawaban dan Izin yang jelas~

(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

Yak, emang ini dulu Kawa tarik, sekarang up lagi karena perubahan plot

___
.
.
.
.
.
___

De Inglid, siapa yang tak tau nama marga ini? Mereka di sebut sebagai puncak rantai makanan dalam dunia bawah yang tertutup dan penuh bau darah. Memiliki ribuan pengikut setia yang akan menggorok leher mereka sendiri jika disuruh, cukup menjadikan keluarga Inglid sebagai momok mengerikan dalam dunia gangster dunia bawah.

Peredaran narkoba, prostitusi, penyelundupan dan lain sebagainya bukanlah hal yang jarang mereka lakukan. Duduk di tahta tertinggi puncak rantai makanan membuat mereka tak memiliki saingan yang benar-benar mampu menyaingi posisi mereka.

Tapi ada satu masalah yang dialami oleh mereka, anak sulung yang lahir di sana tak mau bermain dalam dunia penuh pertumpahan darah. Anastacius De Inglid, pria berambut hitam dengan netra safir itu lebih memilih melompat ke dalam rumah sakit dan mengambil pisau bedah daripada berlari ke dunia bawah dengan pistol di tangan.

Sang ayah sebenarnya seringkali memarahinya, bertengkar dan berdebat, tapi ia terlalu menyayangi Anastacius untuk benar-benar mengancamnya agar menjadi pewaris Inglid yang sebenarnya.

Ayahnya orang keras kepala, tapi Anastacius lebih keras kepala. Hari ini pun sama, pertengkaran tak terhindar di antara dua orang bermarga Inglid itu. Sang ayah, Corvin De Inglid dengan Pisau dapur di tangan mulai berkoar koar sembari menunjuk Anastacius "KAU! LIHAT KAU MIMISAN KARENA TERLALU MEMAKSAKAN DIRIMU BEKERJA DI RUMAH SAKIT! BISAKAH KAU BERTINGKAH SEBAGAI PEWARIS SESUNGGUHNYA ANASTACIUS DE INGLID?!"

Sementara Anastacius dengan panci di tangan tampak menatap sengit ke arah sang ayah dan berteriak "HEI TUA BANGKA, AKU LEBIH BANGGA MENYELAMATKAN ORANG DARIPADA MEMBUNUH MEREKA! DAN MIMISAN INI HANYA KARENA AKU KURANG TIDUR! AKU BISA LEBIH STRESS JIKA KAU MEMINTAKU MENJADI PENERUS!!"

Keduanya menggeram, penuh api menggebu-gebu dan aura gelap yang menguar dari belakang punggung mereka. Bahkan nyonya Inglid dan saudara Anastacius yang lain tak merasa heran, hanya menatap malas pertengkaran ayah-anak itu dengan wajah tak terkejut.

"Mereka mulai lagi? Astaga, jangan sampai pisau itu mengenai wajah tampan putra kesayanganku" ujar nyonya Inglid dengan mata memicing ke arah sang suami yang sedikit gemetar olehnya.

'tidak, kali ini aku harus menegaskan sikapnya!'batin Corvin sembari menatap tajam Anastacius yang bersiap dengan panci andalannya. "Anak durhaka! Kau adalah putra sulung keluarga Inglid! Mau tak mau kau akan mewarisi semuanya! Dasar bocah tak tau diri!"

"Seharusnya ayah sudah mengerti sejak awal!" Ucap Anastacius, pria itu tersenyum sombong sembari menepuk dadanya dengan bangga, tanpa rasa bersalah ia pun berkata "aku tak punya harga diri, dan sangat tak tau diri seperti ayah"

"UHUK-, BOCAH DURHAKA! DARIMANA KAU MENDAPAT QUOTE MENYAYAT HATI ITU?!!"pekik Corvin dengan perempatan merah di dahinya, ia melempar pisau di tangannya yang melesat hingga menancap di sofa samping kaki Anastacius yang melotot tak terima "IBU LIHAT AYAH INGIN MEMBUNUHKU! POTONG SAJA KEMALUANNYA!DIA INGIN MELUKAI PUTRA IBU YANG SUDAH SUSAH SUSAH IBU LAHIRKAN!"

"KAU BOCAH-" Ucapan Corvin terhenti, ia menoleh patah-patah dengan wajah pucat saat melihat istrinya mendekat dengan pisau daging di tangannya. "Sayang aku khilaf" ucap Corvin dengan wajah pias, berjalan mundur saat istrinya terus mendekat dengan hawa gelap bagai di rasuki badarawuhi.

Regret Message - WMMAP AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang