38. Claudera Pamit?

246 52 10
                                    

Claude kembali bersama para tabib terbaik istana dan bidan istana yang siap membantu memulihkan kondisi permaisurinya. Anastacius berbaring dengan lemas, ia lelah dalam mentalnya. Untuk sekarang yang bisa ia lakukan hanya berakting untuk menutupi kegelisahannya.

"Yang mulia permaisuri, apa anda merasakan sakit di tempat tertentu?" Tanya seorang bidan, mengingat kondisi Anastacius yang sedang hamil, jelas saja yang maju pertama adalah bidan sebelum akhirnya tabib bergerak menganalisis kondisinya.

Dengan suara lemah Anastacius berkata "perutku terasa sakit, rasanya kencang sekali" ucapnya

Bidan itu mengernyit dengan khawatir, ia menoleh pada para tabib yang mengangguk mengerti. Seorang tabib bergerak mengecek kondisi Anastacius yang hanya diam tak bergerak. Anastacius tak peduli jika tabib tabib ini mengetahui kebohongannya. Kondisinya sebelum ini memang parah, jika tabib itu berani mengatakan bahwa tak ada yang salah, maka Claude akan lebih berat mempercayai Anastacius daripada mereka.

"Yang mulia, saya khawatir bayi anda akan lahir lebih cepat. Mungkin nanti saat usia kandungan anda sudah mencapai 7 atau 8 bulan" ucap tabib itu dengan gugup, apalagi karena tatapan tajam Claude menghunus ke arahnya, seolah mampu membelahnya menjadi dua.

"Tubuh anda memang kuat, tapi rahim anda cukup lemah sebenarnya. Anda akan baik-baik saja setelah persalinan, tapi memang waktunya mungkin akan lebih cepat"

"Berani sekali serangga seperti kalian berkata bahwa salah satu pewaris ku akan keluar dari rahim istriku sebelum waktunya!" Claude menggeram, tekanan sihirnya memenuhi ruangan dan membuat semua orang gemetar ketakutan.

Mungkin hanya Jennete dan Athanasia yang memiliki sihir pelindung dari Claude yang tak merasakannya dan Anastacius yang di lindungi para leluhur yang merasa baik-baik saja.

Para tabib itu gemetar, bidan disana pun sama. Mereka bersujud di depan Claude yang menatapnya tajam "ampun yang mulia!! Tapi kami tidak berani berbohong pada anda maupun permaisuri. Kondisi rahimnya memang lemah sejak awal, dan kemungkinan persalinan prematur akan terjadi!"

"Berani sekali kau mengatakan itu! Aku membawa kalian kemari untuk melakukan sesuatu untuk menyelamatkan mereka! Bukan membawa kabar buruk semacam itu!"

Anastacius memegangi perutnya dengan wajah sendu, ia tak tau kondisinya akan seburuk ini. Bahkan meski ia seorang dokter, dia itu dokter bedah. Bukan dokter kandungan, tentu saja ia tak menyadari kondisinya separah ini.

Wajah sendu yang Anastacius buat membuat Claude salah paham, pria itu menggeram dan menatap tajam pada tabib dan bidan yang di bawa olehnya. "Jika kalian tak mampu memperbaiki kondisi istriku dan memastikan bayi kami lahir di waktu yang seharusnya, maka kepala kalian akan di potong dan di pajang di gerbang masuk ibu kota"

"Ampun yang mulia!! Saya mohon! Kami akan melakukan semua yang terbaik untuk memastikan semuanya berjalan lancar!"

"Claude cukup, jangan mengatakan hal mengerikan seperti itu" Claude berhenti, wajahnya menjadi lembut saat mendengar suara Anastacius. Kaisar itu mengangkat tangannya, mengizinkan para tabib dan bidan itu pergi dari sana. Setelah kini hanya tersisa ia dan permaisurinya seorang, kaisar itu kembali ke sisi Anastacius, ia duduk disana. Dengan tangan yang lembut mengelus perut istrinya. "Tenang saja, semua pasti akan baik baik saja "

Kaisar itu terlihat menghela nafas panjang. Bagaimana cara ia mengamankan kondisi istrinya? Membayangkan Anastacius terluka saja ia sudah hampir ikut sekarat. Bagaimana cara Claude bisa tenang sekarang? Kaisar itu tampak larut dalam pikirannya sendiri sampai tak menyadari pintu itu terbuka, terlihat Claudera datang dan memasang ekspresi jijik saat melihatnya sibuk mengusap perut Anastacius dan menduselkan wajahnya di sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Regret Message - WMMAP AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang