Nina menatap si kembar yang mulai berhambur memeluk Maria. Padahal di sana ada Dina dan Indra. Namun mereka lebih memilih Maria yang merupakan ibu sambungnya."Dia siapa, Bunda?"
Tanya Hunter penasaran. Membuat Nina mulai menyeka air mata. Lalu jongkok di depan si kembar.
"Ini Ma—"
"Dia nanny baru kalian. Dia akan mengurus kalian selama Bunda hamil besar."
Ucap Dina sembarangan. Membuat Nina marah dan langsung menatap tajam si mertua. Sebab dia jelas tidak mau dianggap sebagai pengasuh oleh anak-anaknya.
"Iya, Sayang. Panggil Mama Nina. Mulai sekarang dia yang akan merawat kalian. Menggantikan Bunda."
Indra ikut jongkok di samping Nina. Lalu meraih tangan si kembar. Lalu didekatkan pada tangan Nina. Sebagai sesi perkenalan awal.
"Jangan terlalu agresif. Mereka masih kecil."
Bisik Indra pada Nina. Membuat wanita itu merasa kecewa. Namun dia mulai tersenyum juga. Sembari menggenggam tangan si kembar yang sangat dia rindukan.
"Mulai sekarang, Mama yang akan mengurus kalian. Hunter, River, kalian sehat-sehat, kan? Boleh Mama memeluk kalian?"
Hunter dan River Saling pandang. Lalu melirik Indra yang memberi anggukan. Sehingga mereka mulai masuk ke dalam pelukan. Pelukan Nina yang sebenarnya mereka rindukan.
Selesai melepas rindu bersama anak-anak, Nina mulai berbicara dengan Indra di dalam kamar. Agar tidak ada yang menginterupsi mereka. Baik dari Dina maupun Maria yang memang sejak tadi jelas merasa terancam.
"Jadi apa rencanamu sekarang? Kamu tega menempatkan aku di posisi sekarang, Ndra? Menjadi istri yang terasingkan dan menjadi pengasuh dari anak-anak yang aku sendiri lahirkan?"
"Maaf, Nina. Aku hanya ingin anak-anak tidak terguncang. Aku ingin hidup mereka baik-baik saja. Aku tidak ingin mereka merasa kehilangan jika tahu ibu kandung mereka koma. Aku yakin mereka akan bisa mengerti ini jika sudah beranjak dewasa. Jadi tolong bersabar, dekati mereka perlahan. Jika sudah waktunya, mereka pasti akan paham jika kamu memang ibu kandung mereka."
"Tapi aku tidak mau ada yang kedua, Ndra! Pilih aku atau dia? Itu yang harus kamu lakukan!"
Nina langsung keluar kamar. Karena ingin kembali menemui anak-anak. Sebab dia mulai bisa mengerti apa maksud Indra yang tidak ingin anak-anak tahu dirinya koma.
"Hunter, River, sedang main apa?"
Nina mendekati si kembar yang sedang bermain di kamar. Mereka memainkan satu bak lego yang ada di bawah ranjang. Karena di sana tidak ada debu yang tertinggal sebab akan selalu dibersihkan setiap 24 jam.
"Sedang main lego. Kita mau buat jembatan, Mama bisa buat apa?"
Tanya River dengan raut cerita. Tidak seperti Hunter yang kini diam saja. Fokus menatap tumpukan lego yang disusun asal. Karena tidak tahu ingin membuat apa.
"Kenapa Tante harus dipanggil Mama?"
Tanya Hunter Tiba-tiba. Sehingga Nina tidak sempat menjawab pertanyaan anak laki-lakinya. Karena kembali mendapat pertanyaan dari anak perempuannya.
"Tidak apa-apa, lah! Ozara juga panggil nanny dengan sebutan Bunda! Ada Roger yang panggil nanny dengan sebutan Emak! Memang apa salahnya?"
Hunter diam saja. Karena ucapan River ada benarnya. Sebab teman-temannya banyak yang memanggil nanny dengan sebutan untuk ibu juga.
Tbc...
![](https://img.wattpad.com/cover/370591533-288-k680615.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BARU SUAMIKU [SELESAI]
RomanceNina baru saja bangun dari koma, namun dia harus menerima fakta jika suaminya telah menikahi wanita lain saat dirinya berjuang di antara hidup dan tidak. Menikahi wanita yang sepuluh tahun lebih muda darinya. Wanita yang tidak dia kenal sebelumnya...