Hari ini Nina bangun pada jam setengah lima seperti biasa. Dia langsung olahraga sebentar dan mandi juga. Kemudian memeriksa si kembar yang masih tidur nyenyak. Lalu memasuki kamar Adam yang memiliki connecting door dengan kamar Anita."ADAM!!!"
Pekikan Nina membangunkan Anita yang tidur di kamar sebelah. Sebab dia baru saja bisa tidur nyenyak setelah semalaman mengurus Adam yang menangis karena demam.
"Ada apa, Bu?"
Anita menatap ranjang. Di sana, Adam terlihat dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Mulutnya penuh busa dan kedua matanya melotot ke atas.
Anita yang melihat itu langsung keluar kamar, guna meminta pertolongan. Sebab dia jelas tidak berani menyentuh Adam. Sebab takut disalahkan tentu saja.
Beberapa jam kemudian.
Hari ini Indra tidak kerja. Karena sedang berduka. Sebab anak bungsunya ditemukan meninggal di dalam kamar. Dalam keadaan mengenaskan.
Untuk sekarang kasus ini sedang diselidiki kepolisan. Mereka bahkan sudah membawa rekaman CCTV di kamar dan si seluruh rumah. Guna mengungkap penyebab kematian Adam.
"Ayo pulang! Anak-anak sudah menunggu kalian!"
Seru Dina yang sudah merasa panas. Meninggalkan Indra, Nina dan Maria yang masih menangis di makam Adam. Sebab anak itu langsung dikuburkan pada hari itu juga.
"Ayo pulang!"
"Kalian duluan!"
Seru Nina saat Indra mengusulkan pulang. Setelah Indra pergi, Maria menatap Nina yang sejak tadi menangis. Karena dia jelas merasa kehilangan saat ini. Apalagi dia belum sempat mengurus Adam dengan baik.
"Sebar, ya, Mar? Adam akan jadi malaikat di surga."
Ucapan Nina jelas membuat Maria murka. Karena dia merasa jika Nina sedang tidak menghibur dirinya. Namun justru sebaliknya. Karena sejak awal, wanita itu memang ingin dirinya diceraikan.
"Kamu puas sekarang? Adam sudah meninggal! Kamu pasti ingin aku diceraikan, kan?"
"Mar, kenapa kamu seperti ini? Aku tidak mungkin—"
"Sudah, lah! Selama ini kamu hanya pura-pura baik! Sebenarnya hatimu busuk sekali! Aku benci kamu, Nin!"
Maria meninggalkan Nina begitu saja. Meninggalkan Nina yang yang kini masih ingin berlama-lama di makam Adam. Karena mereka begitu dekat.
Sepulang dari makam, Nina langsung menemani tidur siang si kembar di kamar. Sedangkan Maria dan Indra harus menemui tamu yang datang.
Aku kasihan pada Maria, dia layak bahagia.
Batin Nina sembari memeluk si kembar. Dia mulai mempertimbangkan keputusan untuk berpisah. Sebab dia juga sudah mulai hilang rasa pada Indra. Sehingga jika berpisah, dia mungkin akan baik-baik saja.
Apalagi secara finansial dia ada. Anak-anak? Nina yakin Maria bisa mengurus mereka. Karena sejak awal wanita itu cukup bisa diandalkan.
Tunggu apa lagi? Sekarang mungkin waktu yang tepat, Nin. Kematian Adam bisa membantumu lepas dari Indra. Untuk selamanya.
Perlahan, Nina meraih ponsel di atas nakas. Lalu menghubungi temannya yang seorang pengacara. Karena dia ingin mengurus perceraian. Sekarang.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BARU SUAMIKU [SELESAI]
RomanceNina baru saja bangun dari koma, namun dia harus menerima fakta jika suaminya telah menikahi wanita lain saat dirinya berjuang di antara hidup dan tidak. Menikahi wanita yang sepuluh tahun lebih muda darinya. Wanita yang tidak dia kenal sebelumnya...