15

11.3K 283 1
                                        


Indra senang karena mendapat lampu hijau dari Nina. Karena wanita itu mulai membalas ciuman. Lalu mengalungkan tangan pada lehernya.

Hingga tangannya merambat ke arah paha. Guna menyapa sesuatu yang ada di dalam sana. Karena dia jelas menginginkan hal lebih sekarang.

Basah. Itu yang Indra rasakan. Nafas Nina juga mulai memburu sekarang. Pertanda jika dia juga berhasrat padanya.

Tok ... Tok... Tok ...

Ketukan pintu membuat mereka langsung menjauhkan badan. Indra bangkit dari ranjang. Sedangkan Nina tampak merapikan penampilan. Sebab terusan panjang yang dikenakan sudah tersingkap hingga pinggang.

"Maria? Kenapa?"

"Aku mau melahirkan, Mas."

Nina yang mendengar itu jelas panik. Dia langsung mendekati pintu yang hanya dibuka sedikit. Karena Indra agak takut jika si kembar yang tadi mengusik.

"Ya Tuhan! Ndra! Air ketubannya sudah pecah! Kamu bawa Maria ke bawah! Aku akan siap-siap dan membawa tasnya!"

Indra langsung menggendong Maria. Karena sejak tadi wanita itu berjalan dengan susah payah. Sembari memegangi perut dengan satu tangan. Sebab tangan yang lain dipakai untuk berpegangan pada tembok koridor kamar.

"Kapan terakhir kali kalian berhubungan?"

Indra yang mendapat pertanyaan ini dari dokter mulai melirik Nina. Sebab sejak tadi mereka masuk ruangan bersama. Tentu bersama Maria yang kini sudah terbaring di ranjang persalinan.

"Dua Minggu yang lalu."

Nina merasa kecewa. Sebab mengira jika Indra sudah tidak menyentuh Maria. Sejak dirinya ada.

Namun ternyata, pria itu bajingan. Pria itu serakah karena ingin memiliki dua wanita di hidupnya. Padahal Nina sudah berencana mengadopsi anak Maria. Agar wanita muda itu bisa mengejar mimpi setelah melahirkan dan perceraian. Karena dia tahu jika Maria cukup pintar dan memiliki cita-cita sebagai dokter hewan.

Setelah berbicara dengan dokter kandungan, Nina pamit pulang. Sebab anak-anak ditinggal. Bersama para pekerja di rumah.

"Aku pulang dulu!"

"Kamu marah padaku?"

"Kenapa harus marah? Kamu hanya melakukan kewajibanmu. Sudah, lah, Ndra! Aku tidak mau bertengkar! Lebih baik kamu masuk ruangan! Temani Maria yang sedang berjuang!"

Nina langsung pergi begitu saja. Meninggalkan Indra yang mulai berkaca-kaca. Karena takut Nina marah dan berakhir menceraikan dirinya.

Tbc...

ISTRI BARU SUAMIKU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang