Satu tahun kemudian.Nina hamil sembilan bulan. Hari ini Oliver siaga karena menurut HPL istrinya akan segera melahirkan. Sehingga dia bersiap mengantar si kembar bersama Dina. Karena dia dan Nina akan berangkat ke rumah sakit sekarang.
"Barang-barang si kembar sudah siap semua, kan?"
Tanya Nina yang sudah duduk di mobil. Dia juga melirik Hunter dan River yang memakan keripik di belakangnya saat ini. Sebab waktu makan siang sebentar lagi.
"Sudah, tas sekolah dan seragam. Sepatu dan kaos kaki juga."
Jawab Oliver yang baru saja memakai sabuk pengaman. Lalu melirik ke belakang. Memastikan si kembar aman. Sebab mereka akan berangkat sekarang.
"Kita berangkat sekarang, ya?"
Nina mengangguk singkat. Lalu menatap Oliver yang kini membelah jalan dengan perlahan. Tanpa tergesa karena jalanan padat juga.
Tidak lama kemudian mereka tiba. Nina tinggal di mobil. Sedangkan si kembar turun bersama Oliver yang membawa barang-barang mereka masuk. Sebab Nina sudah mulai merasa mulas saat itu.
"Nina mana?"
Tanya Dina saat melihat Oliver masuk rumah. Sebab dia tidak diberi tahu jika cucunya datang. Karena dua jam yang lalu Nina mengalami kontraksi hebat. Sehingga dia buru-buru mengungsikan anak-anak.
"Masih di mobil. Kontraksi lagi. Saya titip anak-anak, Ma."
"HPLnya hari ini memang?"
"Iya, kami kira akan lebih lama. Tapi ternyata tepat sesuai tanggal. Aku berangkat sekarang, Ma. Kasihan Nina."
"Ya sudah. Nanti kalau butuh apa-apa beri kabar!"
Oliver mengangguk singkat . Lalu bergegas mendekati Nina yang kini sudah berkeringat. Karena perutnya semakin sakit sekarang.
"Sabar, ya? Kita ke rumah sakit sekarang ."
Nina mengangguk kecil. Sedangkan Oliver kembali menyetir lagi. Membawa Nina ke rumah sakit bersalin. Sebab di sana dia sudah membuat janji.
Lima jam berlalu.
Nina akhirnya melahirkan bayi laki-laki yang lucu. Bayi yang diberi nama Denver oleh Nina. Karena Oliver yang request agar nama anaknya keren seperti nama si kembar. Mengingat nama mereka Nina juga yang carikan.
"Mirip kamu."
Ucap Nina saat menyusui bayinya. Membuat Oliver ikut mendekat juga. Guna mengusap pipi merah anaknya.
"Iya. Padahal kamu yang sudah mengandung dan melahirkan. Terima kasih, ya? Karena sudah bertahan demi anak kita."
Nina mengangguk kecil. Lalu memejamkan mata saat Oliver mencium dahinya lama sekali. Pria itu menangis. Karena terharu akan perjuangan wanita ini
Setelah menyusui, Nina tidur panjang. Karena kelelahan juga. Sehingga melewatkan jam makan.
Tepat pada jam dua belas malam Nina membuka mata. Dia kelaparan. Perutnya juga terasa perih sekarang. Karena hampir 12 jam tidak makan.
"Di mana dia?"
Tanya Nina sembari mendudukkan badan. Dia juga agak meringis karena selangkangannya teras ngilu sekarang. Meski tidak terlalu sakit memang. Sebab sebelumnya, dia pernah melahirkan bayi kembar.
Nina akhirnya meminum air yang ada di atas nakas. Lalu memakan buah dan nasi yang memang sudah disiapkan oleh pihak rumah sakit sebelumnya. Mengingat tadi dia tidak sempat makan.
Selesai makan, Nina meraih ponselnya. Dia ingin menghubungi Oliver yang sejak tadi tidak ada di ruangan. Karena dadanya terasa kencang dan dia ingin menyusui sekarang.
"Halo? Kamu di mana? Denver dengan kamu, ya?"
Dengan suster. Aku keluar sebentar. Sebentar lagi aku datang. Kamu sudah makan? Butuh sesuatu?
"Sudah. Aku mau menyusui. Kalau begitu aku panggil suster saja. Kamu teruskan saja urusan di luar. Aku tidak apa-apa."
Nina langsung meraih gagang telepon yang ada di meja. Dia meminta resepsionis untuk mendatangkan bayinya. Sebab dia ingin menyusui sekarang.
4. 30 AM
Nina membuka mata saat mendengar suara pintu terbuka. Ada Oliver yang datang. Matanya berkaca-kaca. Entah karena apa.
"Ada apa? Terjadi sesuatu di luar?"
Tanya Nina yang tidur sembari memeluk bayinya. Denver tidur pulas. Karena satu jam yang lalu baru saja melepas ASInya.
"Maria, dia membawa anak-anak. Hunter dan River diculik kemarin malam. Saat Mama Dina ketiduran."
Nina yang mendengar itu jelas langsung mendudukkan badan. Lalu menatap Oliver yang kini semakin mendekat. Guna memeluk istrinya.
"Aku sudah lapor polisi. Mereka akan berusaha semaksimal mungkin. Kamu jangan khawatir!"
Oliver memeluk Nina erat-erat. Pria itu menangis sekarang. Berbeda dengan Nina yang kini diam saja. Masih shock dan mencoba mencerna keadaan.
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BARU SUAMIKU [SELESAI]
RomansaNina baru saja bangun dari koma, namun dia harus menerima fakta jika suaminya telah menikahi wanita lain saat dirinya berjuang di antara hidup dan tidak. Menikahi wanita yang sepuluh tahun lebih muda darinya. Wanita yang tidak dia kenal sebelumnya...