12

9.5K 232 0
                                    


Setelah insiden pemasangan gas, Oliver dan Nina mulai dekat. Mereka bahkan sudah tahu masing-masing usia. Karena ternyata, Oliver lebih muda lima tahun dari Nina.

"Bu Bos, eh, maksudku Kak Nina hebat, ya? Karena bisa tabah."

Iya. Nina baru saja bercerita tentang kisah hidupnya. Tentang dia yang harus tinggal tersiksa di rumah saudara karena orang tanya berpisah. Hingga saat dia koma dan mendapati Indra memiliki istri baru yang sedang hamil besar.

"Aku bertahan demi anak-anak. Aku tidak mau mereka kebingungan dan akhirnya kecewa jika aku egois meninggalkan Indra."

Nina yang duduk di belakang gerobak mulai menatap gerbang sekolah. Sebab dia yang biasa menunggu di mobil mulai bosan. Sehingga dia memutuskan untuk mampir di tempat Oliver yang memang sedang sepi sekarang.

"Aku yakin Hunter dan River tidak akan kecewa jika sudah mengerti keadaan yang sebenarnya, Kak. Mereka pasti sangat bangga pada Kakak. Karena bisa menjadi ibu yang hebat untuk mereka."

"Semoga saja. Kalau kamu bagaimana? Dari mana kamu ada ide buat mie ayam? Resepnya? Ini enak sekali, loh. Seperti mie ayam kesukaanku waktu masih SMA. Aku akan bawa teman SMAku ke sini kapan-kapan."

Kini gantian Oliver yang bercerita. Dia menceritakan bagaimana asal mula dia terdampar di ibu kota. Lalu jualan mie ayam seperti sekarang.

"Aku memang dari Semarang, Kak. Makanya Kakak familiar dengan rasanya, karena aku pakai resep mendiang Bapak yang memang pernah jualan mie ayam di pinggir jalan. "

"Lalu, sekarang beliau di mana? Masih jualan?"

"Lima tahun lalu Bapak meninggal. Meninggalkan aku dan Regan, dia mengidap cerebral palsy sejak dilahirkan. Kita hidup berdua saja. Karena Ibu meninggalkan kami saat tahu Regan lahir dengan penyakit langka."

"Maaf, Oliver ...."

"Tidak apa-apa, Kak. Aku sebenarnya senang kalau ada yang bertanya. Karena selama ini tidak ada yang penasaran. Rigen, dia ada di lantai atas sekarang. Karena aku malu sebenarnya. Takut jika dia datang dan membuat pembeli ketakutan. Atau merasa jijik dan tidak berselera makan. Padahal aku sudah menciptakan keadaan senyaman mungkin untuk para pelanggan."

Nina mengangguk sekarang. Karena alasan kenapa dia sering membawa anak-anak di sini adalah karena tempatnya yang nyaman. Karena tempat ini begitu bersih dan terawat. Sehingga dia merasa tenang saat membawa anak-anak makan.

"Rigen umur berapa sekarang?"

"Sepuluh tahun."

"Boleh aku bertemu dia?"

"Kakak tidak takut?"

"Kenapa harus takut? Dia manusia biasa. Seperti kita juga."

Oliver akhirnya membawa Nina masuk lantai atas. Untuk menemui adiknya yang kini sedang menggambar. Di dalam ruangan yang khusus untuk dirinya saja. Di atas ada CCTV juga. Sehingga Oliver bisa berjualan dengan tenang tanpa penasaran akan apa yang dilakukan adiknya di atas.

"Aku ada kenalan yang kerja di SLB. Kamu mau kalau adikmu bersekolah di sana? Nanti aku yang akan tanggung biayanya."

"Kak, kalau biaya aku ada. Aku hanya merasa tidak sanggup kalau harus mengantar jemput dia setiap harinya. Belum lagi aku takut stigma orang jika melihat. Aku takut tidak ada lagi yang mau membeli mie ayam."

"Supirku yang akan antar jemput. Soal stigma orang, kamu harus berdamai dengan dirimu dulu. Oliver, aku paham maksudmu. Tapi kamu tidak boleh terlalu takut. Rigen adikmu. Dia tidak akan merugikan siapapun. Dia sudah kamu rawat dengan baik. Dia bersih, orang tidak akan merasa jijik. Kamu sudah merawat dia dengan baik."

Oliver berkaca-kaca. Lalu menatap Nina yang mulai mendekati adiknya. Guna berkenalan.

Tbc...

ISTRI BARU SUAMIKU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang