Beberapa bulan kemudian.
Nina dan Oliver semakin dekat. Karena selain bertetangga, mereka juga mulai berbisnis bersama. Karena warung mie ayam buatan Oliver sudah memiliki tiga cabang. Menggunakan modal dari Nina.
"Aku dengar kamu sedang membuat cabang keempat. Kamu yakin percaya dengan dia? Bisa saja dia tidak membayar---"
"Ndra, aku sudah kenal Oliver dengan baik. Dia tidak mungkin seperti yang kamu pikir. Lagi pula, semua keuangan tiga cabang aku yang pegang. Dia tidak punya kesempatan untuk curang."
Indra tampak kesal. Karena hasutannya tidak mempan. Sebab saat ini mereka sedang menunggu si kembar makan mie ayam.
"Sudah sedekat apa kalian? Kata Maria dia sering masuk ke rumahmu malam-malam."
"Iya, memang. Untuk menghitung uang dari tiga cabang. Sengaja langsung kami hitung supaya tidak semakin banyak beban."
"Supaya tidak ada banyak beban atau supaya kalian bisa berduaan?"
Nina diam saja. Sedangkan Indra mulai menatap Oliver yang sedang membantu si kembar mencuci tangan. Karena mereka baru saja memakan ceker ayam.
"Aku tidak suka kalau kamu dengan dia. Dia masih terlalu muda. Bisa saja kamu hanya dimanfaatkan. Bisa saja kamu---"
"Hanya lima tahun. Sedangkan kamu dan Maria sepuluh tahun. Kamu tidak merasa dimanfaatkan oleh wanita itu? Aku rasa ini bukan urusanmu. Mau dengan siapapun aku memulai hubungan baru, kamu tidak berhak mengatur. Karena aku tidak sebodoh itu, aku tidak mungkin memulai hubungan dengan orang yang merugikanku, orang yang tidak suka anak-anakku."
Nina mulai bangkit dari kursi. Lalu mengusap tangan basah si kembar dengan tisu yang ada di meja sejak tadi. Karena mereka akan langsung pulang saat ini. Bersama Indra yang sejak tadi memasang wajah kesal sekali.
"Besok kita jadi ke kebun binatang, kan?"
Tanya Hunter pada Nina. Sebab besok tanggal merah. Sehingga Indra libur kerja dan bisa mengantar mereka ke kebun binatang bersama.
"Jadi, dong! Besok kita liburan berempat!"
"Horeeee!!!"
Seru si kembar bersamaan. Lalu memeluk Indra yang sengaja menjemput mereka. Karena rindu dengan mantan istrinya.
Oliver yang mendengar itu hanya tersenyum saja. Sebab dia tahu jika Indra memang kurang suka padanya jika dekat dengan Nina. Karena pria itu memang masih suka. Tidak heran jika dia kerap merasa tersaingi dengan si yang lebih muda.
"Ya sudah, kalian pulang sekarang, ya? Nanti jangan lupa mandi yang bersih dan gosok gigi!"
"Siap, Mama!!!"
Si kembar memeluk Nina sebelum masuk mobil. Mereka juga melambaikan tangan pada Oliver yang sejak tadi hanya mengamati. Karena tidak ingin mengganggu keharmonisan keluarga kecil ini.
Setelah mobil Indra pergi, Nina mendekati Oliver yang mulai membersihkan meja bekas si kembar tadi. Sebab dia tidak ada pembeli. Sehingga agak gabut juga jika dia hanya berdiam diri. Apalagi ada Nina yang mengawasi.
"Aku pulang sekarang, ya? Nanti langsung masuk saja seperti biasa. Aku mau masak cumi hitam untuk makan malam."
"Oke, Kak!"
Nina kembali ke rumah. Sedangkan Oliver mulai memandangi dari belakang. Dia senang. Karena memiliki orang yang sangat perhatian padanya. Sebab sejak Rigen meninggal, mereka selalu makan bersama.
Mengingat Nina yang suka memasak selalu membagi makanan dengan Oliver juga. Sehingga pria jangkung itu semakin berisi belakangan. Padahal sebelumnya, dia agak kurus karena malas makan dan bosan jika makan mie ayam.
Kalau kalian ada imajinasi sendiri, silahkan abaikan foto di atas ini.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BARU SUAMIKU [SELESAI]
RomanceNina baru saja bangun dari koma, namun dia harus menerima fakta jika suaminya telah menikahi wanita lain saat dirinya berjuang di antara hidup dan tidak. Menikahi wanita yang sepuluh tahun lebih muda darinya. Wanita yang tidak dia kenal sebelumnya...