9. 30 PM
Oliver benar-benar menjadi bintang utama di acara reuni. Karena dia yang dulu dikatai kutilang alias kurus tinggi dan tinggal tulang dianggap jelek oleh mereka. Sehingga kini saat tubuhnya berisi dan tegap, jelas membuat mereka kagum dan memuji habis-habisan.
Apalagi saat Nina membeberkan perjuangan Oliver selama di ibu kota. Hingga adiknya meninggal dan sekarang bisa memiliki tiga cabang mie ayam. Bahkan akan bertambah karena banyak peminat.
"Jadi hubunganmu dengan Kak Nina apa, nih?"
Tanya salah satu teman Oliver. Membuat pia itu berdehem pelan. Lalu meminum air dingin di depannya.
"Ya begitu, lah!"
"Partner bisnis saja atau ada plusnya?"
Timpal yang lainnya. Membuat Oliver tampak salah tingkah. Dia juga sesekali melirik Nina yang sedang duduk di pojokan. Sembari memakan kue dan bermain ponsel juga. Sebab dia sengaja duduk di sana untuk menghadiri asap rokok teman-temannya.
"Kalo naksir bilang, anjir! Kak Nina cantik begitu! Pasti banyak yang suka meskipun dia janda anak dua!"
Seru salah satu teman Oliver lagi. Karena Nina memang sudah mengenalkan diri tadi. Dia juga mengatakan semuanya dengan gamblang tanpa malu sama sekali.
Sehingga acara reuni yang biasanya menjadi ajang bahan pamer diri, kini berubah menjadi ajang cerita kisah hidup sedih. Sebab selama ini, mereka selalu menunjukkan versi terbaik dari diri. Berusaha menyembunyikan apa yang sakit. Agar terlihat lebih baik dari yang lain. Sehingga kehadiran Nina di sini membuat mereka merasa rileks dan tidak lagi merasa terintimidasi. Bahkan tahun depan, Nina diminta datang lagi.
"Menurut kalian dia suka aku juga?"
"Lalu tidak suka, ngapain dia mau repot-repot ikut kamu ke sini, Tol!"
Seru salah satu teman wanita Oliver. Dia juga menepuk kencang paha pria itu. Karena sejak tadi dia gemas ingin menyentuh. Namun sungkan pada Nina yang sejak tadi berada di dekat pria itu.
"Tol apaan, Anjing? Jorok banget, Yul!"
"Tolol! Otakmu yang jorok!"
Mereka tertawa bersama. Saling pukul juga. Tapi pukul gemas dan tidak sungguhan. Hingga jam sebelas tiba dan mereka mulai pamit pulang. Sebab restoran tempat mereka berkumpul akan tutup pada jam dua belas.
"Mau langsung balik hotel atau mau ke mana, Kak?"
Tanya Oliver pada Nina yang matanya tampak masih segar. Dia tidak mengantuk sekarang. Meski ini sudah jam setengah dua belas.
"Kamu belum ngantuk, kan? Aku pengen ke alun-alun sebentar."
"Boleh, aku juga kangen di sana."
Mereka duduk di alun-alun cukup lama. Sembari bernostalgia saat muda. Sebab Semarang memang tempat mereka saat remaja.
"Balik, yuk! Aku mulai ngantuk!"
Oliver mengangguk. Lalu membawa Nina kembali menuju hotel. Guna istirahat sebelum kembali ke Jakarta saat siang.
"Kamu tidur di sini saja. Jangan di sofa, punggungmu pasti tadi sakit, kan?"
Oliver yang ingin kembali tidur di sofa seperti saat tadi siang mulai tersenyum girang. Sebab dia jelas merasa sedang diberi peluang. Sehingga dia mulai merangkai kata guna mengungkapkan perasan.
"Kak, sebenarnya aku—"
"Iya, aku tahu. Aku juga suka denganmu."
Bantal yang sebelumnya Oliver peluk mulai jatuh. Sedangkan Nina yang sudah duduk di atas ranjang mulai tersenyum. Karena sudah bisa membaca gelagat pria itu.
Nina menarik tangan Oliver agar ikut duduk. Hingga wajah mereka bertemu dan bibir mereka saling sentuh. Disusul dengan lumatan pelan dari wanita itu. Kemudian dibalas oleh si lawan dengan terburu-buru.
"Pelan-pelan, aku tidak akan kabur!"
Oliver terkekeh pelan saat Nina menjauhkan wajah. Hidung mereka bersentuhan. Mereka juga saling pandang sebentar, sebelum akhirnya kembali membelit lidah dan bertukar saliva.
"Mulai sekarang jangan panggil aku Kak, ya? Supaya lebih akrab."
"Iya, Nina."
Nina terkekeh pelan. Lalu merebahkan diri sekarang. Sembari menarik tangan Oliver juga. Agar mereka bisa tidur berdampingan. Sebab dia masih berakal dan tidak mungkin melakukan hal lebih sekarang.
Kalian mau scene mature?
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BARU SUAMIKU [SELESAI]
Любовные романыNina baru saja bangun dari koma, namun dia harus menerima fakta jika suaminya telah menikahi wanita lain saat dirinya berjuang di antara hidup dan tidak. Menikahi wanita yang sepuluh tahun lebih muda darinya. Wanita yang tidak dia kenal sebelumnya...