17

8K 230 4
                                    

Satu tahun berlalu.

Keadaan mental Maria sudah membaik. Dia mulai dekat dengan Hunter dan River lagi. Namun tidak dengan Adam yang kini masih diasuh Anita dan Nina sesekali.

"Hari ini aku yang akan mengantar anak-anak ke TK. Kita sudah sepakat gantian, kan?"

Nina hanya mengangguk singkat. Dia baru saja membantu Anita memandikan Adam. Sebab si kembar sudah diurus Maria sejak jam enam.

"Iya. Tapi, kamu serius mau pakai itu?"

Tanya Nina saat menatap Maria. Sebab wanita itu memang sudah melepas hijab setelah melahirkan. Dia tidak lagi memakai penutup kepala baik di dalam maupun di luar rumah. Meski sudah berkali-kali ditegur Dina. Sebab Indra tidak pernah mempermasalahkan. Karena baginya, lebih baik Maria seperti ini daripada terus mengurung di kamar.

"Apa salahnya? Mas Indra saja tidak masalah. Iya, kan, Mas?"

Indra mengangguk saja. Lalu menatap Maria yang pagi ini memaki kaos ketat warna hitam. Crop top dan memperlihatkan sedikit pusar. Dipadukan dengan loose pants warna merah.

"Tapi akan lebih baik lagi kalau perutmu tidak terlihat. Perutmu masih buncit, belum rata seperti punya Nina. Sebaiknya kamu mulai olahraga."

"Ndra ...."

Tegur Nina pada suaminya. Sebab dia tahu jika akhir-akhir ini Maria tampak selalu mengikuti gayanya. Dari rambut dan cara berpakaian. Pokoknya ingin sekali menyerupai Nina. Agar bisa mendapat atensi Indra.

"Iya, aku tahu. Aku memang masih gendut!"

Maria merajuk. Dia tampak tidak mood sarapan pagi itu. Namun raut wajahnya langsung berubah saat si kembar tiba di ruang makan dengan tersenyum.

"Bukan begitu. Hunter, River, kalian lebih suka Bunda pakai baju seperti ini atau seperti dulu?"

Si kembar tampak berpikir keras saat mendapat pertanyaan dari ayahnya. Sebab mereka memang sudah paham akan perbedaan gaya berpakaian Maria yang dulu dan sekarang.

"Bunda lebih cantik yang dulu. Sekarang Bunda gendut!"

Seru River sembari tertawa. Disusul anggukan Hunter juga. Membuat Nina dan Indra saling pandang. Dengan raut panik tentu saja. Sebab hal ini jelas akan membuat Nina semakin murka.

"Oh, ya? Kalau dengan Mama Nina, lebih cantikan siapa?"

Maria yang sudah emosi mulai menahan diri. Namun dia juga ingin membalikkan keadaan saat ini. Ingin mendapat pengakuan jika dia lebih baik daripada Nina saat ini. Karena dia merasa lebih cantik dari wanita ini. Lebih muda dan seharusnya lebih-lebih yang lain.

"Cantikan Mama, sih. Mama Nina yang paling cantik di rumah ini. Aku mau seperti Mama Nina kalau sudah besar nanti!"

Hunter mulai memeluk Nina. Diikuti River juga. Sebagai pertanda jika River memiliki jawaban yang sama.

Membuat Maria semakin tidak nafsu makan. Lalu meninggalkan ruang makan dengan raut masam. Sehingga kali ini Nina yang harus mengantar si kembar sekolah.

Tbc...

ISTRI BARU SUAMIKU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang