Beberapa bulan kemudian.
Nina dan si kembar semakin dekat. Bahkan mengalahkan kedekatan Maria dengan mereka. Sebab akhir-akhir ini wanita itu jarang keluar kamar. Entah karena apa
Nina yang sudah pernah hamil dan melahirkan tentu merasa wajar. Mungkin karena Maria susah jalan. Sehingga dia lebih memilih untuk bermalas-malasan di kamar. Sembari menunggu waktu lahiran tiba.
"Kita jadi makan mie ayam di depan, Ma?"
Tanya Hunter pada Nina. Karena pasca memiliki potongan rambut yang sama, mereka tampak akrab. Hunter tidak lagi merasa terancam akan kehadiran Nina. Sebab dulu, dia merasa jika wanita itu ingin merebut posisi Maria. Mengingat sebelum menjadi ibunya, Maria pernah menjadi pengasuh juga.
"Iya, Sayang. River mau mie ayam juga?"
"Mau! Pakai ceker dua, ya, Ma?"
Nina mengangguk cepat. Dia jelas merasa senang. Saat melihat si kembar bahagia. Meski hanya karena makan mie ayam yang memang dibatasi maksimal dua kali dalam seminggu saja.
"Pagi Mas Oli! Aku pesan tiga mie ayam seperti biasa, ya?"
Penjual mie ayam yang sejak tadi sudah menatap mereka dari kejauhan mulai mengangguk cepat. Lalu tersenyum lebar. Baru setelahnya berucap panjang.
"Siap Bu Bos! Satu mie ayam porsi biasa, dua mie ayam setengah porsi dengan dua ceker di masing-masing!"
"Keren! Mas Oli sampai hafal pesanan kita."
Hunter dan River tertawa. Lalu duduk di kursi belakang gerobak. Agar mereka bisa melihat proses pembuatan mie ayam.
Tidak lama kemudian pesanan mereka datang. Tiga mangkuk mie ayam yang berisi telur utuh dan satu mangkuk lagi yang berisi ceker enam. Sebab selain si kembar, Nina juga suka ceker mie ayam.
"Minumnya es jeruk less sugar seperti biasa, ya?"
"Siap, Bu!"
Hunter dan River lagi-lagi tertawa saja. Sebab mereka sangat senang beraktivitas bersama Nina dalam dua bulan ke belakang. Karena hanya wanita itu yang berani membawa mereka jalan-jalan hingga malam, apalagi makan di pinggir jalan.
Mengingat saat dengan Maria, hidup mereka benar-benar terjaga. Mereka bahkan tidak pernah terlambat masuk sekolah. Apalagi pulang lebih dari jam dua belas siang. Karena Maria tidak hanya harus laporan pada Indra saja, namun pada Dina juga. Sehingga si kembar kurang mengeksplore dunia luar. Sebab Maria jelas takut melanggar.
"Enak sekali, ya, Ma? Pengen, deh, aku jadi tukang mie ayam kalau sudah besar."
Nina tertawa saat mendengar ucapan River. Anak itu tampak lahap memakan mie ayam. Sembari melirik si penjual yang sedang membuat minuman untuk mereka.
"Boleh, nanti Mama yang bantu jaga. Supaya cekernya tidak dihabiskan."
Nina menatap Hunter yang mulai memakan cekernya. Sebab dia lebih suka memakan makanan yang paling disuka di awal. Agar tidak dimakan saat perut kenyang.
"Hehehe, nanti aku bantu makan."
Mereka tertawa bersama. Membuat si penjual mie ayam ikut tertawa juga. Namun tanpa suara, agar tidak mengganggu mereka.
Selesai mengantar minuman, si penjual mulai mendapat banyak pesanan dari aplikasi warna hijau muda. Karena memang sedang ada banyak diskon di sana. Sehingga dia agak kewalahan.
"Sebentar, ya, Mas? Gasnya habis. Saya beli dulu. Sebentar saja!"
"Tidak apa-apa Mas Oli, saya bantu jaga!"
Seru Nina yang menangkap raut khawatir si penjual. Sebab dia memang berjaga sendirian. Tidak heran jika si penjual agak panik sekarang. Mengingat ada sekitar delapan driver yang datang untuk menjemput pesanan.
Tidak lama kemudian Oliver kembali. Iya. Penjual mie ayam ini memiliki nama yang keren sekali. Dia juga masih muda saat ini. Sehingga kerap mendapat promosi gratis dari pembeli perempuan yang diam-diam memotret si penjual ini.
"Pelan-pelan, Mas. Saya bantu!"
Nina mendekati Oliver yang sedang kesusahan memasang gas. Karena panik jelas saja. Sebab para driver mulai memasang wajah masam. Karena tidak sabar.
"Mas minggir dulu, saya bisa pasangkan."
Oliver menyingkir sebentar. Lalu menatap Nina yang mulai memasang gas. Dengan mudah. Seolah sudah terbiasa. Padahal tubuhnya kecil dan memiliki kulit terawat. Sehingga kecil kemungkinan jika dia pernah bekerja kasar.
Tek...
Api menyala. Membuat Oliver merasa lega. Sekaligus kagum pada wanita di depannya. Wanita yang sudah dua bulan ini menjadi pelanggan mie ayam.
"Mama hebat!"
Seru si kembar sembari bertepuk tangan. Sedangkan Nina mulai mencuci tangan di air keran yang ada di samping gerobak. Sebab warung mie ayam ini berdiri di ruko yang ada di pinggir jalan. Sehingga cukup bersih karena sanitasinya aman.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BARU SUAMIKU [SELESAI]
RomanceNina baru saja bangun dari koma, namun dia harus menerima fakta jika suaminya telah menikahi wanita lain saat dirinya berjuang di antara hidup dan tidak. Menikahi wanita yang sepuluh tahun lebih muda darinya. Wanita yang tidak dia kenal sebelumnya...