32

8.1K 138 13
                                    


Nina mendatangi Maria. Dia datang sendirian. Karena Maria melarang ada orang lain yang ikut serta. Sebab dia ingin bernegosiasi serius dengannya.

"Di mana anak-anakku, Mar? Apa mereka baik-baik saja? Mereka makan dan tidur dengan baik, kan?"

Tanya Nina dengan mata berkaca-kaca. Dia ingin mendekati Maria. Namun tiga pria tinggi menghalangi dirinya.

"Mereka baik-baik saja. Aku tidak mungkin tega menyakiti mereka. Aku yang mengurus mereka sejak bayi merah kalau kamu lupa!"

Nina merasa bersyukur sekarang. Dia senang karena ada sedikit kebaikan di hati Maria. Sehingga dia tidak tega menyakiti anaknya.

"Aku sudah tidak mau berbasa-basi. Aku serius dengan ucapanku kali ini. Kalau sampai ada yang menghubungi polisi, orang tuaku akan menyakiti si kembar saat ini. Aku masih baik karena kamu mau menuruti permintaan--"

"Kamu mau apa sekarang? Akan aku berikan! Apapun yang kamu minta akan aku kabulkan! Asal kamu mau mengembalikan anak-anakku sekarang!"

Pandangan Nina sudah buram karena air mata. Sebab dia benar-benar putus asa. Dia sudah tidak memiliki apapun yang ditawarkan kecuali harta untuk menebus anak-anaknya.

"Tanda tangani ini! Aku ingin perusahaan dan rumah ini!"

Nina yang sudah tahu hal ini akan terjadi tentu mulai mengangguk cepat. Karena dia sudah bisa menebak apa yang wanita itu inginkan. Sebab gelagatnya sudah terbaca oleh beberapa detektif swasta yang pernah dipekerjakan Indra. Karena mereka dipekerjakan dirinya juga sekarang.

"Aku akan menandatangani ini! Asal kamu bawa anak-anakku ke sini!"

Nina meraih pena yang ada di atas meja. Dia juga bersiap menandatangani dua kertas yang ada di depannya. Kertas yang akan menjadi bukti pelimpahan harta yang Maria incar.

"Mereka ada di mobil putih. Aku bawa dua mobil kemari. Mereka ada di mobil yang ada di belakang mobil yang aku naiki."

"Kalau begitu bawa aku ke sana sekarang! Aku tidak akan percaya sebelum aku melihatnya!"

"Ribet, Anjing!"

Maria langsung bangkit dari kursi. Lalu keluar rumah ini. Diikuti tiga penjaga yang masih stand by sejak tadi.

Sedangkan Nina, dia hanya berjalan sendiri. Sebab itu permintaan Maria tadi. Karena tidak ingin ada yang menginterupsi. Termasuk Oliver dan para detektif yang sejak tadi bersembunyi. Karena mereka memiliki rencana sendiri yang baru saja disusun pada beberapa menit terakhir.

Ceklek...

Pintu mobil putih terbuka. Di sana ada si kembar yang sedang tidur pulas. Mereka diapit oleh orang tua Maria yang masing-masing membawa pisau lipat. Pisau yang didekatkan pas pada leher anak-anak.

"Akan aku tandatangani ini semua! Tapi bawa mereka turun sekarang!"

Maria agak ragu. Dia diam cukup lama. Hingga membuat Nina berseru kemudian.

"Aku hanya sendiri, Mar! Aku tidak mungkin membawa kabur mereka tanpa tanda tangan. Kamu tahu sendiri aku tidak butuh harta! Aku hanya butuh mereka! Jadi cepat! Berikan anak-anakku sekarang! Agar aku bisa memberikan keinginanmu juga!"

Orang tua Maria langsung membawa si kembar keluar mobil. Mereka diberikan pada Nina yang kini duduk lesehan di samping mobil. Sembari menangis. Sebab sudah dua hari dia tidak melihat anak-anaknya ini.

Setelah memastikan si kembar masih bernafas, Nina mulai meraih pena dan kertas yang ada di sampingnya. Dia menandatangani dua kertas ini dengan tergesa. Karena sudah tidak kuat berlama-lama berada di bawah tekanan. Mengingat sejak tadi, ada tiga orang yang menodongkan pistol padanya.

"Sudah! Aku harap ini akan menjadi akhir pertemuan kita!"

Maria tidak menjawab. Dia langsung merebut kertas ini dengan kasar. Lalu masuk mobil bersama orang tuanya. Disusul oleh para penjaga juga.

Tbc...

ISTRI BARU SUAMIKU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang